Nancy Johnson dari Philadelphia adalah orang
yang pertama menciptakan alat pembuat es krim. Alat yang ia ciptakan adalah
ember dari kayu yang di dalamnya ada wadah lebih kecil dari logam. Wadah logam
ini dapat diputar dengan menggunakan pedal. Ruang di antara wadah kecil dan
ember kayu diisi dengan campuran es dan garam. Alat-alat yang modern saat ini
pun masih menggunakan prinsip yang sama.
Pembuatan es krim sebenarnya sederhana saja,
yakni mencampurkan bahan-bahan dan kemudian mendinginkannya. Air murni pada
tekanan 1 atmosfer akan membeku pada suhu 0ºC. Namun, bila ke dalam air
dilarutkan zat lain, titik beku air akan menurun. Jadi, untuk membekukan adonan
es krim pun memerlukan suhu di bawah 0ºC. Misalkan adonan es krim dimasukkan
dalam wadah logam, kemudian di ruang antara ember kayu dan wadah logam
dimasukkan es.
Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 0ºC
(coba cek hal ini dengan mengukur suhu es yang keluar dari lemari pendingin).
Namun, permukaan es yang berkontak langsung dengan udara akan segera naik
suhunya mencapai 0ºC dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air
tadi akan tetap 0ºC selama esnya belum semuanya mencair. Seperti disebut di
atas, jelas campuran es krim tidak membeku pada suhu 0ºC akibat sifat koligatif
penurunan titik beku.
Bila ditaburkan sedikit garam ke campuran es
dan air tadi, kita mendapatkan hal yang berbeda. Air lelehan es dengan segera
akan melarutkan garam yang kita taburkan. Dengan demikian, kristal es akan
terapung di larutan garam. Karena larutan garam akan mempunyai titik beku yang
lebih rendah dari 0ºC, es akan turun suhunya sampai titik beku air garam
tercapai. Dengan kata lain, campuran es krim tadi dikelilingi oleh larutan
garam yang temperaturnya lebih rendah dari 0ºC sehingga adonan es krim itu akan
dapat membeku.
Tetapi, kalau campuran itu hanya dibiarkan
saja mendingin tidak akan dihasilkan es krim, melainkan gumpalan padat dan
rapat berisi kristal-kristal es yang tidak akan enak kalau dimakan. Bila
diinginkan es krim yang enak di mulut, selama proses pembekuan tadi adonan
harus diguncang-guncang. Pengocokan atau pengadukan campuran selama proses
pembekuan merupakan kunci dalam pembuatan es krim yang baik.
Proses pengguncangan ini bertujuan ganda.
Pertama, untuk mengecilkan ukuran kristal es yang terbentuk; semakin kecil
ukuran kristal esnya, semakin lembut es krim yang terbentuk. Kedua, dengan
proses ini akan terjadi pencampuran udara ke dalam adonan es krim.
Gelembung-gelembung udara yang tercampur ke dalam adonan inilah yang
menghasilkan busa yang seragam (homogen).
Metode sederhana pengadukan dan pendinginan
secara serempak ini ternyata menimbulkan masalah lain. Krim pada dasarnya
terdiri atas globula kecil lemak yang tersuspensi dalam air. Globula-globula
ini tidak saling bergabung sebab masing-masing dikelilingi membran protein yang
menarik air, dan airnya membuat masing-masing globula tetap menjauh. Pengadukan
akan merusak membran protein yang membuat globula lemak tadi kemudian dapat
saling mendekat. Akibatnya, krim akan naik ke permukaan. Hal seperti ini
diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau minyak, tetapi jelas tidak
diinginkan bila yang akan dibuat es krim.
Penyelesaian sederhananya adalah dengan
menambahkan emulsifier pada campuran. Molekul emulsifier akan menggantikan
membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung
satunya akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat dalam kuning
telur, adalah contoh emulsifier sederhana. Oleh karena itu, salah satu bahan
pembuat es krim adalah kuning telur. Selain itu, dapat digunakan mono- atau
di-gliserida atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak dengan
lebih efektif.
Bila es krim tidak disimpan dengan baik,
sebagian es krim yang mencair akan membentuk kristal es yang lebih besar dan
ketika kembali dimasukkan ke pendingin kristal esnya akan tumbuh membesar. Hal
ini akan mengakibatkan teksturnya menjadi semakin kasar dan tidak enak di
mulut. Selain itu, sebenarnya pengasaran tekstur ini bisa juga diakibatkan
karena laktosa (gula susu) akan mengkristal dari larutan dan sukar melarut
kembali.
Untuk mengatasi hal ini, bila selesai makan
(sebelum menyimpan kembali), dapat ditaburkan sedikit gum atau serbuk selulosa
di atas es krim. Serbuk-serbuk itu akan menyerap kuat air yang mencair sehingga
pembentukan kristal es yang besar dapat dicegah.
Tags
Gizi dan Nutrisi
wow jadi ini alasan kenapa dalam pembuatan es krim manual harus diguncangkan ya, info yg sangat bermanfaat. terima kasih.
BalasHapus