Upaya membina semangat kerja merupakan sebuah
keharusan. Membina semangat kerja perlu dilakukan secara terus–menerus agar
mereka menjadi terbiasa mempunyai semangat kerja yang tinggi. Dengan kondisi
yang demikian, pekerja diharapkan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan
kreatif. Pembinaan semangat kerja dalam suatu pekerjaan tentulah pimpinan
sebagai atasan. Pembinaan semangat kerja akan dapat berhasil jika pimpinan
benar–benar menempatkan dirinya bersama–sama dengan pekerja dan berusaha
memperbaiki kondisi kerja agar kondusif sehingga suasana kerja turut mendukung
terbinanya semangat kerja (Adnyani, 2008).
Menurut Saydam (2000), keberhasilan pembinaan
semangat kerja sangat tergantung pada supervisi yang bermutu, kondisi kerja
yang menyenangkan, adanya kesempatan untuk berparisipasi, hubungan yang
harmonis, dan adanya aturan mainan yang jelas. Selain itu teknik pengawasan dan
kebijakan menajemen meliputi pengawasan berusaha agar pekerja mempunyai minat
kerja yang besar, memberi pujian.
Menurut Zainun (2004), beberapa usaha positif
dalam rangka menyelenggarakan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja, yaitu
orientasi, supervisi, partisipasi, komunikasi, rekognasi, delegasi, kompesi,
integrasi, dan motivasi silang.
Sastrohadiwiryo (2002), menunjukkan bahwa
cara yang ditempuh untuk meningkatkan semangat kerja adalah memberi kompensasi
kepada tenaga kerja dalam porsi yang wajar, tetapi tidak memaksakan kemampuan, menciptakan
kondisi kerja yang menggirahkan semua pihak, memperhatikan kebutuhan yang
berhubungan dengan spiritual tenaga kerja. Untuk meningkatkan semangat kerja
dilakukan pemberian gaji yang cukup, memperhatikan kebutuhan rohani,
menciptakan suasana kerja yang santai, memperhatikan harga diri, menempatkan
posisi pekerja pada tempatnya, dan memberikan fasilitas yang menyenangkan.
Tags
Industri dan Jasa