Terdapat beberapa
indikator motivasi kerja. McClelland’s, dalam teorinya yang dikutip dalam
Brantas (2009), yaitu McClelland’s Achievement Motivation Theory (teori
motivasi prestasi McClelland’s) ada tiga faktor atau dimensi dari motivasi,
yaitu motif, harapan,
dan insentif.
Motif
(Motif) adalah
suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap
motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dorongan untuk melakukan
suatu perbuatan tertentu tersebut dapat diakibatkan oleh hasil proses pemikiran
dari dalam diri pegawai maupun dari luar dirinya. Alasan-alasan yang mendorong manusia
untuk melakukan sesuatu dikarenakan mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus
dipenuhi. Hasibuan (2000) dalam Brantas (2009) mengemukakan dalam memotivasi
karyawan, pimpinan hendaknya menyediakan peralatan menciptakan suasana
pekerjaan yang baik, dan memberikan kesempatan untuk promosi. Dengan demikian,
kemungkinan untuk mencapa kebutuhan akan prestasi, afiliasi dan kekuatan yang
diinginkannya, yang merupakan daya penggerak untuk memotivasi karyawan dan
menggerakkan semua potensi yang dimilikinya.
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang
mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan dengan tempat dan suasana di
lingkungan ia bekerja, dapat diukur dengan indikator-indikator yaitu:
- Upah yang adil dan layak
- Kesempatan untuk maju
- Pengakuan sebagai individu
- Keamanan bekerja
- Tempat kerja yang baik
- Penerimaan oleh kelompok
- Perlakuan yang wajar
- Pengakuan atas prestasi.
Harapan
(Expectancy) adalah
suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku untuk tercapainya
tujuan. Secara umum harapan dapat diartikan sebagai suatu tindakan tertentu
akan diikuti oleh hasil atau tindakan berikutnya. Dalam konsep ini harapan tersebut dapat dinilai nol (harapan
sama sekali tidak ada). Tetapi dapat pula satu, bila sangat yakin bahwa
hasilnya positif ada. Secara sederhana, teori ini menyatakan bahwa motivasi
seseorang dalam organisasi tergantung pada harapannya. Seseorang akan mempunyai
motivasi tinggi untuk berprestasi tinggi dalam organisasi, jika ia berkeyakinan
bahwa dari prestasinya itu ia dapat mengharapkan imbalan yang lebih besar.
Sebaliknya sesorang tidak mempunyai harapan bahwa prestasinya akan dihargai
lebih tinggi tidak akan pula berusaha meningkatkan prestasinya.
Hersey (1982) dalam Brantas (2009)
mengemukakan indikator-indikator tentang harapan para karyawan sebagai berikut:
- Kondisi kerja yang baik
- Perasaan ikut terlibat
- Pendisiplinan yang bijaksana
- Penghargaan penuh atas penyelesaian pekerjaan
- Loyalitas pimpinan terhadap karyawan
- Pemahaman yang simpatik atas persoalan pribadi
- Jaminan pekerjaan.
Insentif
(Incentive) yaitu
memotivasi (merangsang) bahwa dengan memberikan hadiah (imbalan) kepada mereka
yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja
bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik
saja. Perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada pegawai dengan
tujuan ikut membangun, memelihara dan memperkuat harapan-harapan pegawai agar
dalam diri pegawai timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi dalam
organisasi.
Ada beberapa indikaror tentang imbalan
yang berasal dari pekerjaan (ekstrinsik) yang dikemukakan oleh Gibson (1996)
dalam Brantas (2009) adalah:
- Gaji dan upah
- Tunjangan
- Promosi.
Tags
Industri dan Jasa