Menurut O. Sears. Peplau, dan Taylor
pengertian perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas, segala bentuk
tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa
memperdulikan motif-motif si penolong.
Pengertian perilaku prososial adalah segala
bentuk tindakan positif yang diberikan pada orang lain tanpa keinginan untuk
memperoleh imbalan untuk kepentingan diri sendiri (Edwin P Holiander).
Perilaku prososial adalah sebagai tindakan
sosial, rasa perhatian, penghargaan, kasih sayang, kesetiaan, serta bantuan
yang diberikan pada orang lain yang dilakukan dengan suka rela tanpa pamrih (C.Z.Waxler,E.M.Cumings
Bord R.Iannoti).
Perilaku prososial ialah tindakan sukarela
yang dilakukan sesorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa
mengharapkan imbalan apa pun atau perasaan telah melakukan kebaikan (David
O.Sears. dkk, 1991).
Perilaku prososial berkisar dari tindakan
yang tidak mementingkan diri sendiri atau tanpa pamrih sampai tindakan menolong
yang sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan diri sendiri (Rusthon, 1980).
Robert A. Baron dan Donn Byrne (2004)
mengungkapkan bahwa perilaku prososial dapat didefinisikan sebagai perilaku
yang memiliki konsekuensi positif orang lain. Myers. Mengatakan bahwa perilaku
adalah kepedulian dan pertolongan pada orang lain yang dilakukan secara suka
rela dan tidak mengharapkan imbalan apapun.
Dalam pandangan psikologi sosial perilaku
prososial disebabkan oleh beberapa faktor, maksud pemahaman kita tentang
perilaku prososial berasal dari beberapa perspektif teoritis yang luas.
Adapun
teori teori yang berkenaan dengan prososial diantaranya sebagai berikut:
Teori Behaviorisme
Kaum behavioris mengemukakan alasan manusia
memiliki jiwa penolong karena seseorang diajarkan oleh lingkungan (masyarakat)
untuk menolong dan untuk prbuatan itu masyarakat menyediakan ganjaran positif, sehingga
hal ini memaksakan pentingnya atas proses belajar. Dalam masa perkembangan anak
mempelajari norma masyarakat tentang tindakan menolong.dirumah, disekolah dan
di lingkungan masyarakat mengajarakan pada anak bahwa mereka harus menolong
orang lain.
Stimulus respon diperkuat oleh sebuah reward
(hadiah) dan punishment (hukuman).
Teori Pertukaran Sosial
(Social Exchange Theory)
Dalam perkembangannya yang lebih baru, teori
ini pada dasarnya adalah prinsip sosial ekonomi. Setiap tindakan dilakukan
orang dengan mempertimbangkan untung ruginya. Bukan harus dalam arti material
atau finansial, melainkan juga dalam bentuk psikologis seperti memperoleh informasi
pelayanan, status, penghargaan, perhatian dan kasih sayang. Yang dimaksudkan
dengan keuntungan adalah hasil yang diperoleh lebih besar dari pada usaha yang
dikeluarkan, sedangkan yang dimaksud dengan rugi adalah jika hasil yang
diperoleh lebih kecil dari usaha yng dikeluarkan.
Berdasarkan prinsip sosial ekonomi ini setiap
perilaku pada dasarnya dilaksanakan dengan menggunakan strategi minimax, Yaitu
meminimalkan usaha dan memaksimalkan hasil agar di peroleh keuntungan yang
sebesar-besarnya. Perilaku menolong menurut teori ini tidak lepas dari strategi
minimax, karena itulah perilaku menolong biasanya mengikuti pola tertentu
dengan mempertimbangkan hasil dan kerugian yang diperoleh dari perilaku menolong.
Teori Empati
Dalam teori ini mengatakan bahwa egoisme dan
simpati berfungsi bersama -sama dalam perilaku menolong, dari segi egoisme,
perilaku menolong dapat mengurangi ketegangan diri sendiri, sedangkan dari segi
simpati. Perilaku menolong dapat mengurangi penderitaan orang lain, gabungan
dari keduanya dapat menjadi empati, yaitu ikut merasakan penderitaan orang lain
sebagai penderitaanya sendiri.
Teori Norma Sosial
Menurut teori ini, orang menolong karena
diharuskan oleh norma-norma masyarakat.
Ada
tiga macam norma sosial yang biasnya dijadikan pedoman untuk berperilaku
menolong, yaitu:
- Norma timbal balik ( reciprocity norm). Teori ini dikemukakan oleh Alvin Goulner seseorang tokoh sosiologi dan dalam teori ini, ia berpendapat bahwa kita harus menolong orang lain yang menolong kita. Jika kita sekarang menolong orang lain, maka kita pada suatu saat akan ditolong orang pula.
- Norma tanggung jawab sosial (social responsibility norm). Dalam teori ini mengatakan bahwa kita wajib menolong orang lain tanpa mengharapkan balasan apapun, dimasa depan sebagai rasa tanggung jawab dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Norma ini menentukan bahwa seharusnya kita membantu orang lain, sebab aturan agama dan moral dimasyarakat menekankan kewjiban untuk saling bantu-membantu dan menolong orang lain.
- Norma keseimbangan (harmonic norm). Ini berlaku didunia timur mengatakan bahwa seluruh alam semesta harus berada dalam keadaan yang seimbang, serasi dan selaras. Manusia harus membantu untuk mempertahankan keseimbangan itu antara lain dalam bentuk perilaku menolong.14
Teori Evolusi
Teori ini beranggapan bahwa prososial adalah
dermi survival yakni mempertahankan jenis dalam evolusi.
Dalam
prososial kecenderungan untuk menolong orang lain, mempunyai nilai kelangsungan
hidup yang tinggi bagi gen individu yang lain:
- Perlindungn kerabat (kin protection). Hal ini menunjukkan bahwa secara alamiah setiap orang memang cenderung membantu dan menolong orang lain yang ada pertalian darah dan orang-orang yang terdekat dengan dirinya seperti dalam sebuah pengamatan dalam berbagai bencana alam, musibah, dan peperangan diketahui bahwa orang cenderung memberi pertolongan dalam urutan perioritas tertentu, yakni anak-anak lebih didahulukan dari pada orang tua, keluarga lebih didahulukan dari pada orang lain, kenalan lebih didahulukan dari pada orang asing, hal ini membuktikan bahwa dalam perilaku altruisme terdapat naluri perlindungan kekerabatan.
- Timbal balik biologik (Biological resprocity). Dalam teori evolusi inipun ada prinsip timbal balik, yaitu seseorang cenderung menolong orang lain guna memperoleh pertolongn kembali pada suatu masa yang akan datang.
- Orientasi seksual. Sacains dan fichter, mengemukakan bahwa dalam rangka mepertahankan jenis ternyata kawan homoseksual lebih cenderung memiliki altuisme yang lebih besar dari pada orang-orang heteroseksual. Penjelasan dari kenyataan ini adalah kemungkinan bahwa kawan homoseksual lebih memerlukan pertolongan dalam rangka mempertahankan jenisnya dari pada orang yang heteroseksual.
Teori Perkembangan Kognisi
Menurut paham ini tingkat perkembangan kognitif
akan berpengruh pada perilaku altruisme. Pada anak perilaku menolong lebih
didasarkan, kepada pertimbangan hasil. Semakin dewasa anak itu semakin tinggi kemampuannya
untuik berfikir abstrak, semakin mampu ia untuk mempertimbangkan usaha atau
biaya yang harus ia korbankan. Untuk perilaku menolong itu jika seseorang
merasa mampu, maka ia cenderung menolong jika seseorang merasa tidak mempu maka
seseorang cenderung utuk tidak menolong.
Tags
Psikologi Sosial