Banyak pengertian iklim sekolah yang
dikemukakan oleh para ahli. Salah satu definisi iklim sekolah yang dikemukakan
oleh Hoy (2002) adalah sebagai berikut: School
climate is a general term that refers to the feel, atmosphere, tone, ideology,
or milieu of a school. Just as individuals have personalities, so too do
schools; a school climate may be thought of as the personality of a school.
Berdasarkan pengertian iklim sekolah di atas,
diketahui bahwa iklim sekolah merupakan istilah umum yang mengacu pada
perasaan, atmosfir, sifat, ideologi, atau lingkungan pergaulan sekolah. Seperti
halnya individu yang memiliki kepribadian, sekolah juga demikian. Iklim sekolah
dapat dipandang sebagai kepribadian suatu sekolah.
Dalam buku terdahulunya, Educational Administration, Hoy dan Miskel (1978) mengartikan iklim
sekolah sebagai: The set of internal characteristics
that distinguishes one school from another and influence the behavior of the
people in its called the organizational climate”.
Pengertian tersebut menegaskan bahwa iklim
organisasi merupakan seperangkat karakteristik internal yang membedakan antara
satu sekolah dengan sekolah yang lainnya. Karakteristik tersebut juga mempengaruhi
perilaku orang-orang yang ada dalam sekolah tersebut. Gul (2008) menyatakan
bahwa iklim organisasi dapat dipandang sebagai faktor yang berada di pusat
lingkaran yang meliputi budaya, ekologi, individu, organisasi, dan sistem
sosial yang mengelilingi organisasi dan sebagai suatu insititusi yang
dipengaruhi olehnya. Iklim yang mengelilingi organisasi ditunjukkan dengan
perhatian yang baik dari anggota organisasi dan tingkat loyalitasnya terhadap
organisasi. Iklim sekolah juga dapat dipandang sebagai suasana hubungan antar
personil yang ada di sekolah.
Hal tersebut dapat dilihat dari definisi iklim
sekolah yang dikemukakan oleh Emmons (Scherman, 2002) dalam pernyataannya
sebagai berikut: School climate is the
quality and frequency of interaction that take place between the educators and
learners, between the learners themselves, between the educators, between the
principal and the learners, between the staff at the school, and parents and finally
the broader community.
Berdasarkan pengertian di atas, diketahui
bahwa iklim sekolah merupakan kualitas dan frekuensi interaksi di antara guru,
di antara siswa, di antara pendidik, di antara kepala sekolah dengan
pembelajar, di antara staf di sekolah, di antara orang tua dan komunitas yang
lebih luas.
Pendapat lainnya yang senada dikemukakan oleh
Quinones (Scherman, 2002) yang menyatakan: “….School climate as the quality of life and human interaction within
school setting.” Pendapat tersebut menyatakan bahwa iklim sekolah merupakan
kualitas hidup dan kualitas interaksi dalam seting sekolah.
Definisi iklim sekolah yang lebih spesifik
dan konkret dikemukakan oleh Sweeney (Scherman, 2002) yang menyatakan: “…… climate within in a school can be seen as
reflecting the “feel” or the “shared meanings” of the people who work and learn
within the school.” Iklim dalam suatu sekolah dapat dipandang sebagai
refleksi perasaan atau makna bersama dari orang-orang yang bekerja dan belajar
di sekolah.
Definisi iklim sekolah yang cukup
komprehensif dikemukakan oleh Scherman (2002) yang menyatakan: … School climate was viewed as the atmosphere
of the school, the attitude of and interaction of the principal, educators and
learners that influence their perception and affects their behavior towards one
another within the school setting.
Iklim sekolah dapat dipandang sebagai
atmosfir sekolah, sikap dan interaksi kepala sekolah, pendidik dan peserta
didik yang mempengaruhi persepsi, sikap perilaku terhadap orang lain dalam
lingkungan sekolah. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa iklim sekolah adalah karakteristik khas dalam bentuk perasaan, makna
bersama, dan atmosfir yang dirasakan oleh kepala sekolah, guru, peserta didik,
staf dan orang tua siswa yang berinteraksi satu sama lain.
Tags
Psikologi Pendidikan