Terdapat beberapa tipe-tipe perokok. Menurut Silvan
Tomkins Al Bachri (1991), berdasarkan management Of Affect Theory, ada empat
tipe perilaku merokok:
Perokok yang dipengaruhi oleh
perasaan positif
Mereka berpendapat bahwa
dengan merokok seseorang dapat merasakan penambahan rasa yang positif. Green
dalam psychologikal Factor in Smoking (1978) menambahkan 3 subtipe berikut ini:
- Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapati, misalnya merokok setelah minum kopi dan makan.
- Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
- Pleasure of handling the cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Ada juga perokok yang lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.
Perilaku merokok yang dipengaruhi
oleh perasaan negatif
Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,
cemas, atau gelisah. Rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan
rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang
lebih tidak enak.
Perilaku merokok yang adiktif
Green menyebutnya
sebagai kerancuan secara psikologis (psychological addiction). Mereka yang
sudah kecanduan cendrung akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat
setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi
keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena khawatir rokok
tidak tersedia saat ia menginginkannya.
Perilaku merokok yang sudah menjadi
kebiasaan
Mereka menggunakan rokok
sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi sudah
“benar”-”benar” menjadi kebiasaan rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe
ini, merokok sudah menjadi prilaku yang bersifat otomatis, sering kali tanpa dipikirkan
dan tanpa disadari. Ia menghidupkan lagi api rokoknya bila rokok yang terdahulu
telah “benar”-”benar” habis.
Tags
T. Rokok