Secara umum anatomi telinga terbagi atas
telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar sendiri terbagi
atas daun telinga, liang telinga dan bagian lateral dari membran timpani (Lee K.J,1995;
Mills JH et al, 1997).
Daun telinga di bentuk oleh tulang rawan dan
otot serta ditutupi oleh kulit. Ke arah liang telinga lapisan tulang rawan
berbentuk corong menutupi hampir sepertiga lateral, dua pertiga lainnya liang
telinga dibentuk oleh tulang yang ditutupi kulit yang melekat erat dan
berhubungan dengan membran timpani. Bentuk daun telinga dengan berbagai
tonjolan dan cekungan serta bentuk liang telinga yang lurus dengan panjang
sekitar 2,5 cm, akan menyebabkan terjadinya resonansi bunyi sebesar 3500 Hz
(Mills JH et al, 1997).
Telinga tengah berbentuk seperti kubah dengan
enam sisi. Telinga tengah terbagi atas tiga bagian dari atas ke bawah, yaitu
epitimpanum terletak di atas dari batas atas membran timpani, mesotimpanum
disebut juga kavum timpani terletak medial dari membran timpani dan
hipotimpanum terletak kaudal dari membran timpani (Liston SL et al,1989;
Pickles JO,1991).
Organ konduksi di dalam telinga tengah ialah
membran timpani, rangkaian tulang pendengaran, ligamentum penunjang, tingkap
lonjong dan tingkap bundar (Liston SL et al,1989; Pickles JO,1991; Mills JH et
al, 1997).
Kontraksi otot tensor timpani akan menarik
manubrium maleus ke arah anteromedial, mengakibatkan membran timpani bergerak
ke arah dalam, sehingga besar energi suara yang masuk dibatasi (Liston SL et
al,1989; Pickles JO,1991; Mills JH et al, 1997).
Fungsi dari telinga tengah akan meneruskan
energi akustik yang berasal dari telinga luar kedalam koklea yang berisi
cairan. Sebelum memasuki koklea bunyi akan diamplifikasi melalui perbedaan
ukuran membran timpani dan tingkap lonjong, daya ungkit tulang pendengaran dan
bentuk spesifik dari membran timpani. Meskipun bunyi yang diteruskan ke dalam
koklea mengalami amplifikasi yang cukup besar, namun efisiensi energi dan
kemurnian bunyi tidak mengalami distorsi walaupun intensitas bunyi yang
diterima sampai 130 dB (Mills JH et al, 1997).
Aktifitas dari otot stapedius disebut juga
reflek stapedius pada manusia akan muncul pada intensitas bunyi diatas 80 dB
(SPL) dalam bentuk reflek bilateral dengan sisi homolateral lebih kuat. Reflek
otot ini berfungsi melindungi koklea, efektif pada frekuensi kurang dari 2 khz
dengan masa latensi 10 mdet dengan daya redam 5-10 dB. Dengan demikian dapat
dikatakan telinga mempunyai filter terhadap bunyi tertentu, baik terhadap
intensitas maupun frekuensi (Liston SL et al,1989; Pickles JO,1991; Mills JH et
al, 1997; Wright A, 1997).
Telinga dalam terdiri dari organ kesimbangan
dan organ pendengaran. Telinga dalam terletak di pars petrosus os temporalis
dan disebut labirin karena bentuknya yang kompleks. Telinga dalam pada waktu
lahir bentuknya sudah sempurna dan hanya mengalami pembesaran seiring dengan
pertumbuhan tulang temporal. Telinga dalam terdiri dari dua bagian yaitu
labirin tulang dan labirin membranosa. Labirin tulang merupakan susunan ruangan
yang terdapat dalam pars petrosa os temporalis ( ruang perilimfatik) dan
merupakan salah satu tulang terkeras. Labirin tulang terdiri dari vestibulum,
kanalis semisirkularis dan kohlea (Santi PA, 1993; Lee KJ, 1995; Wright A,
1997; Mills JH et al, 1998).
Vestibulum merupakan bagian yang membesar
dari labirin tulang dengan ukuran panjang 5 mm, tinggi 5 mm dan dalam 3 mm.
Dinding medial menghadap ke meatus akustikus internus dan ditembus oleh saraf.
Pada dinding medial terdapat dua cekungan yaitu spherical recess untuk sakulus
dan eliptical recess untuk utrikulus. Di bawah eliptical recess terdapat lubang
kecil akuaduktus vestibularis yang menyalurkan duktus endolimfatikus ke fossa
kranii posterior diluar duramater (Santi PA, 1993; Lee KJ, 1995; Wright A,
1997; Mills JH et al, 1998).
Di belakang spherical recess terdapat alur
yang disebut vestibular crest. Pada ujung bawah alur ini terpisah untuk
mencakup recessus kohlearis yang membawa serabut saraf kohlea kebasis kohlea.
Serabut saraf untuk utrikulus, kanalis semisirkularis superior dan lateral
menembus dinding tulang pada daerah yang berhubungan dengan N. Vestibularis
pada fundus meatus akustikus internus. Di dinding posterior vestibulum
mengandung 5 lubang ke kanalis semisirkularis dan dinding anterior ada lubang
berbentuk elips ke skala vestibuli kohlea (Mills JH et al, 1998; Santi PA,
1993).
Ada tiga buah semisirkularis yaitu kanalis
semisirkularis superior, posterior dan lateral yang terletak di atas dan di
belakang vestibulum. Bentuknya seperti dua pertiga lingkaran dengan panjang
yang tidak sama tetapi dengan diameter yang hampir sama sekitar 0,8 mm. Pada
salah satu ujungnya masing-masing kanalis ini melebar disebut ampulla yang
berisi epitel sensoris vestibular dan terbuka ke vestibulum (Wright A., 1997).
Ampulla kanalis superior dan lateral letaknya
bersebelahan pada masing-masing ujung anterolateralnya, sedangkan ampulla
kanalis posterior terletak dibawah dekat lantai vestibulum. Ujung kanalis
superior dan inferior yang tidak mempunyai ampulla bertemu dan bersatu
membentuk crus communis yang masuk vestibulum pada dinding posterior bagian
tengah. Ujung kanalis lateralis yang tidak memiliki ampulla masuk vestibulum
sedikit dibawah cruss communis (Ballenger, 1996).
Kanalis lateralis kedua telinga terletak pada
bidang yang hampir sama yaitu bidang miring ke bawah dan belakang dengan sudut
30 derajat terhadap bidang horizontal bila orang berdiri. Kanalis lainnya
letaknya tegak lurus terhadap kanal ini sehingga kanalis superior sisi telinga
kiri letaknya hampir sejajar dengan posterior telinga kanan demikian pula
dengan kanalis posterior telinga kiri sejajar dengan kanalis superior teling
kanan (Mills JH, 1998).
Koklea membentuk tabung ulir yang dilindungi
oleh tulang dengan panjang sekitar 35 mm dan terbagi atas skala vestibuli,
skala media dan skala timpani. Skala timpani dan skala vestibuli berisi cairan
perilimfa dengan konsentrasi K+ 4 mEq/l dan Na+ 139 mEq/l. Skala media berada
dibagian tengah, dibatasi oleh membran reissner, membran basilaris, lamina
spiralis dan dinding lateral, berisi cairan endolimfa dengan konsentrasi K+ 144
mEq/l dan Na+ 13 mEq/l. Skala media mempunyai potensial positif (+ 80 mv) pada
saat istirahat dan berkurang secara perlahan dari basal ke apeks (Ballenger JJ,
1996).
Organ corti terletak di membran basilaris
yang lebarnya 0.12 mm di bagian basal dan melebar sampai 0.5 mm di bagian
apeks, berbentuk seperti spiral. Beberapa komponen penting pada organ corti
adalah sel rambut dalam, sel rambut luar, sel penunjang Deiters, Hensen’s,
Claudiu’s, membran tektoria dan lamina retikularis (Santi PA, 1993; Wright A,
1997; Mills JH et al, 1998).
Sel-sel rambut tersusun dalam 4 baris, yang
terdiri dari 3 baris sel rambut luar yang terletak lateral terhadap terowongan
yang terbentuk oleh pilar-pilar Corti, dan sebaris sel rambut dalam yang
terletak di medial terhadap terowongan. Sel rambut dalam yang berjumlah sekitar
3500 dan sel rambut luar dengan jumlah 12000 berperan dalam merubah hantaran
bunyi dalam bentuk energi mekanik menjadi energi listrik (Ballenger JJ, 1996).
Vaskularisasi
telinga dalam
Vaskularisasi telinga dalam berasal dari A.
Labirintin cabang A. Cerebelaris anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris
atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk ke meatus akustikus internus dan
terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan A. Kohlearis communis yang
bercabang pula menjadi A. Kohlearis dan A. Vestibulokohlearis. A. Vestibularis
anterior memperdarahi N. Vestibularis, urtikulus dan sebagian duktus
semisirkularis. A.Vestibulokohlearis sampai di mediolus daerah putaran basal
kohlea terpisah menjadi cabang terminal vestibularis dan cabang kohlear. Cabang
vestibular memperdarahi sakulus, sebagian besar kanalis semisirkularis dan
ujung basal kohlea. Cabang kohlear memperdarahi ganglion spiralis, lamina
spiralis ossea, limbus dan ligamen spiralis. A. Kohlearis berjalan mengitari N.
Akustikus di kanalis akustikus internus dan didalam kohlea mengitari modiolus
(Santi PA, 1993; Lee K.J, 1995).
Vena dialirkan ke V.Labirintin yang
diteruskan ke sinus petrosus inferior atau sinus sigmoideus. Vena-vena kecil
melewati akuaduktus vestibularis dan kohlearis ke sinus petrosus superior dan
inferior (Santi PA, 1993; Lee K.J, 1995).
Persarafan telinga dalam
N.Vestibulokohlearis (N.akustikus) yang
dibentuk oleh bagian kohlear dan vestibular, didalam meatus akustikus internus
bersatu pada sisi lateral akar N.Fasialis dan masuk batang otak antara pons dan
medula. Sel-sel sensoris vestibularis dipersarafi oleh N.Kohlearis dengan
ganglion vestibularis (scarpa) terletak didasar dari meatus akustikus internus.
Sel-sel sensoris pendengaran dipersarafi
N.Kohlearis dengan ganglion spiralis corti terletak di modiolus (Santi PA,1993;
Wright A, 1997; Mills JH et al,1998).
Bagus
BalasHapus