Pengertian
reliabilitas adalah penerjemahan dari kata reliability yang menyatakan
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya,
namun pada intinya konsep reliabilitas memiliki makna sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2005).
Menurut
Anastasi &Urbina (2006) reliabilitas suatu tes merujuk pada konsistensi
skor yang di peroleh oleh individu yang sama ketika diberikan tes ulang yang
sama atau seperangkat tes yang ekivalen dengan tes sebelumnya pada kondisi yang
berbeda.
Suryabrata
(2005) menyatakan bahwa reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya, yang mana hal ini ditunjukkan
oleh taraf konsistensi skor yang diperoleh para subjek yang diukur dengan alat
yang sama atau minimal setara, dalam kondisi yang berbeda. Oleh sebab itu,
konsepsi mengenai reliabilitas berkaitan dengan derajat konsistensi antara dua
perangkat skor tes, maka rumus reliabilitas selalu dinyatakan dalam bentuk koefisien
korelasi (Azwar, 2005).
Bentuk Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas
alat ukur yang juga menunjukkan eror pengukuran yang tidak dapat ditentukan
secara pasti, hanya dapat diestimasi (Suryabrata, 2005). Estimasi reliabilitas
dapat dilakukan melalui beberapa metode berdasarkan CTT, yaitu pendekatan tes
ulang, pendekatan tes paralel, dan pendekatan konsistensi internal (Azwar, 2005
dan Suryabrata, 2005).
Pendekatan tes ulang
Pendekatan
tes ulang adalah salah satu dari pendekatan pertama yang pantas dan mudah untuk
mengestimasi reliabilitas dari suatu skor tes (Murphy dan Davidshofer, 2003).
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menyajikan tes dua kali pada suatu
kelompok yang sama dalam rentang waktu tertentu, minsalnya dua minggu
(Suryabrata, 2005). Asumsinya adalah suatu tes yang reliabel akan menghasilkan
skor tampak yang relatif sama apabila diberikan dua kali tes dalam waktu yang
berbeda pada sekelompok subjek yang sama (Azwar, 2005). Sehingga akan diperoleh
dua distribusi skor dari kelompok tersebut. Korelasi antara dua skor pada dua waktu yang berbeda tersebut disebut
koefisien reliabilitas (r) (Kumar, 2009).
Pendekatan
tes ulang ini dapat dikatakan baik secara teori, namun dalam prakterknya
mengandung kelemahan, yaitu kondisi subjek pada tes kedua tidak lagi sama dengan
kondisi subjek pada tes pertama baik dari proses belajar, perubahan motivasi,
pengalaman, sehingga pendekatan ini lebih baik digunakan bila objek ukur berupa
keterampilan, terutama keterampilan fisik (Suryabrata, 2005). Menurut Azwar
(2005), pendekatan tes ulang cocok digunakan hanya bagi tes yang mengukur aspek
psikologis yang relatif stabil dan tidak mudah berubah.
Rumus
yang dapat digunakan untuk menentukan reliabilitas tes ulang adalah Pearson
product-moment (Kumar, 2009).
Pendekatan tes paralel
Pendekatan
reliabilitas bentuk paralel dilakukan dengan memberikan dua bentuk tes yang
paralel pada sekelompok subjek, yaitu tes yang memiliki tujuan ukur yang sama
dan isi aitem yang setara secara kualitas maupun kuantitas (Azwar, 2005).
Pendekatan ini juga disebut sebagai alternate form yang digunakan untuk
mengatasi kelemahan pendekatan tes ulang (Kumar, 2009). Asumsinya, dua tes yang
paralel akan menghasilkan skor tes yang berkorelasi tinggi satu sama lain dan
memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi.
Keuntungan
pendekatan ini adalah dapat mengurangi efek-efek praktis yang mungkin terjadi
pada tes ulang seperti proses belajar dan pengalaman, namun kelemahan
pendekatan ini adalah sulitnya menyusun perangkat tes yang paralel (Kumar,
2009). Menurut Azwar (2005), dua tes yang paralel hanya ada secara teoritis,
tidak benar-benar paralel secara empirik. Rumus yang dapat digunakan untuk
menentukan reliabilitas tes ulang adalah korelasi Pearson product moment
(Azwar, 2005).
Pendekatan konsistensi internal
Pendekatan
ini dilakukan dengan memberikan satu bentuk tes dengan sekali penyajian kepada
sekelompok subjek yang bertujuan melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam tes
tersebut serta menghindari masalah- masalah pada pendekatan tes ulang dan
paralel. Seperangkat tes diberikan kepada sekelompok subjek satu kali sehingga
diperoleh satu distribusi skor tes dari kelompok subjek tersebut. Untuk itu,
prosedur analisis reliabilitasnya diarahkan pada analisis terhadap aitem-aitem
atau terhadap kelompok-kelompok aitem dalam tes itu sehingga perlu dilakukan
pembelahan tes menjadi beberapa kelompok aitem yang disebut belahan tes. Cara
pembelahan tes disesuaikan dengan sifat dan fungsi tes serta jenis skala
pengukuran yang digunakan dalam tes tersebut yang kemudian akan menentukan
rumusan atau rumus yang dapat digunakan dalam menghitung koefisien
reliabilitasnya. Setiap cara pembelahan tes hendaknya mengusahakan agar antar
belahan memiliki jumlah aitem sama banyak, indeks kesukaran seimbang, isi
sebanding, dan tujuan ukur yang sama atau dalam artian pembelahan aitem
memenuhi ciri-ciri paralel (Azwar, 2005).
Tags
Psikodiagnostik