Pendidikan
seks di sekolah perlu diberikan kepada siswa-siswa agar mampu mengetahui secara
gamblang fungsi organ seks. Pendidikan seks di sekolah tersebut diberikan
secara terintegrasi dalam mata pelajaran seperti agama, olahraga, biologi,
sosiologi, dan antropologi. Infornmasi yang diberikan lebih kompleks dari yang
diberikan orang tua, sehingga bantuan sekolah untuk melengkapi dam menambah
pengetahuan remaja tentang seks sangat bermanfaat dan lebih efektif (Rahmad dan
Fachrudin, 2000).
Fale-Hobson
(Yeni,1996) menyatakan bahwa pendidikan seks di sekolah meliputi pengjaran
kepada anak untuk berperan sesuai jenis kelaminnya, mendiskusikan cara
berhubungan dengan lawan jenis berdasarkan nilai kesopanan, memperkenalkan anak
tentang perkembangan peranan seks, menggunakan peralatan audio-visual untuk
membantu mempelajari perkembangan peran seks dan memperkenalkan berbagai macam
peran seks antara laki-laki dan perempuan.
Menurut
Yeni (1996) dalam memberikan pendidikan seks di sekolah, perlu diperhatikan
peran dari guru dan isi dari pendidikan seks itu sendiri (Tukan, 1993).
Beberapa peran yang harus dilakukan guru tersebut adalah membantu anak didik
untuk menyeleksi lingkungan sosial dan orang-orang yang tepat untuk
perkembangan mereka, membantu anak untuk memahami bahwa lingkungan social dan
orang-orang tersebut sesuai dengan mereka dan menerimanya sebagai bagian dari
mereka serta membantu anak memilih aktivitas dan pengelaman yang baik untuk
kehidupan masa depannya.
Fokus
pemberian material atau isi pendidikan seks perlu disesuaikan dengan jenjang
pendidikan anak. Pada siswa SD Kelas 5 dan 6 dijelaskan tentang ciri
seksualitas primer dan sekunder pria, proses terjadinya mimpi basah, menjaga
kebersihan kelamin, memakai bahasa yang baik dan benar tentang seks,
kepribadian seorang siswa. Sedangkan pada siswi Kelas 5 dan 6 dijelaskan
tentang ciri seksualitas primer dan skunder seorang wanita, proses terjadinya
ovulasi dan menstruasi, keterbukaan pada orang tua, serta pendidikan dan
kepribadian wanita.
Pada
siswa SMP Kelas 2 dan 3 informasi yang diberikan lebih diperlus yaitu meliputi
identitas remaja, pergaulan, dari mana manusia berasal, proses melahirkan, dan
tanggung jawab moral dalam pergaulan. Khusus pada siswa SMA Kelas 1 dan 2 isi
pendidikan seks mencakup pendalaman materi yang telah diperoleh di SD dan SMP
yakni secara psikologi bagi pria dan wanita, memahami keluarga secara
sosiologi, masalah pacaran dan tunangan, komunikasi, pilihan cara hidup menikah
atau membujang, pergaulan pria dan wanita, tubuh manusia yang berhubungan
dengan reproduksi, penilaian etis yang bertanggung jawab sekitar
masalah-masalah seksual perkawinan, kontrasepsi, akibat-akibat dari seks bebas
dan pencegahan penyakit seksual.
Tags
Perilaku Seksual