Pada
pendekatan tes theory classic (classical test theory/CTT), pengertian validitas
adalah sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukannnya pengukuran tersebut, sehingga pengertian
validitas terlihat berkaitan sangat erat dengan tujuan pengukuran (Azwar,
2005).
Sejalan
dengan Azwar (2005), Kumar (2009) memberikan pengertian validitas sebagai suatu
tes mengambarkan ketepatan alat ukur mengukur apa yang akan diukur dengan
membandingkan alat ukur tersebut dengan standar atau kriteria yang telah
ditetapkan. Artinya suatu tes valid untuk suatu tujuan khusus dan tidak tidak
dapat digeneralisasikan untuk tujuan lain. Oleh karena itu, tidak ada validitas
yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya
merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian,
pernyataan valid terhadap suatu pengukuran harus diikuti oleh keterangan yang
menunjuk kepada tujuan awal pengukuran serta kelompok subjek yang mana yang
hendak diukur (Azwar, 2005).
Selain
itu, suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat
akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat. Artinya pengukuran
tersebut dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya di
antara subjek yang satu dengan yang lain.
Jenis-Jenis Validitas
Berdasarkan
sifat dan fungsi setiap tes, validitas dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu
validitas isi, validitas konstrak, dan validitas berdasarkan kriteria (Azwar,
2005).
Validitas Isi
Validitas
isi menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan
isi objek atau ciri atribut yang hendak diukur. Validitas isi ini diestimasi
lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional
judgement. Dengan kata lain validitas isi sangat tergantung pada penilaian
subjektif individual dan tidak melibatkan perhitungan statistik. Validitas isi
terbagi menjadi dua tipe, yaitu validitas muka dan validitas logik.
Validitas Konstrak
Validitas
konstrak menunjukkan sejauhmana tes mencakup suatu trait atau konstrak teoritik
yang hendak diukur (Allen & Yen, dalam Azwar, 2005). Kontrak psikologis
tidak dapat diobservasi secara langsung. Konstrak ini didefinisikan sebagai
hasil dari percobaan atau imajinasi secara ilmiah, suatu ide yang dikembangkan
untuk mengkategorikan dan menjelaskan dari tingkah laku yang dapat diamati
secara langsung (Crocker & Algina, 2005). Lord & Novick (dalam Crocker
& Algina, 2005) menyatakan ada dua cara dalam mendefinisikan konstrak,
yaitu dengan mendefinisikan secara operasional dan melakukan korelasi yang
spesifik antara konstrak yang diukur dengan konstrak atau variabel lainnya.
Pengujian
validitas konstrak merupakan proses yang berlangsung terus berlanjut sejalan
dengan perkembangan konsep mengenai konstrak atau trait yang diukur (Azwar,
2005). Pengujian validitas konstrak umumnya memerlukan teknik analisis
statistik yang lebih kompleks, tetapi hasil estimasi validitas konstrak tidak
dinyatakan dalam bentuk suatu koefisien validitas.
Prosedur pengujian validitas ini
berangkat dari hasil komputasi interkorelasional diantara berbagai hasil tes
dan kemudian dianalisis lebih lanjut terhadap matriks korelasi yang diperoleh
melalui dua pendekatan, yaitu analisis faktor dan multitrait-multimethod
(Azwar, 2005).
- Analisis faktor. Analisis faktor merupakan kumpulan prosedur matematik yang kompleks guna menganalisis hubungan diantara variabel-variabel dan menjelaskan hubungan tersebut dalam bentuk kelompok variabel yang terbatas yang disebut faktor. Pada dasarnya, koefisien korelasi yang tinggi diantara dua tes menunjukkan bahwa kedua tes mengukur suatu faktor yang sama (Azwar, 2005).
- Analisis multitrait-multimethod. Campbell dan Fiske (dalam Crocker & Algina, 2005) menggambarkan pendekatan ini sebagai ketepatan tes mengukur suatu konstrak dilihat dari keakuratan atau korelasi tes dengan konstrak yang sama secara teoritis dan korelasi tes dengan tes yang mengukur konstrak yang lain. Setiap koefisien korelasi diidentifikasi dengan tiga cara, yaitu: (a) Koefisien reliabilitas Korelasi antara dua pengukuran konstrak yang sama dan menggunakan metode yang sama secara ideal akan berkorelasi tinggi, (b) Koefisien validitas konvergen Korelasi antara pengukuran konstrak yang sama tetapi menggunakan metode pengukuran yang berbeda akan menghasilkan korelasi yang tinggi, namun perbedaan metode memiliki kemungkinan untuk tidak berkorelasi secara lebih baik, (c) Koefisien validitas diskriminan Korelasi antara pengukuran konstrak yang berbeda menggunkan metode pengukuran yang sama (heterotrait-monomethod coefficient) atau korelasi antara konstrak dan cara pengukuran yang berbeda (heterotrait- heteromethod coefficints) secara ideal memiliki reliabilitas atau koefisien validitas yang rendah.
- Validitas Berdasarkan Kriteria. Validitas berdasar kriteria merupakan sejauhmana hasil pengukuran suatu alat tes sama atau mirip dengan hasil pengukuran dengan tes yang lain yang dijadikan sebagai kriteria (Suryabrata, 2005). Dalam validasi tes berdasar kriteria, umumnya tes yang akan diuji validitasnya disebut sebagai prediktor. Prosedur validasi berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas, yaitu: (a) Validitas prediktif --- Estimasi validitas prediktif sangat penting artinya bila tes yang dimaksud berfungsi sebagai prediktor bagi performansi diwaktu yang akan datang (Azwar, 2005), (b) Validitas konkuren --- Estimasi validitas konkuren dilakukan apabila skor tes dan skor kriterianya dapat diperoleh dalam waktu yang sama. Azwar (2007) mengatakan bahwa sebagian besar faktor kriteria dalam estimasi validitas konkuren ialah skor tes lain yang biasanya sudah teruji dan terstandar dengan baku.
Tags
Psikodiagnostik