Jenis-jenis komitmen guru terdiri dari
beberapa macam. Argyris dalam Rokhman (1998) membagi komitmen menjadi dua yaitu
komitmen internal dan eskternal. Komitmen internal merupakan komitmen yang
berasal dari diri karyawan untuk menyelesaikan berbagai tugas, tanggung jawab
dan wewenang berdasarkan pada alasan dan motivasi yang dimiliki.
Komitmen eksternal dibentuk oleh lingkungan
kerja. Komitmen ini muncul karena adanya tuntutan terhadap penyelesaian tugas
dan tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh para karyawan. Peran supervisor
sangat penting dalam menentukan timbulnya komitmen ini karena belum adanya
suatu kesadaran individual atas tugas yang diberikan.
Sedangkan
menurut pendapat Mowday, Porter dan Steers (Mowday, dkk. 1982) komitmen ini
memiliki dua bentuk yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah laku. Sikap
mencakup identifikasi dengan oragnisasi, keteribatan, dan kehangatan.
Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, dimana
penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi. Tampil melalui sikap
menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dan nilai-nilai
perusahaan, rasa kebanggaan menjadi bagian dari organisasi. Keterlibatan dengan
peranan pekerjaan di organisasi tersebut, karyawan yang memiliki komitmen
tinggi akan menerima hampir semua pekerjaan yang diberikan padanya. Kehangatan,
yaitu afeksi dan loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap
komitmen, serta adanya keterikatan emosional dan keterikatan antara perusahaan
dengan karyawan.
Karyawan dengan komitmen tinggi merasakan
adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
Sedangkan
yang termasuk kehendak untuk bertingkah laku adalah:
- Kesediaan untuk menampilkan usaha. Hal ini tampil melalui kesediaan bekerja melebihi apa yang diharapkan agar perusahaan dapat maju
- Keinginan tetap berada dalam organisasi. Jadi seseorang yang memiliki komitmen tinggi akan memiliki identifikasi terhadap perusahaan, terlibat sungguh-sungguh dalam pekerjaan dan ada loyalitas serta afeksi positif terhadap perusahaan. Selain itu tampil tingkah laku berusaha kearah tujuan perusahaan dan keinginan untuk tetap bergabung dengan perusahaan dalam jangka waktu lama.
Sejalan
dengan pemikiran di atas guru sebagai sosok profesi memiliki komitmen terhadap
organisasi yang menutur Dessler (1994), berpendapat bahwa komitmen organisasi
dapat dikatakan teriri dari tiga bentuk yaitu:
- Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi
- Kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi
- Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.
Komitmen nampak dalam bentuk sikap yang
terpisah, tetapi tetap saling berhubungan erat, yaitu identifikasi dengan misi
organisasi, keterlibatan secara psikologis dengan tujuan-tujuan organisasi, dan
loyalitas serta keterikatan dengan organisasi.
Tags
Psikologi Pendidikan