Pengertian bunyi adalah gelombang yang timbul
dari getaran moleku-molekul benda yang saling beradu sama lain dan
terkoordinasi. Gelombang tersebut akan meneruskan energi dan sebagian
dipantulkan kembali. Dalam perambatannya bunyi memerlukan media. Media tempat
gelombang bunyi merambat harus mempunyai massa dan elastisitas. Pada umumnya
medianya adalah udara. Gelombang bunyi tidak di rambatkan di ruang hampa.
Kecepatan rambatan bunyi melalui udara sebesar ±340 meter/detik. Pada medium
yang berbeda, kecepatan bunyi dapat meningkat. Melalui air kecepatan bunyi
dapat meningkat ±4 kali, dan melalui besi menjadi ±14 kali lebih besar
(Bashiruddin J, 2002).
Gelombang bunyi disebarkan ke berbagai arah
di udara. Apabila suatu benda bergetar, maka getaran tersebut akan diteruskan
ke lapisan udara disekitarnya dan selanjutnya dirambatkan terus ke lapisan
udara yang lebih jauh, begitu seterusnya. Di udara, getaran melakukan
pemampatan (compression) dan perenggangan (rarefaction) yang timbul bersamaan
dengan getaran sumber bunyi. Di daerah pemampatan, tekanan udara lebih tinggi
dari normal. Bila sumber bunyi berhenti bergetar, maka udara akan kembali ke keadaan
awal (status istirahat) dan penyebaran tekanan yang cepat akan berhenti. Jenis
getaran bunyi dapat di bedakan menjadi getaran selaras dan getaran tak selaras
(Bashiruddin J, 2002).
Getaran selaras adalah getaran harmonik sederhana
atau di kenal juga dengan getaran sinusoidal. Contohnya adalah garpu tala yang
bergetar. Sedangkan contoh getaran tidak selaras dikenal sebagai bunyi bising,
desis, gemeretak, desir atau detakan. Bunyi yang dapat didengar memiliki
periode 1/20 sampai 1/15.000 detik, tergantung dari frekuensi getarannya (Dobie
R , 1998).
Frekuensi adalah jumlah getaran per detik.
Jika suatu periode berakhir selama 1/100 detik, maka berarti terdapat 100
getaran (cycle/siklus). Di Eropa, satuan ini di sebut Hertz dan di singkat Hz,
untuk menghormati ahli fisika Jerman yang bernama Heinrich Hertz. Selanjutnya
terminologi ini di berlakukan oleh Badan Standar Internasional (International
Standard Association) untuk dibakukan. Frekuensi merupakan suatu besaran fisik
yang dapat diukur dengan pasti (Ballenger, 1996).
Bila dua garpu tala mempunyai frekuensi yang
sama kita bunyikan dengan kekuatan yang berbeda, maka akan terdengar bahwa
salah satu akan berbunyi lebih keras. Garpu tala yang dipukul lebih keras akan
terjadi gerakan maksimum yang berkaitan dengan perubahan tekanan udara yang
lebih tinggi. Secara sederhana keadaan ini disebut Amplitudo-nya lebih besar.
Perbedaan tekanan udara inipun dapat diukur secara tepat karena juga merupakan
besaran fisik. Satuan tekanan udara = 1 dyne/cm2 = mikrobar (Mills
JH, 1998).
Bunyi dapat dibedakan dalam 3 rentang
frekuensi yaitu 0-20 Hz (infrasonik), 20-18.000 Hz (sonik), dan >18.000 Hz
(ultrasonik). Infrasonik tidak dapat dideteksi oleh telinga manusia, biasanya
ditimbulkan oleh getaran tanah, bangunan maupun truk dan kendaraan besar. Bila
getaran dengan frekuensi infra mengenai tubuh akan menyebabkan resonansi dan
akan terasa nyeri pada beberapa bagian tubuh. Frekuensi dari 20-18.000 Hz
merupakan frekuensi yang dapat dideteksi telinga manusia. Frekuensi di atas
20.000 Hz, dalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu pengobatan,
penghancuran dan diagnosis (P.W.Alberti, 1997).
Untuk membuat udara bergetar dibutuhkan
energi. Energi sebanding dengan tekanan per satuan luas. Daya yang di butuhkan
untuk menghasilkan bunyi yang mulai terdengar adalah 10-16 watt/cm2
(Wright A., 1997).