Pada
tumbuhan zat pengatur tumbuh sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan (Abidin,1982). Selain itu zat pengatur tumbuh juga berperan dalam
mempercepat terbentuknya kalus serta proses diferensiasi semua fase pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Heddy, 1986), juga dapat memberikan arah bagi
perkembangan sel tanaman (Pierik, 1987).
Faktor
yang perlu mendapatkan perhatian dalam penggunaan zat pengatur tumbuh antara
lain jenis zat pengatur tumbuh yang akan digunakan, konsentrasi zat pengatur
tumbuh, urutan penggunaannya, dan periode masa induksi yang dilakukan dalam
teknik kultur jaringan tertentu (Gunawan, 1995).
Dalam
kultur jaringan zat pengatur auksin dan sitokinin sangat berpengaruh (Gunawan,
1995). Auksin adalah zat pengatur tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan
kalus. Jenis auksin buatan yang biasa
digunakan adalah IBA, 2,4-D, dan ANA sedangkan yang alami biasa digunakan IAA (Katuuk,
1989). Asam Naftalen Asetat (ANA) adalah senyawa sintetis yang berhasil dibuat.
Senyawa ini tidak mengandung ciri-ciri indole tetapi mempunyai aktifitas
biologis seperti IAA, ANA dan 2,4-D merupakan golongan auksin sintetis yang
mempunyai sifat lebih stabil dari pada IAA karena tidak mudah terurai oleh
enzim-enzim yang dikeluarkan oleh sel atau oleh pemanasan pada proses
sterilisasi.
Sitokinin
alamiah yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah zeatin, 2-iP,
sedangkan untuk sintetik meliputi BAP dan kinetin (Wattimena, 1988).
Tags
Tanaman