Banyak faktor-faktor yang memotivasi
pernikahan. Setiap orang mungkin mempunyai pertimbangan yang berbeda ketika harus
memutuskan untuk memasuki lembaga pernikahan. Namun secara umum hal tersebut
dapat dikategorikan ke dalam dua faktor utama, push factors, yaitu faktor-faktor
yang mendorong seseorang untuk segera memasuki pernikahan; dan pull factors,
yaitu faktor-faktor daya tarik yang menetralisir kekhawatiran seseorang untuk
terikat dalam pernikahan yang akan mengurangi kebebasan (Turner & Helms,
dalam Domikus, 1999).
Adapun
yang termasuk push factors yang memotivasi pernikahan, antara lain:
- Konformitas. Orang memutuskan untuk menikah karena demikian pula yang dilakukan oleh sebagian besar orang. Agaknya kebanyakan struktur kebudayaan yang ada di muka bumi ini adalah sedemikian rupa sehingga konformitas merupakan hal yang utama.
- Cinta. Cinta merupakan komitmen emosional manusia yang perlu diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang lebih nyata dan permanen, yaitu pernikahan.
- Legitimasi seks dan anak. Secara tradisional, masyarakat memberikan dukungan terhadap hubungan seksual hanya kepada mereka yang telah menyatakan komitmennya secara legal. Sedangkan lahirnya anak-anak yang tidak berasal dari pernikahan yang sah akan menimbulkan stigma sosial yang tidak dapat disepelekan.
Sementara
yang termasuk dalam pull factors, antara lain:
- Persahabatan. Salah satu harapan terhadap pernikahan adalah terjadinya persahabatan yang terus-menerus. Banyak pasangan menyatakan bahwa hal terpenting dalam pernikahan sesungguhnya adalah terjalinnya suatu persahabatan.
- Berbagi. Berbagi dalam gaya hidup, pikiran-pikiran dan juga penghasilan dianggap sebagai daya tarik seseorang untuk memasuki pernikahan.
- Komunikasi. Pasangan suami istri perlu terlibat secara mendalam dalam komunikasi yang akrab dan bermakna. Pasangan yang bahagia adalah mereka yang terampil berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal dan saling peka terhadap kebutuhan satu sama lain.
Tags
Perilaku Seksual