Para ahli telah mengembangkan berbagai model
pengembangan guru. Di antaranya dikemukakan oleh Castetter (Syaifuddin, 2009)
yang menyampaikan lima model pengembangan untuk guru sebagaimana dituangkan
dalam tabel di bawah ini.
Tabel
Model Pengembangan Guru
Model
Pengembangan Guru
|
Keterangan
|
Individual
Guided Staff Development (pengembangan guru yang dipandu secara individual
|
Para
guru dapat menilai kebutuhan belajar mereka dan mampu belajar aktif serta
mengarahkan diri sendiri. Para guru harus dimotivasi saat menyeleksi tujuan
belajar berdasarkan penilaian personil dari kebutuhan mereka
|
Observation/assessment
(observasi atau penilaian)
|
Observasi
dan penilaian dari instruksi menyediakan guru dengan data yang dapat
direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar siswa. Refleksi
oleh guru pada akhirnya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya.
|
Involvement
in a development / improvement process (keterlibatan dalam suatu proses pengembangan
/ peningkatan)
|
Pembelajaran
orang dewasa lebih efektif ketika mereka perlu mengetahui atau perlu
memecahkan suatu masalah. Guru perlu untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui keterlibatan pada proses peningkatan sekolah atau pengembangan
kurikulum.
|
Training
(pelatihan)
|
Ada
teknik-teknik dan perilakuperilaku pantas untuk ditiru guru dalam kelas.
Guru-guru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku dalam
kelas mereka.
|
Inquiry
(pemeriksaan)
|
Pengembangan
professional adalah studi kerja sama oleh para guru sendiri untuk
permasalahan dan isu yang timbul dari usaha untuk membuat praktik mereka
konsisten dengan nilai-nilai bidang pendidikan.
|
Berdasarkan
tabel di atas, diketahui bahwa ada lima model pengembangan guru, yaitu:
- Model pengembangan diri yang dipandu secara individual
- Model observasi atau penilaian (assessment)
- Model keterlibatan dalam proses pengembangan atau perbaikan
- Model pelatihan
- Model inquiry.
Sementara itu, Candall (Saud, 2009) mengemukakan
model-model yang efektif untuk pengembangan kemampuan professional guru, yaitu:
model mentoring, model ilmu terapan atau model “dari teori ke praktik”, dan
model inquiry atau model reflektif. Model mentoring adalah model dimana yang
berpengalaman merilis pengetahuannya atau melakukan aktivitas mentor pada guru
yang kurang berpengalaman. Model ilmu terapan merupakan perpaduan antara hasil-hasil
riset yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan praktis. Model inquiry yaitu
pendekatan yang berbasis pada guru-guru, para guru harus aktif menjadi
peneliti, seperti membaca, bertukar pikiran, melakukan obsevasi, melakukan
analisis kritis, dan merefleksikan pengalaman praktis mereka sekaligus
meningkatkannya.
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh
Glatthorm (Depdiknas, 2007) yang menyatakan bahwa bila ditinjau dari teknik
yang digunakan, kegiatan pengembangan profesional guru, secara garis besar dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu pengembangan intensif (intensive development),
pengembangan kooperatif (cooperative development), dan pengembangan mandiri
(self directed development) (, 1991).
Pengembangan intensif (intensive development)
adalah bentuk pengembangan yang dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan
secara intensif berdasarkan kebutuhan guru. Model ini biasanya dilakukan melalui
langkah-langkah yang sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan evaluasi dan pertemuan balikan atau refleksi. Teknik pengembangan yang
digunakan antara lain melalui pelatihan, penataran, kursus, loka karya, dan
sejenisnya.
Pengembangan kooperatif (cooperative
development) adalah suatu bentuk pengembangan guru yang dilakukan melalui kerja
sama dengan teman sejawat dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian masukan,
saran, nasehat, atau bantuan teman sejawat. Teknik pengembangan yang digunakan
bisa melalui pertemuan kelompok kerja guru (KKG). Teknik ini disebut juga
dengan istilah peer supervision atau collaborative supervision.
Pengembangan mandiri (self directed
development) adalah bentuk pengembangan yang dilakukan melalui pengembangan
diri sendiri. Bentuk ini memberikan otonomi secara luas kepada guru. Guru
berusaha untuk merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis
balikan untuk pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi
diri (self evaluation) atau penelitian tindakan (action research).
Pendapat yang lebih komprehensif dan luas
tentang model dan tipe pengembangan profesional dikemukakan oleh Reimas and
Villages (2003) yang menyatakan bahwa model-model dan tipe-tipe pengembangan professional
dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel
Model dan Tipe Pengembangan Professional
Organizational
Partnership models
|
Small group and
individual models
|
Professional-development
school
|
Supervision:
traditional and clinical
|
Other
university-school partnership
|
Students’
performance assessment
|
Other
inter-institutional collaborations
|
Workshop,
seminar, courses, etc.
|
Schools’
networks
|
Case-based
study
|
Teachers’
networks
|
Self-directed
development
Distance
education Co-operative or collegial development
Observation
of excellent practice
Teachers’
participant in new roles
Skills-development
model
Reflective
models
Project-based
model
Portfolios
Action
research
Use
of teachers’ narratives
General
or cascade model
Coaching/mentoring
|
Sumber: Reimas and
Villages (2003)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui ada dua
model pengembangan profesional, yaitu model kerjasama organisasi (partnership organization)
dan model kelompok kecil atau individu (small group and individual). Model
kerja sama organisasi terbagi ke dalam enam tipe.
Sedangkan model kelompok kecil dan individual
terbagi ke dalam 16 (enam belas) tipe. Pengembangan diri (self development)
yang menjadi salah satu variabel dalam penelitian ini merupakan salah satu tipe
dari model kelompok kecil dan individual.
Tags
Psikologi Pendidikan