Tahap pembelajaran tematik melalui beberapa
tingkatan. Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar
sebagai unsur inti dari aktivitas pembelajaran, yang dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya.
Secara prosedural langkah-langkah kegiatan yang ditempuh diterapkan ke dalam
tiga langkah sebagai berikut:
Kegiatan awal/pembukaan
(opening)
Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah
pertama, untuk menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan cara
seperti meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan
dilakukan berguna untuk dirinya; melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi
siswa; melakukan interaksi yang menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi
belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti membangun suasana akrab
sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara
kekeluargaan; menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk
mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan; mengaitkan materi atau
pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Ketiga,
memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan,
yang dapat dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan yang akan dicapai
serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapian
tujuan (Sanjaya, W., 2006)
Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam
pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan
subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multi metode dan
media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Pada waktu
penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajiannya sehendaknya lebih
berperan sebagai fasilitator (Alwasilah, 1988). Selain itu guru harus pula
mampu berperan sebagai model pembelajar yang baik bagi siswa. Artinya guru
secara aktif dalam kegiatan belajar berkolaborasi dan berdiskusi dengan siswa
dalam mempelajari tema atau sub tema yang sedang dipelajari. Peran inilah yang
disebutkan oleh Nasution (2004) sebagai suatu aktivitas mengorganisasi dan
mengatur lingkungan sebaikbaiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga
terjadi proses belajar.
Dengan demikian pada langkah kegiatan inti
guru menggunakan strategi pembelajaran dengan upaya menciptakan lingkungan
belajar sedemikian rupa agar murid aktif mempelajari permasalahan berkenaan
dengan tema atau subtema. Pembelajaran dalam hal ini dilakukan melalui berbagai
kegiatan agar siswa mengalami, mengerjakan, memahami atau disebut dengan
belajar melalui proses (Wijaya, dkk, 1988). Untuk itu maka selama proses
pembelajaran siswa mengamati obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan
sekitar, melaporkan hasil pengamatan, melakukan permainan, berdialog,
bercerita, mengarang, membaca sumber-sumber bacaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan, serta bermain peran. Selama proses pembelajaran hendaknya guru
selalu memberikan umpan agar anak berusaha mencari jawaban dari permasalahan
yang dipelajari. Umpan dapat diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyaan
menantang yang membangkitkan anak untuk berfikir dan mencari solusi melalui
kegiatan belajar.
Kegiatan akhir (penutup)
Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud
untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa
serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat
keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pembelajaran adalah
meninjau kembali dan mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Dalam
kegiatan meninjau kembali dapat dilakukan dengan merangkum inti pelajaran atau
membuat ringkasan. Sedangkan dalam kegiatan evaluasi, guru dapat menggunakan
bentukbentuk mendemontrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide-ide baru pada situasi
lain, mengekspresikan pendapat murid sendiri atau mengerjakan soal-soal tertulis
(Hadisubroto dan Herawati, 1998). Berkaitan dengan evaluasi Vogt (2001)
menyebutkan bahwa assessment dapat dilaksanakan secara kolaboratif dan sportif
antara siswa dan guru. Assessment dapat dilakukan secara formal maupun
informal. Formal assessmenti dapat berupa tes khusus seperti membaca, menulis
dan penggunaan bahasa, sedangkan informal assessment berkaitan dengan kemajuan
siswa yang dapat dilakukan melalui catatan anekdot, observasi, diskusi
kelompok, refleksi dan laporan kelompok belajar. Self assessment bagi siswa
akan membantu untuk dapat mengukur kemajuan diri. Mereka juga dapat mengetahui
apa yang telah mereka pelajari. Caranya dapat menggunakan cheklist, refleksi
tertulis, journal.
Tags
Psikologi Pendidikan