Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
gangguan pendengaran. Faktor yang dapat menyebabkan penurunan ambang dengar
akibat bising, yakni lama paparan bising, frekuensi paparan bising,
tingkatan/besaran paparan, usia dan jenis kelamin dari penderita (Dobie RA,
1998).
Lama paparan bising lebih dari 10 tahun akan
menyebabkan peningkatan NIPTS (Noise Induce Permanen Treshold Shift) terutama
pada frekuensi 4 KHz. Tingkatan/besaran paparan bising diatas 85 dBA pada
frekuensi tinggi lebih cepat menyebabkan gangguan dengar dibandingkan pada
frekuensi rendah (Dobie RA, 1998).
Gangguan dengar yang terjadi pada frekuensi
percakapan 500, 1000, 2000, dan 3000 Hz (berdasarkan AMA hearing handicap
scale) tergantung dari lama paparan bising maupun tingkatan/besar paparan
bising. Semakin lama dan semakin tinggi tingkatan/besar paparan bising akan
menimbulkan peningkatan NIPTS pada frekuensi percakapan (Dobie RA, 1998).
Derajat gangguan pendengaran berdasarkan
International Standard Organization (ISO) adalah normal (0 – 25 dB), tuli
ringan (26 – 40 dB), tuli sedang (41 – 60 dB), tuli berat (61 – 90 dB), dan
tuli sangat berat (>90 dB) (Bashiruddin, 2002).
Penelitian oleh Karl D. Kryter pada tahun
1965 menunjukkan bahwa perbedaan jenis bising yang diterima oleh pekerja juga
mempengaruhi besarnya pergeseran ambang dengar. Penelitian Coles (1963),
menyatakan bahwa tingkat tekanan suara dari senjata otomatis sebesar 174 dB.
Glorig dan Wheeler (1955) menyatakan bahwa bising yang di timbulkan senjata
genggam sebesar 180 dB. Yarington (1968) menemukan tekanan suara akibat ledakan
meriam Howitzer 105 sebesar 190 dB dan anti tank sebesar 185,6 dB (Alberti P.W,
1997).
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51 tahun
1999 tentang nilai ambang batas faktor bising dalam lingkungan kerja adalah
sebagia berikut.
Tabel Paparan Bising
yang Diperkenankan
Sound Level dBA
|
Lama Paparan (jam
per hari)
|
85
|
16
|
90
|
8
|
92
|
6
|
95
|
5
|
100
|
2
|
105
|
1
|
110
|
0,5
|
115
|
0,25
|
Pfander (1975) menyebutkan bahwa tekanan
suara sebesar 165 dB hanya diijinkan paparan selama 0.23 detik per hari dan
untuk 145 dB hanya 0.3 detik per hari. Sebuah penelitian terhadap 1073 prajurit
arteleri Kroasia, menunjukkan hasil bahwa 907 (84.25%) orang mengalami
peningkatan ambang dengar (fatique) pada tingkatan yang berbeda segera setelah
melakukan tembakan (Spirov A,1982).