Gross dan Haris (Gross, 2001) mengatakan
bahwa sistem antrian adalah kedatangan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan,
menunggu untuk dilayani jika fasilitas pelayanan (server) masih sibuk,
mendapatkan pelayanan dankemudian meninggalkan sistem setelah dilayani. Pada
umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda-beda
di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas.
Klasifikasi
sistem antrian menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut:
- Sistem pelayanan komersial. Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model-model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko-toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya.
- Sistem pelayanan bisnis-industri. Sistem pelayanan bisnis-industri mencakup sistem produksi, sistem material, handling, sistem pergudangan, dan sistem-sistem informasi komputer.
- Sistem pelayanan transportasi.
- Sistem pelayanan sosial
Sistem pelayanan sosial merupakan
sistem-sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor-kantor dan
perusahaan-perusahan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan
STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain (Subagyo, 2000).
Dalam
sistem antrian terdapat beberapa komponen dasar proses antrian antara lain
adalah:
Kedatangan
Setiap
masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon
untuk dilayani, dan lain-lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses
input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan
cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Karakteristik
dari populasi yang akan dilayani dapat dilihat menurut ukurannya, pola
kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya,
populasi yang dilayani bisa terbatas (finite) dan tidak terbatas (infinite).
pola kedatangan bisa teratur, dapat pula bersifat acak atau random. Menurut
Levin, dkk (2002), variabel acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa
berapa saja sebagai hasil dari percobaan acak. Variabel acak dapat berupa
diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa
nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya
dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak
kontinu.
Pelayanan
Pelayanan
atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu
atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap-tiap fasilitas pelayanan kadang-kadang
disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder,1997). Contohnya, jalan tol dapat
memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu
pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada
penjualan tiket di gedung bioskop. Dalam mekanisme pelayanan ini ada 3 aspek
yang harus diperhatikan yaitu:
- Tersedianya pelayanan. Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya, sehingga saat loket ditutup mekanisme pelayanan terrhenti dan petugas beristirahat.
- Kapasitas pelayanan. Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah pelanggan yang tidak dapat dilayani secara bersama-sama. Kapasitas pelayan yang tidak selalu sama untuk setiap saat, ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah-ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.
- Lama pelayanan. Lama pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seseorang langganan atau satu satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langgannan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai varriabel acak yang terpancar secara bebas dan sama tidak tergantung pada waktu pertibaan.
Antrian
Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat
kedatangan dan proses pelayanan. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan
yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991).
Tags
Psikologi Sosial
hmm bener juga ya
BalasHapus