Penilaian pendidikan karakter pada hakikatnya
adalah evaluasi atau proses pembelajaran secara terus menerus dari individu
untuk menghayati peran dan kebebasannya bersama dengan orang lain dalam sebuah
lingkungan sekolah demi pertumbuhan integritas moralnya sebagai manusia.
Penilaian pendidikan karakter berkaitan erat dengan adanya unsur pemahaman,
motivasi, kehendak, dan praksis dari individu. Pendidikan karakter menjadi
semakin bertumbuh ketika motivasi dalam diri individu menjadi pendorong
semangat bagi perilaku moralnya dalam kebersamaan dengan orang lain. Dari
hakikat inilah kita dapat mengambil kesimpulan tentang tujuan penilaian
pendidikan karakter (Doni Koesoema, 2010).
Penilaian adalah kegiatan untuk menentukan
pencapaian hasil pembelajaran, hasil pembelajaran dapat dikategorikan menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, pisikomotor dan afektif. Setiap peserta didik
memiliki ranah tersebut, hanya kedalamnya tidak sama. Ada peserta didik yang
memiliki keungulan pada ranah kognitif, atau pengatahuan, dan ada yang memiliki
keungulan pada ranah psikomotor atau keterampilan. Namun, keduanya harus
dilandasi oleh ranah afektif yang baik. Pengatahuan yang dimiliki seseorang
harus dimanfaatkan untuk kebaikan masyarakat. Demikian juga keterampilan yang
dimiliki peserta didik juga harus dilandasi oleh ranah afektif yang baik, yaitu
dimanfaatkan untuk kebaikan orang (Noeng Muhadjir dan Burhan Nurgiantoro, 2011).
Lanjutnya karakter yang baik melibatkan
pemahaman, perhatian, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai etika. Pendekatan
yang holistik terhadap pengembangan karakter oleh karenanya mencari untuk
mengembangkan kognitif, emosi, dan aspek perilaku dari hidup moral. Peserta
didik berkembang untuk memahami nilai inti dengan mempelajarinya,
mendiskusikannya, mengamati model perilaku, dan memecahkan masalah yang
mencakup nilai-nilai. Jadi, peserta didik harus paham nilai inti dan komitmen
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari (Noeng Muhadjir dan Burhan
Nurgiantoro, 2011).
Dalam Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional (2010: 10) dijelaskan Untuk mengukur
tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan
dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
Penilaian
keberhasilan tersebut dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
- Menetapkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati
- Menyusun berbagai instrumen penilaian
- Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator
- Melakukan analisis dan evaluasi
- Melakukan tindak lanjut.
Secara praktis ada hal-hal yang memang secara
objektif bisa dipakai sebagai kriteria untuk menilai apakah pendidikan karakter
telah berhasil dilaksanakan atau tidak. Objektif yang dimaksud disini adalah data-data
dan fakta-fakta, entah berupa tindakan maupun dampakdampak dari keputusan yang
dapat diverifikasikan oleh semua. Kriteria dan objek yang dibahas disini hanya
berkaitan dengan hal-hal yang bisa secara objektif dipakai sebagai pedoman penilaian
pendidikan karakter di sekolah. Dari data-data dan fakta ini kita dapat melihat
sejauh mana siswa dan individu di dalam sekolah telah melaksanakan pendidikan karakter
(Doni Koesoema, 2010).
Tags
Psikologi Pendidikan