Terdapat beberapa metode strategi
pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran berbasis masalah, sangat
dianjurkan peran siswa secara aktif dalam pembelajaran dan bekerja secara
kolaboratif dan kooperatif dengan sesama rekannya. Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) adalah belajar secara bersama-sama, saling membantu
antara satu dengan yang lainnya dalam belajar, dan memastikan bahwa setiap
siswa dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan
sebelumnya.
Slavin (1995 dalam Karim, et al, 2007)
mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan kecil siswa yang
bekerja secara bersama untuk belajar dan bertanggung jawab atas kelompoknya.
David dan Johnson (Suhendra, 2005) menyatakan bahwa Cooperative Learning adalah
model pembelajaran dengan kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama guna
memaksimalkan kemampuan mereka dalam belajar satu sama lain berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya. Oleh karena itu secara teoritis pembelajaran
kooperatif membantu berkembangnya suasana kerjasama dalam kelas.
Joyce & Weil (Tonih Feronika, 2004)
menyatakan bahwa salah satu keuntungan dari proses sosial dalam kegiatan
kelompok adalah terbentuknya suasana yang demokratis, penerimaan nilai-nilai
demokratis dan ketaatan pada proses kelompok itu sendiri serta membangun
komitmen siswa terhadap kelompoknya. Komitmen terhadap proses demokrasi
tercermin melalui keterlibatan secara aktif mutual melalui proses yang
kolaboratif dan saling ketergantungan.
Johnson
& Johnson (dalam Suhendra, 2005) mengemukakan syarat-syarat agar
pembelajaran kooperatif dapat berhasil, yaitu:
- Adanya saling ketergantungan positif. Hal ini menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa merasa saling membutuhkan.
- Adanya interaksi tatap muka secara langsung sehingga dapat melakukan dialog dan mengembangkan komunikasi yang efisien.
- Adanya akuntabilitas individu, artinya setiap individu dituntut memberikan andil bagi keberhasilan kelompok.
- Adanya keterampilan menjalin hubungan interpersonal yang berupa keterampilan sosial, yakni berupa tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain secara benar, berani mempertahankan pikiran dengan logis.
Dari beberapa pandangan yang melandasi
pembelajaran berbasis masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah merupakan pembelajaran dimana siswa mengkonstruksi
pengetahuannya dengan melakukakan penemuan langsung saat pembelajaran dan
pembelajaran dikaitkan dengan masalah nyata yang terjadi pada kehidupan
sehari-hari siswa.
Tags
Psikologi Pendidikan