Jenis-jenis
kecemburuan terdiri dari beberapa macam. Berdasarkan situasi yang memicu
munculnya kecemburuan, Salovey (1991) membagi jenis-jenis kecemburuan dalam dua
bentuk yaitu:
Suspicious Jealousy
Suspicious
jealousy memaksudkan bahwa kecemburuan yang timbul terjadi ketika individu
melihat ancaman yang dapat merusak hubungan mereka, hanyalah didasari pada
kecurigaan semata ataupun ketika ancaman tersebut tidak nyata hadir di hadapan
mereka. Suspicious jealousy terjadi ketika seorang individu meyakini bahwa
pasangannya mengalihkan perhatian yang seharusnya untuk dirinya kepada rival
atau saingannya ataupun kepada pihak ketiga.
Brinkle & Buunk (1991, dalam Brehm, 2002) menambahkan bahwa
suspicious jealousy terjadi ketika salah satu orang dari pasangan tidak berbuat
kesalahan dan salah seorang lainnya merasa curiga namun tidak memiliki bukti.
Suspicious jealousy meliputi beberapa
atribut berikut:
- Kecemasan, ketakutan, keraguan, kecurigaan dan pikiran-pikiran negatif yang berlebihan mengenai apa yang mungkin telah dilakukan pasangannya.
- Ketidakpercayaan/kecurigaan yang terus menerus terhadap pasangan (obsesive mistrust of the partner), tidak mampu untuk berkonsentrasi kepada hal lainnya, merenung, dan berfantasi bahwa pasangan dan rivalnya menikmati suatu hubungan yang membahagiakan.
- Perilaku-perilaku yang mencakup memata-matai pasangan, memeriksa petunjuk-petunjuk (clues) yang mungkin dapat membenarkan kecurigaan mereka dan berusaha untuk mengatur tingkah laku pasangan.
Fait Accompli/Reactive Jealousy
Fait
accompli/reactive jealousy terjadi ketika suatu ancaman terhadap hubungan itu
benar-benar muncul dalam kehidupan nyata, jelas, tidak ambigu, dan sifatnya
merusak. Ancaman yang hadir dalam jenis kecemburuan ini adalah ancaman yang
memang bersifat fakta, sesuatu yang diketahui telah terjadi, bukan hanya
sekedar imajinasi/khayalan. Karakteristik pengalaman dari fait
accompli/reactive jealousy ini sangat bergantung kepada fokus daripada
perhatian. Ketika fokus perhatian tertuju kepada hilangnya suatu hubungan, hal
yang dirasakan adalah kesedihan (sadness); ketika fokus perhatian terletak pada
pelanggaran komitmen atau pengkhiatan dari pasangan atau rivalnya, maka hal
yang dialami adalah marah (anger); ketika fokus perhatian tertuju kepada
kelemahan pribadi, maka hal yang dialmi adalah depresi dan cemas (depresion and
anxiety); dan ketika fokus terletak pada superioritas yang dimiliki oleh
rivalnya, maka hal yang dialami adalah perasaan iri (envy).
Salovey
(1991) kemudian menambahkan bahwa dalam fait accompli/reactive jealousy ini,
seseorang akan sering melihat hubungan baru yang dibentuk pasangannya dengan
rivalnya sebagai sesuatu hubungan yang bahagia. Seseorang akan sering
membandingkan kesepian yang dialaminya dengan kebahagiaan yang tampak pada
mantan pasangannya; seseorang juga akan sering membandingkan ketergantungan dan
kerinduan yang dialami kepada mantan pasangannya terhadap kurangnya kebutuhan
akan dirinya oleh pasangannya.
Kedua
jenis kecemburuan ini dapat berdiri sendiri dari stimulus yang menyertainya,
namun kadangkala dapat terjadi tumpang tindih antara suspicious jealousy dan
reactive jealousy pada saat reactive jealousy menghasilkan suspicious jealousy.
Meskipun seorang individu telah secara jelas mengetahui dan mendapati peristiwa
yang membuat ia cemburu hadirnya di depannya, namun terkadang hal tersebut
masih meninggalkan banyak sekali pertanyaan dan ketidakjelasan. Pertanyaan
seperti mengapa hal tersebut terjadi, apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana
rival yang ia hadapi sebenarnya, apa yang telah mereka lakukan bersama dan
pertanyaan-pertanyaan lainnya yang merupakan bagian dari suspicious jealousy.
Hal yang mungkin terjadi juga adalah sebaliknya, dimana suspicious jealousy
menghasilkan reactive jealousy. Perilaku-perilaku yang menunjukkan kecurigaan
seperti mengawasi, memeriksa, berusaha mengatur perilaku pasangan akhirnya
dapat menjadi reactive jealousy ketika individu tersebut berhasil membuktikkan
kecurigaannya tersebut (Salovey, 1991).