Penyakit
giardiasis adalah penyait yang disebabkan oleh giardia intestinalis. Giardia
intestinalis (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis)
adalah protozoa parasit flagellata yang menyebabkan penyakit Giardiasis atau
Lambliasis. Parasit ini pertama kali dilihat oleh Van Leeuwenhoek pada tahun
1681. Flagelata ini pertama kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang
memberikan nama “intestinalis”. Kemudian Stiles (1915) memberikan nama baru,
Giardia lamblia.
Parasit ini mempunyai 2 stadium yaitu:
- Stadium trofozoit: Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris bilateral seperti buah jambu monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan dorsal cembung (konveks) dan pipih di sebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung dan menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ia mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior, bentuknya oval dengan kariosom di tengah atau butir-butir kromatin tersebar di plasma inti. Trofozoit ini mempunyai 4 pasang flagel yang berasal dari 4 pasang blefaroplas. Terdapat 2 pasang yang lengkung dianggap sebagai benda parabasal, letaknya melintang di posterior dari batil isap.
- Stadium kista: Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai dinding yang tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista. Kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti; yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub.
G.lamblia
hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum dan
kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Bila kista matang tertelan oleh
hospes, maka akan terjadi ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasma membelah
dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit. Dengan
pergerakan flagel yang cepat trofozoit yang berada di antara villi usus
bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Bila berada pada villi, trofozoit
dengan batill isap akan melekatkan diri pada epitel usus. Trofozoit kemudian
berkembangbiak dengan cara belah pasang longitudinal. Bila jumlahnya banyak
sekali maka trofozoit yang melekat pada mukosa dapat menutupi permukaan mukosa
usus halus (Wolfe, 1992; Farthing, 1999; Hawrelak, 2003). Trofozoit yang tidak
melekat pada mukosa usus, akan mengikuti pergerakan peristaltik menuju ke usus
bagian distal yaitu usus besar. Enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon,
bila tinja mulai menjadi padat, sehingga stadium kista dapat ditemukan dalam
tinja yang padat.
Cara
infeksi dengan menelan kista matang yang dapat terjadi secara tidak langsung
melalui air dan makanan yang terkontaminasi, atau secara langsung melalui
fecal-oral.
Gejala Klinis dan Diagnosis Penyakit
Giardiasis
Gejala
klinis yang disebabkan oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda di
antara penderitanya. Hal ini tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista
yang tertelan, lamanya infeksi, faktor hospes dan parasitnya sendiri (Faubert,
2000).
Giardiasis
bisa muncul sebagai (1) infeksi asimptomatis; (2) diare akut; (3) diare kronik.
Selain diare, terdap juga simptom seperti steatore, kram perut, perut kembung
karena ada gas di dalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja akan
berwarna pucat, berminyak, atau berbau (Hall, 1994). Giardiasis juga
menyebabkan komplikasi yaitu, malnutrisi yang akan menyebabkan gangguan
perkembangan dan pertumbuhan pada infant dan anak usia muda (Farthing, 1996).
Malabsorpsi zat besi juga terdapat pada
infeksi simptomatis (Filer, 1996) dan alergi
ditemukan pada infeksi giardiasis (Di Prisco et al., 1998). Penyakit
pankreas dan hati terjadi pada orang dewasa yang terinfeksi Giardia sp.
(Carroccio et al., 1997; Nakano et al., 1995; Roberts et al., 1998). Walaupun sangat
jarang giardiasis juga dilaporkan berhubungan dengan arthritis (Letts et al.,
1998), arteritis retina dan iridosiklitis (Corsi et al., 1998).
Metode
diagnostik yang standar untuk Giardiasis adalah pemeriksaan tinja dengan
menggunakan teknik SAFC untuk mendeteksi kista dan trofozoit. Trofozoit juga
dapat dijumpai dalam cairan dari duodeno-jejunal junction dengan endoskopi atau
dengan enterotest. Deteksi antigen G.intestinalis dalam tinja segar dengan
teknik IFAT dan ELISA mempunyai sensitivitasa dan spesifisitas yang tinggi
dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopik.
Epidemiologi Penyakit Giardiasis
Giardiasis
adalah infeksi protozoa usus yang common di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 200 juta orang akan terinfeksi setiap
tahun (Swarbrick et al., 1997). Infeksi Giardiasis lebih sering ditemukan di
daerah beriklim tropik dan subtropik daripada di daerah beriklim dingin.
Terutama ditemukan di Rusia, Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko dan
bagian barat Amerika Selatan.
Kista
Giardia sp. secara umum lebih stabil dan bertahan lebih lama dalam lingkungan
pada jangka masa panjang (bulan). Kista ini lebih sesuai bertumbuh pada kondisi
dingin, lembab, dan suhu rendah. Selain itu, kista resisten terhadap klorin,
ozon, dan radiasi ultraviolet (UV). Mendidihkan kista pada suhu 60-70% selama
10 menit akan menurunkan viabilitasnya.
Pengobatan Penyakit Giardiasis
Obat pilihan adalah tinidazol dengan dosis
tunggal 2 gram pada orang dewasa atau 30-35 mg/kg pada anak. Selain itu
giardiasis juga dapat diobati dengan metronidazole, kuinakrin, furazolidon.
Pencegahan Penyakit Giardiasis
Pencegahan
infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene perorangan, keluarga,
dan kelompok., dengan menghindari air minum yang terkontaminasi. Sanitasi air
minum untuk mencegah terjadinya epidemi giardiasis dilakukan dengan metode
coagulation-sedimentation-filtration. Klorinasi air minum untuk mengeliminasi
kista memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak yang lebih lama pada
biasanya. Proteksi individu dapat dilakukan dengan merebus air sampai mendidih
minimal 1 menit. Bila air tidak dapat direbus, dapat diberikan 2-4 tetes
kaporit untuk setiap liter air dan tunggu selama 60 menit sebelum diminum. Bila
airnya dingin dibutuhkan waktu semalam untuk membunuh kista G.intestinalis.
Memanaskan makanan atau makanan yang matang dapat mencegah infeksi kista
G.intestinalis.
Tags
Patologi
makasi, tulasanx sangt membantu sy dlm mengerjakan tugas tp minta tolong dsertakan donk daftar pustakax,,,,
BalasHapus