Alat ukur atau
indikator pembangunan berkelanjutan terdiri dari beberapa macam. Surna T.
Djajadiningrat (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan memerlukan
perspektif jangka panjang. Lebih lanjut secara ideal keberlanjutan pembangunan
membutuhkan pencapaian keberlanjutan dalam hal (1) ekologis, (2) ekonomi, (3)
sosial budaya, (4) politik, dan (5) keberlanjutan pertahanan dan keamanan.
Keberlanjutan ekologis merupakan prasyarat pembangunan demi keberlanjutan
kehidupan karena akan menjamin keberlanjutan eksistensi bumi.
Dikaitkan dengan
kearifan budaya, masing-masing suku di Indonesia memiliki konsep yang secara
tradisional dapat menjamin keberlangsungan ekologis, misalnya sistem Subak di
Bali atau pemaknaan hutan bagi suku Dayak di pedalaman Kalimantan dan beberapa
suku lain yang memiliki filosofi harmonisasi dengan alam. Keberlanjutan ekonomi
yang terdiri atas keberlanjutan ekonomi makro dan keberlanjutan ekonomi
sektoral merupakan salah satu aspek keberlanjutan ekonomi dalam perspektif
pembangunan. Dalam keberlanjutan ekonomi makro tiga elemen yang diperlukan
adalah efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan dan
peningkatan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal ini akan dapat tercapai
melalui kebijaksaaan ekonomi makro yang tepat guna dalam proses struktural yang
menyertakan disiplin fiskal dan moneter. Sementara itu keberlanjutan ekonomi
sektoral yang merupakan keberlanjutan ekonomi makro akan diwujudkan dalam
bentuk kebijaksanaan sektoral yang spesifik. Kegiatan ekonomi sektoral ini
dalam bentuknya yang spesifik akan mendasarkan pada perhatian terhadap sumber
daya alam yang bernilai ekonomis sebagai kapital. Selain itu koreksi terhadap
harga barang dan jasa, dan pemanfaatan sumber daya lingkungan yang merupakan
biosfer keseluruhan sumber daya.
Dalam hal
keberlanjutan sosial dan budaya, secara menyeluruh keberlanjutan sosial
dinyatakan dalam keadilan sosial. Hal-hal yang merupakan perhatian utama adalah
stabilitas penduduk, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pertahanan keanekaragaman
budaya dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.
Di bidang
keberlanjutan politik terdapat pokok pikiran seperti perhatian terhadap HAM,
kebebasan individu, hak-hak sosial, politik dan ekonomi, demokratisasi serta
kepastian ekologis. Sedangkan keberlanjutan di bidang pertahanan dan keamanan
adalah keberlanjutan kemampuan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman dan gangguan. Persoalan berikutnya adalah harmonisasi antar struktur
(suprastruktur dan infrastruktur) dalam menghadapi atau melaksanakan idealisasi
pembangunan yang berkelanjutan. Apabila selama ini terjadi ketimpangan, maka
yang terjadi adalah disharmonisasi yang berdampak pada hal yang lebih luas
yaitu yang menyangkut nasionalisme, rasa kebangsaan dan “pudarnya negara
bangsa”.
Secara ideal
keberlanjutan pembangunan membutuhkan pendekatan pencapaian terhadap
keberlanjutan ataupun kesinambungan berbagai aspek kehidupan yang mencakup;
keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan:
Keberlanjutan
Ekologis
Keberlanjutan
ekologis adalah prasyarat untuk pembangunan dan keberlanjutan kehidupan.
Keberlanjutan ekologis akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi.
Untuk menjamin keberlanjutan ekologis
harus diupayakan hal-hal sebagai berikut:
- Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan dibumi tetap terjamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh kehidupan berkelanjutan.
- Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk memelihara integritas tatanan lingkungan yaitu ; daya dukung, daya asimilatif dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya terpulihkan. ketiga untuk melaksanakan kegiatan yang tidak mengalir; menggunakan prinsip pengelolaan yang berkelanjutan, sedangkan sumber yang tidak terpulihkan mempunyai jumlah absulut dan berkurang bila dimanfaatkan.
Oleh karena itu pada
kondisi seperti ini konsep sustainable tidak boleh diterapkan. Pembangunan
berkelanjutan dalam konteks sumberdaya yang tidak dapat dipulihkan berarti:
pemanfaatan secara efisien sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi masa
mendatang dan diupayakan agar dapat dikembangkan substitusi dengan sumberdaya
terpulihkan; membatasi dampak lingkungan pemanfaatannya sekecil mungkin, karena
sumberdaya lingkungan adalah biosfer, secara menyeluruh sumberdaya ini tidak
menciut akan tetapi bervariasi sesuai dengan kualitasnya.
Keberlanjutan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
untuk pemenuhan kebutuhan dasar, Keberlanjutan Ekonomi ekonomi makro merupakan
landasan bagi terselenggaranya berbagai kebijakan pemenuhan hak-hak dasar.
Kebijakan ekonomi makro diarahkan pada terwujudnya lingkungan yang kondusif
bagi pengembangan usaha, dan terbukanya kesempatan yang luas bagi peningkatan
kapabilitas masyarakat miskin.
Dalam rangka
pemenuhan hak-hak dasar, kebijakan ekonomi makro perlu memperhitungkan empat
tujuan yang saling berkaitan, yaitu menjaga stabilitas ekonomi, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, dan mengurangi kesenjangan
antar wilayah. Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu
efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan
meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat
dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi mencakup reformasi fiskal,
meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan
nilai tukar, reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat guna, ukuran
sosial untuk pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi pendapatan
dan aset.
Keberlanjutan
Sosial Budaya
Secara menyeluruh
keberlanjutan sosial dan budaya dinyatakan dalam keadilan sosial, harga diri
manusia dan peningkatan kualitas hidup seluruh manusia.
Keberlanjutan sosial dan budaya
mempunyai empat sasaran yaitu:
- Stabilitas penduduk yang pelaksanaannya mensyaratkan komitmen politik yang kuat, kesadaran dan partisipasi masyarakat, memperkuat peranan dan status wanita, meningkatkan kualitas, efektivitas dan lingkungan keluarga.
- Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan memerangi kemiskinan dan mengurangi kemiskinan absolut. Keberlanjutan pembangunan tidak mungkin tercapai bila terjadi kesenjangan pada distribusi kemakmuran atau adanya kelas sosial. Halangan terhadap keberlajutan sosial harus dihilangkan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kelas sosial yang dihilangkan dimungkinkannya untuk mendapat akses pendidikan yang merata, pemerataan pemulihan lahan dan peningkatan peran wanita.
- Mempertahankan keanekaragaman budaya, dengan mengakui dan menghargai sistem sosial dan kebudayaan seluruh bangsa, dan dengan memahami dan menggunakan pengetahuan tradisional demi manfaat masyarakat dan pembangunan ekonomi.
- Mendorong pertisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.
Beberapa persyaratan
dibawah ini penting untuk keberlanjutan sosial yaitu: prioritas harus diberikan
pada pengeluaran sosial dan program diarahkan untuk manfaat bersama, investasi
pada perkembangan sumberdaya misalnya meningkatkan status wanita, akses
pendidikan dan kesehatan, kemajuan ekonomi harus berkelanjutan melalui investasi
dan perubahan teknologi dan harus selaras dengan distribusi aset produksi yang
adil dan efektif, kesenjangan antar regional dan desa, kota, perlu dihindari
melalui keputusan lokal tentang prioritas dan alokasi sumber daya.
Keberlanjutan
Politik
Keberlanjutan politik
diarahkasn pada respek pada human right, kebebasan individu dan sosial untuk
berpartisipasi dibidang ekonomi, sosial dan politik, demokrasi yang
dilaksanakan perlu memperhatikan proses demokrasi yang transparan dan
bertanggungjawab, kepastian kesedian pangan, air, dan pemukiman.
Keberlanjutan
Pertahanan Keamanan
Keberlanjutan
keamanan seperti menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik
dari dalam dan luar yang langsung dan tidak langsung yang dapat membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan negara dan bangsa perlu diperhatikan (Askar
Jaya, 2004).
Tags
Ekonomi