Terdapat
beberapa aspek-aspek keharmonisan keluarga. Menurut Gunarsa (2000) ada beberapa
aspek keharmonisan keluarga, antara lain adalah sebagai berikut:
Kasih sayang antar anggota keluarga
Anggota
keluarga menunjukkan saling menghargai dan saling menyayangi, mereka bisa
merasakan betapa baiknya keluarga. Anggota keluarga mengekspresikan penghargaan
dan kasih sayang secara jujur. Penghargaan itu mutlak diperlukan, karena dengan
demikian masing-masing anggota merasa sangat dicintai dan diakui keberadaannya.
Saling pengertian sesama anggota
keluarga
Selain
kasih sayang, pada umumnya para remaja sangat mengharapkan pengertian dari
orangtuanya. Dengan adanya saling pengertian maka tidak akan terjadi
pertengkaran-pertengkaran antar sesama anggota keluarga.
Dialog atau komunikasi efektif yang
terjalin di dalam keluarga
Anggota
keluarga mempunyai keterampilan berkomunikasi dan banyak waktu digunakan untuk
itu.
Dalam keluarga harmonis ada beberapa
kaidah komunikasi yang baik, antara lain:
- Menyediakan cukup waktu Anggota keluarga melakukan komunikasi yang bersifat spontan maupun tidak spontan (direncanakan). Bersifat spontan, misalnya berbicara sambil melakukan pekerjaan bersama, biasanya yang dibicarakan hal-hal sepele. Bersifat tidak spontan, misalnya merencanakan waktu yang tepat untuk berbicara, biasanya yang dibicarakan adalah suatu konflik atau hal penting lainnya. Mereka menyediakan waktu yang cukup untuk itu.
- Mendengarkan Anggota keluarga meningkatkan saling pengertian dengan menjadi pendengar yang baik dan aktif. Mereka tidak menghakimi, menilai, menyetujui, atau menolak pernyataan atau pendapat pasangannya. Mereka menggunakan feedback, menyatakan/menegaskan kembali, dan mengulangi pernyataan.
- Pertahankan kejujuran Anggota keluarga mau mengatakan apa yang menjadi kebutuhan, perasaan serta pikiran mereka, dan mengatakan apa yang diharapkan dari anggota keluarga.
Mempunyai waktu bersama dan kerjasama
dalam keluarga
Keluarga
menghabiskan waktu (kualitas dan kuantitas waktu yang besar) di antara mereka.
Kebersamaan di antara mereka sangatlah kuat, namun tidak mengekang. Selain itu,
kerjasama yang baik antara sesama anggota keluarga juga sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Saling membantu dan gotong royong akan mendorong anak
untuk bersifat toleransi jika kelak bersosialisasi dalam masyarakat.
Selain
aspek-aspek yang tersebut diatas, Nick (2002) juga menambahkan beberapa aspek
lain, yaitu:
Kesejahteraan spiritual
Keluarga mempunyai perasaan tentang
adanya kekuasaan yang lebih besar dalam hidup. Kepercayaan itu memberi makna
dalam hidup. Anggota keluarga meyakini Tuhan ada di tengah-tengah mereka dan
mengatur segalanya. Mereka memiliki cinta kasih dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari- hari.
Minimalisasi konflik
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya
dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik
yang minim, jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran
maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga harmonis
setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan
mencari penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan ada beberapa aspek keharmonisan keluarga yaitu,
kasih sayang antar anggota keluarga, saling pengertian, komunikasi efektif di
dalam keluarga, kerjasama dalam keluarga, kesejahteraan spiritual, dan minimnya
konflik dalam keluarga.
Tags
Psikologi Keluarga