Terdapat beberapa fungsi komunikasi
nonverbal. Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang
dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai:
- Emblem, gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan “Saya tidak sungguh-sungguh”.
- Ilustrator, pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
- Regulator, kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
- Penyesuaian, kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons yang tidak disadari yang merupakanupaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
- Affect Display, pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut atau senang.
Dalam hubungannya dengan perilaku verbal,
perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal, misalnya anda mengganggukkan kepala ketika mengatakan “ya”, atau menggelengkan kepla ketika mengatakan “tidak”.
- Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya melambaikan tangan seraya mengucapkan “selamat tinggal”.
- Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi berdiri sendiri. Misalnya menggantikan kata-kata haru dengan linangan air mata.
- Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya melirik kearah jam tangan menjelang kuliah berakhir, sehingga dosen menyadari untuk mengakhiri perkuliahan.
- Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misalnya seorang dosen menyatakan kalau dia memiliki waktu untuk berbicara kepada seorang mahasiswa, tetapi matanya berulangkali menatap kearah jam tangannya (Mulyana, 2003).
Tags
Komunikasi