Fungsi air liur atau saliva sangat
penting. Air liur (Saliva) mempunyai
fungsi yang sangat vital untuk kesehatan rongga mulut karena mempunyai hubungan
dengan proses biologis yang terjadi dalam rongga mulut. Secara umumnya saliva
berperan dalam proses perlindungan pada permukaan mulut, pengaturan kandungan
air, pengeluaran virus-virus dan produk metabolisme organisme sendiri dan
mikro-organisme, pencernaan makanan dan pengecapan serta diferensiasi dan
pertumbuhan sel-sel kulit, epitel dan saraf.
Berikut adalah fungsi-fungsi air liur (saliva):
Perlindungan
Permukaan mulut
Saliva memberi perlindungan baik pada
mukosa maupun elemen gigi geligi melalui pengaruh bufer, pembersihan mekanis,
demineralisasi dan remineralisasi, aktivitas anti-bakterial dan agregasi
mikro-organisme mulut. Pengaruh bufer menyebabkan saliva menahan perubahan asam
(pH) di dalam rongga mulut terutama dari makanan yang asam.
Proses pembersihan mekanis terjadi
melalui aktivitas berkumur-kumur menyebabkan mikro-organisme kurang mempunyai
kesempatan untuk berkolonisasi di dalam rongga mulut. Selain itu lapisan
protein pada elemen gigi geligi (acquired pellicle) memberi perlindungan
terhadap keausan permukaan oklusal elemen gigi-geligi oleh kekuatan pengunyahan
normal. Kalsium dan Fosfat memegang peranan penting dalam mekanisme penolakan
terhadap dekalsifikasi email gigi dalam lingkungan asam (demineralisasi),
sedangkan ion-ion ini memungkinkan terjadinya remineralisasi pada permukaan
gigi yang sedikit terkikis.
Di dalam saliva dijumpai berbagai
komponen anorganik dan organik yang mempunyai pengaruh antibakterial dan
antiviral. Misalnya, thiosianat, laktoperoksidase, enzim-enzim lisozim, protein
laktoferin dan imunoglobulin. Agregasi mikro-organisme terjadi karena bakteri
tertentu digumpalkan oleh komponen-komponen saliva seperti imunoglobulin,
substansi reaktif kelompok darah dan musin. Kolonisasi bakteri di dalam rongga
mulut akan terhalang dan selanjutnya dapat diangkut ke lambung.
Pengaturan kandungan
Air
Sekresi saliva sangat berhubungan dengan
pengaturan kandungan air. Apabila terjadi gejala kekeringan, sekresi saliva
yang dihasilkan menjadi rendah dan timbul rasa dahaga. Pembasahan permukaan
mulut diperlukan untuk menghindari dari gejala mulut kering atau disebut
xerostomia. Gejala ini timbul akibat produksi saliva yang kurang di dalam
rongga mulut.
Pengeluaran Virus dan
Hasil Pertukaran Zat
Berbagai jenis zat dikeluarkan ke dalam
rongga mulut melalui serum seperti alkoloid tertentu, antibiotika, alkohol,
hormon steriod dan virus. Beberapa dari zat-zat ini dapat diresorpsi di dalam
saluran pencernaan makanan. Diketahui bahwa virus hepatisis B dapat ditemukan
di dalam saliva pasien, sehingga para dokter gigi dan perawat gigi mempunyai
risiko lebih besar terhadap infeksi hepatisis B. Hal yang sama pada prinsipnya
juga berlaku juga untuk virus HIV pada penderita AIDS, meskipun kelihatannya
infeksi melalui saliva jarang ditemukan.
Pencernaan Makanan
dan Proses Pengecapan
Enzim saliva yang terpenting adalah
α-Amilase yang terlibat pada pencernaan makanan. Zat ini mampu untuk
menguraikan makanan yang mengandung tepung kanji dan glikogen dan dengan
demikian melarutkannya di dalam saliva dan mengangkutnya. Di samping itu terdapat
juga enzim-enzim lain yaitu Lipase, Protease, DNAse dan RNAse. Enzim-enzim ini
berperan dalam proses pencernaan makanan. Gustin yang terdapat dalam saliva
berfungsi dalam proses pengecapan makanan. Musin dan air berperan untuk
membentuk makanan menjadi bolus sebelum makanan ditelan.
Diferensiasi dan
Pertumbuhan Syaraf (NGF) dan Epidermal (EGF)
Faktor pertumbuhan syaraf (Nerve Growth
Factor) yang dihasilkan oleh glandula submandibularis dibutuhkan bagi
diferensiasi dan pertumbuhan sel-sel syaraf adrenergik. Selain itu, glandula
submandibularis juga menghasilkan faktor pertumbuhan epidermal (Epidermal
Growth Factor) yang berperan pada perkembangan jaringan kulit, epitel dan
erupsi elemen gigi-geligi. Kedua protein saliva tersebut diresorpsi melalui
saluran usus lambung, atau langsung diteruskan pada peredaran darah. Selajutnya
sebagai hormon dapat bekerja pada sel-sel sasaran.
Fungsi Non-Fisiologi
Saliva dapat berperan sebagai anti-kabut
(anti-fog). Penyelam skuba selalu melapisi kaca mata menyelam mereka dengan
selapis tipis saliva untuk menghidari kabut. Selain itu saliva juga berperan
efektif sebagai agen pembersih untuk memelihara lukisan. Cotton swab yang
dilapisi saliva disapukan pada lukisan untuk membuang kotoran yang melekat pada
lukisan tersebut.
Tags
Kesehatan Perawatan