Terdapat
beberapa tipe-tipe pacaran. Berdasarkan jarak, Hampton (2004) membagi pacaran
(romantic relationship) menjadi dua tipe yaitu sebagai berikut:
Pacaran jarak dekat (Proximal
Relationship)
Proximal
Relationship dikenal dengan pacaran jarak dekat dimana pasangan tidak
dipisahkan oleh jarak fisik yang berarti oleh karena itu kedekatan fisik
dimungkinkan (Hampton, 2004). Persepsi hubungan jarak jauh atau dekat
tergantung dengan persepsi subjek (Dellman-Jenkins dkk, 1994 dalam Skinner
2005), namun ada beberapa literatur yang membuat standar jarak dekat seperti
kurang dari 60 mil (Shumway, 2004) atau 200 mil (Knox, Zusman, Daniels, &
Brantley, 2002).
Pacaran Jarak Jauh (Long-Distance
Relationship)
Long-Distance
Relationship adalah pacaran yang sering disebut pacaran jarak jauh dimana
pasangan dipisahkan oleh jarak fisik yang tidak memungkinkan adanya kedekatan
fisik untuk periode waktu tertentu (Hampton, 2004). Beberapa penelitian
menggunakan batas jarak jauh sekitar 60 mil (Shumway, 2004) sampai 200 mil
(Knox, Zusman, Daniels, & Brantley, 2002), namun ada pula beberapa
penelitian yang menggunakan batas jarak jauh tergantung dari persepsi subjek
akan hubungan jarak jauh yang dialaminya (Dellman-Jenkins dalam Skinner
2005).
Pengertian Pacaran Jarak Jauh
Dalam
jurnal Perceptions of College Students in Long Distance Relationships (Skinner,
2005) disebutkan bahwa pengertian pacaran jarak jauh berbeda-beda berdasarkan
penelitian yang dilakukan. Mayoritas penelitian menggunakan kriteria “pisah
jarak”, bagaimanapun jarak yang digunakan berbeda-beda.
Contohnya,
Schwebel dkk. (1992) menggunakan 50 mil atau lebih dalam penelitiannya,
sedangkan Lydon, Pierce, and O’Regan (1997) dan Knox dkk. (2002) menggunakan
200 mil atau lebih untuk mendefinisikan pacaran jarak jauh. Penelitian lainnya
menggunakan definisi berdasarkan persepsi partisipan terhadap hubungan tersebut
(Dellman-Jenkins dkk, 1994). Definisi yang berbeda-beda ini menandakan bahwa
banyak faktor yang berperan dalam menentukan apakah suatu hubungan termasuk
hubungan jarak jauh atau bukan dan ada lebih dari satu jenis hubungan jarak
jauh (dalam Skinner, 2005).
Penelitian lainnya (Carpenter & Knox, 1986; Stafford
& Reske, 1990) menetapkan jarak minimum untuk pacaran jarak jauh yang
berkisar dari 100 mil hingga 421 mil, Helgeson (dalam Kidenda, 2002) menyatakan
bahwa pacaran jarak jauh harus diluar area tertentu, sedangkan Stephen (dalam
Kidenda, 2002) mendefinisikan pacaran jarak jauh sebagai hubungan dimana
pasangan berada di negara lainnya.
Holt
& Stone (dalam Kidenda, 2002) menggunakan faktor waktu dan jarak untuk
mengkategorisasikan pasangan yang menjalani pacaran jarak jauh. Berdasarkan
informasi demografis dari partisipan penelitian yang menjalani pacaran jarak
jauh, didapat tiga kategori waktu berpisah (0, kurang dari 6 bulan, lebih dari
6 bulan), tiga kategori waktu pertemuan
(sekali seminggu, seminggu hingga sebulan, kurang dari satu bulan), dan tiga
kategori jarak (0-1 mil, 2-294 mil, lebih dari 250 mil). Dari hasil penelitian
Holt & Stone (dalam Kidenda, 2002) ini, ditemukan bahwa pacaran jarak jauh
dapat dikategorisasikan berdasarkan ketiga faktor tersebut.
Pada
penelitian ini, pacaran jarak jauh didefinisikan sebagai hubungan dimana
pasangan berada di kota lainnya, telah menjalani pacaran jarak jauh minimal 6
bulan dan mengadakan pertemuan maksimal 1 kali per bulan.
Faktor Penyebab Pacaran Jarak Jauh
Kaufmann (2000) menyatakan bahwa
faktor-faktor penyebab individu menjalani pacaran jarak jauh diantaranya:
- Pendidikan. Salah satu faktor penyebab pacaran jarak jauh adalah ketika individu berusaha untuk mengejar dan mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi sehingga hubungan mereka dengan pasangan harus dipisahkan oleh jarak. Stafford, Daly, & Reske (dalam Kauffman, 2000) menyatakan bahwa sepertiga dari hubungan pacaran di dalam universitas yang dijalani oleh mahasiswa merupakan pacaran jarak jauh.
- Pekerjaan. Pacaran jarak jauh juga berhubungan dengan kecenderungan sosial pada saat ini. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah tenaga kerja ke luar negeri (Johnson & Packer dalam Kauffman, 2000) dan juga dengan adanya kondisi mobilitas kerja pada saat ini sehingga dalam usaha pencapaian karir mereka, hubungan percintaan yang terjadi harus dipisahkan oleh jarak.
Tags
Perkembangan Remaja