Pengertian komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang dilakukan manusia dalam kelompok tertentu. Ada
begitu banyak pengertian maupun berbagai definisi mengenai seluk beluk
komunikasi kelompok.
Berikut ini adalah
beberapa pengertian kemunikasi kelompok yang diberikan oleh para ahli:
Peter
L. Berger (1991)
Komunikasi kelompok
merupakan hubungan antara manusia dengan masyarakat secara dialektis dalam
eksternalisasi, obyektifitas, dan internalisasi. Ekternalisasi adalah
pencurahan kehadiran manusia, baik dalam aktifitas maupun mentalitas. Melalui
eksternalisasi, manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Obyektifitas adalah disandangnya produk-produk aktifitas suatu realitas yang
berhadapan dengan para produsennya (manusia) dalam suatu kefaktaan yang
eksternal terhadap yang lain, dari pada podusennya sendiri. Internalisasi
adalah peresapan kembali realitas oleh manusia dan mentranformasikannya sekali
lagi struktur-struktur dunia obyektif ke dalam struktur-struktur kesadaran
subyektif.
Elwood
Murray
Komunikasi kelompok
dapat dikatakan sebagai disiplin karena komunikasi kelompok ini mempunyai ruang
lingkup, menunjukkan kemajuan dalam pengembangan teori serta mempunyai
metodologi riset, kritik, dan penerapan.
Carl
E. Larson dan Alvina A. Goldberg
Komunikasi kelompok
adalah salah satu dari sejumlah kecil disiplin ilmu yang mempunyai penerapan
dan kritik sebelum mempunyai suatu lingkup yang jelas, teori ataupun metodologi
riset (Lubis, 2007).
Sendjaja (2002)
menjelaskan bahwa Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human
Communiation, A Revisian of Approaching Speech/Comumunication, memberi batasan
komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu
guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi,
pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota kelompok dapat
menumbuhkan karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (the
face-to-face interaction of three or more individuals, for a recognized purpose
such as information sharing, self-maintenance, or problem solving, such that
the members are able to recall personal characteristics of other members
accurately).
Ada empat elemen yang
tercakup dalam definisi di atas, yaitu interaksi tatap muka, jumlah partisipan
yang terlibat dalam interaksi, maksud atau tujuan yang dikehendaki dan
kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota
lainnya.
Kita mencoba membahaas keempat elemen
dari batasan tersebut dengan lebih rinci:
- Terminologi tatap muka (face-to face) mengandung makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan juga harus dapat mengatur umpan balik secara verbal maupun nonverbal dari setiap anggotanya. Batasan ini tidak berlaku atau meniadakan kumpulan individu yang sedang melihat proses pembangunan gedung/bangunan baru. Dengan demikian, makna tatap muka tersebut berkait erat dengan adanya interaksi di antara semua anggota kelompok.
- Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3 sampai 20 orang. Pertimbangannya, jika jumlah partisipan melebihi 20 orang, kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi di mana setiap anggota kelompok mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Dan karenannya kurang tepat untuk dikatakan sebagai komunikasi kelompok.
- Maksud atau tujuan yang dikehendaki sebagai elemen ketiga dari definisi di atas, bermakna bahwa maksud atau tujuan tersebut akan memberikan beberapa tipe identitas kelompok. Kalau tujuan kelompok tersebut adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan dimaksudkan untuk menanamkan pengetahun (to impart knowledge). Sementara kelompok yang memiliki tujuan pemeliharaan diri (self-maintenance), biasanya memusatkan perhatiannya pada anggota kelompok atau struktur dari kelompok itu sendiri. Tindak komunikasi yang dihasilkan adalah kepuasan kebutuhan pribadi, kepuasan kebutuhan kolektif/kelompok bahkan kelangsungan hidup dari kelompok itu sendiri. Dan apabila tujuan kelompok adalah upaya pemecahan masalah, maka kelompok tersebut biasanya melibatkan beberapa tipe pembuatan keputusan untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
- Elemen terakhir adalah kemampuan anggota kelompok untuk menumbuhkan karateristik personal anggota lainnya secara akurat. Ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan dengan satu sama lain dan maksud/tujuan kelompok telah terdefinisikan dengan jelas, di samping itu identifikasi setiap anggota dengan kelompoknya relatif stabil dan permanen.
Tags
Komunikasi