Fungsi resiliensi sangat besar bagi
seseorang. Penelitian tentang resiliensi hanya mencakup bidang yang kecil dan
digunakan oleh beberapa profesional seperti psikolog, psikiater, dan sosiolog. Penelitian
mereka berfokus pada anak-anak, dan mengungkapkan kepada kita tentang
karakteristik orang dewasa yang resilien (Reivich. K & Shatte. A, 2002).
Sebuah penelitian telah menyatakan bahwa
manusia dapat menggunakan resiliensi untuk hal-hal berikut ini (dalam Reivich
& Shatte, 2002):
Overcoming
Dalam
kehidupan terkadang manusia menemui kesengsaraan, masalah-masalah yang
menimbulkan stres yang tidak dapat untuk dihindari. Oleh karenanya manusia
membutuhkan resiliensi untuk menghindar dari kerugian-kerugian yang menjadi
akibat dari hal-hal yang tidak menguntungkan tersebut. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menganalisa dan mengubah cara pandang menjadi lebih positif dan
meningkatkan kemampuan untuk mengontrol kehidupan kita sendiri. Sehingga, kita dapat
tetap merasa termotivasi, produktif, terlibat, dan bahagia meskipun dihadapkan
pada berbagai tekanan di dalam kehidupan.
Steering through
Setiap
orang membutuhkan resiliensi untuk menghadapi setiap masalah, tekanan, dan
setiap konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang resilien
akan menggunakan sumber dari dalam dirinya sendiri untuk mengatasi setiap
masalah yang ada, tanpa harus merasa terbebani dan bersikap negatif terhadap
kejadian tersebut. Orang yang resilien dapat memandu serta mengendalikan
dirinya dalam menghadapi masalah sepanjang perjalanan hidupnya. Penelitian
menunjukkan bahwa unsur esensi dari steering through dalam stres yang bersifat
kronis adalah self-efficacy yaitu keyakinan terhadap diri sendiri bahwa kita
dapat menguasai lingkungan secara efektif dapat memecahkan berbagai masalah
yang muncul.
Bouncing back
Beberapa
kejadian merupakan hal yang bersifat traumatik dan menimbulkan tingkat stres
yang tinggi, sehingga diperlukan resiliensi yang lebih tinggi dalam menghadapai
dan mengendalikan diri sendiri. Kemunduran yang dirasakan biasanya begitu
ekstrim, menguras secara emosional, dan membutuhkan resiliensi dengan cara
bertahap untuk menyembuhkan diri. Orang yang resiliensi biasanya menghadapi
trauma dengan tiga karakteristik untuk menyembuhkan diri. Mereka menunjukkan
task-oriented coping style dimana mereka melakukan tindakan yang bertujuan
untuk mengatasi kemalangan tersebut, mereka mempunyai keyakinan kuat bahwa
mereka dapat mengontrol hasil dari kehidupan mereka, dan orang yang mampu
kembali ke kehidupan normal lebih cepat dari trauma mengetahui bagaimana
berhubungan dengan orang lain sebagai cara untuk mengatasi pengalaman yang
mereka rasakan.
Reaching out
Resiliensi,
selain berguna untuk mengatasi pengalaman negatif, stres, atau menyembuhkan
diri dari trauma, juga berguna untuk mendapatkan pengalaman hidup yang lebih
kaya dan bermakna serta berkomitmen dalam mengejar pembelajaran dan pengalaman
baru. Orang yang berkarakteristik seperti ini melakukan tiga hal dengan baik,
yaitu: tepat dalam memperkirakan risiko yang terjadi; mengetahui dengan baik
diri mereka sendiri; dan menemukan makna dan tujuan dalam kehidupan mereka.
Tags
Psikologi Sosial