Terdapat unsur-unsur
pengawasan internal yang harus ada dalam sebuah organisasi/manajemen. Dalam
konsep dan pengertian pengawasan intern yang baru atau menurut M.Guy (2002),
terdapat lima unsur pengawasan internal.
Kelima unsur pengawasan intern tersebut
yaitu:
- Lingkungan pengawasan (Contol Environment)
- Penilaian resiko (Risk Assessment)
- Informasi dan komunikasi (Information and Communication)
- Aktivitas Pengawasan (Control Activities)
- Pemantauan (Monitoring)
Kelima
unsur –unsur pengawasan internal diatas dapat diterapkan dengan tingkat
formalitas dan spesifikasi implementasi
yang berbeda berdasarkan pertimbangan logis dan praktis, tergantung
jenis dan ukuran perusahaan. Suatu satuan usaha yang relatif lebih kecil, dapat
memperlunak kelemahan melalui pengembangan budaya yang memberikan penekanan
atau integritas, nilai etika dan kompetensi.
Lingkungan Pengawasan (Control
Environment)
Lingkungan
pengawasan terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan
keseluruhan sikap manajemen puncak dan pemilik perusahaan terhadap pengawasan
intern perusahaan. Lingkungan pengawasan merupakan kombinasi pengaruh dari
berbagai faktor yang membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas
kebijakan dan prosedur tertentu didalam perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan pengawasan yaitu, M. Guy (2002):
- Integritas dan nilai-nilai etis
- Komitmen terhadap kompetensi
- Partisipasi dewan direksi dan komite audit
- Gaya operasi dan filosofi manajemen
- Struktur organisasi
- Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
- Kebijakan dan praktik sumber daya manusia dan aplikasinya
Pengendalian
organisasi dan operasional yang efektif tergantung pada sikap pimpinan
perusahaan. Jika pimpinan merasa bahwa pengawasan intern bukan dan tidak
mendapat perhatian yang berarti, maka pengawasan intern tersebut tidak akan
tercapai.
Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Penilaian
resiko adalah identifikasi , analisis dan manajemen resiko entitas harus
memperhatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang dapat sangat
mempengaruhi kemampuannya dalam mencatat, memproses dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan ,
contoh-contoh resiko seperti itu adalah sistem informasi yang baru atau
diperbaiki, teknologi baru dan operasi luar negri yang baru.
Informasi dan Komunikasi (Information and
Comunication)
Sistim
Informasi Pelaporan Keuangan, yang mencakup sistim akuntansi, terdiri dari
metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menyatukan,
menganalisis, mengklarifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi entitas (
kejadian dan kondisi ) serta untuk mempertahankan akuntabilitas atas aktiva dan
kewajiban yang berkaitan.
Aktivitas Pengawasan (Control Activities)
Aktivitas
pengawasan merupakan kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk mencapai tujuan
perusahaan selain dari sistim akuntansi dan unsur-unsur lingkungan pengawasan.
Pada dasarnya aktivitas pengawasan adalah:
- Prosedur otorisasi yang seharusnya dan jelas
- Pembagian tugas yang jelas
- Perancangan dan penggunaan dokumen yang seharusnya
- Pengamanan yang cukup atas akses penggunaan aktiva dan catatannya
- Pengecekan pekerjaan secara independent atas jumlah yang dicatat.
Berdasarkan
uraian diatas, jelas terlihat bahwa pengawasan intern mengalami suatu hal yang
penting bagi manajemen perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan
adanya pengawasan intern, maka tujuan perusahaan dapat dilaksanakan dengan
cepat. Hal-hal yang dapat menghambat laju perkembangan perusahaan dapat
dideteksi penyebabnya dengan segera. Hal ini disebabkan karena tujuan dari
pengawasan intern adalah menciptakan kehandalan laporan keuangan, efektifitas
dan efisiensi operasi, ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan
menjaga kekayaan perusahaan.
Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan
merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk membantu menjamin bahwa
arahan manajemen telah dijalankan dengan tepat dan benar. Ada banyak pemantauan
potensial yang bias digunakan oleh perusahaan. Salah satunya adalah pemantauan
akuntansi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa tujuan
aktivitas pengawasan telah dipenuhi sebagaimana mestinya. Suatu prosedur
dirancang untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan yang rutin terjadi. Oleh karana
itu, dalam suatu perusahaan diperlukan suatu sistim yang dapat menangani
kegiatan yang terjadi, salah satunya adalah penganganan dalam akuntansi.
Sistim akuntansi yang efektif dan efisien
harus mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan transaksi yang akan:
- Mengidentifikasi dan mencatat seluruh transaksi yang sah
- Menggambarkan transaksi yang tepat waktu dan terperinci
- Mengukur nilai transaksi yang tepat waktu dan terperinci
- Menentukan periode terjadinya transaksi pada periode semestinya
- Menyajikan dengan semestinya dalam laporan keuangan
Untuk
mencapai tujuan pengawasan intern, sistim akuntansi harus berfungsi secara
efektif sampai kepada pelaporan dan penggunaan sumber daya yang ada. Pada
intinya konsep pengawasan intern didasarkan atas dua premis utama, yaitu
tanggungjawab manajemen dan jaminan yang memadai. Hal ini dilaksanakan melalui
kewajiban dalam pemeliharaan catatan-catatan yang memadai untuk menjaga harta
dan menganalisa pembebasan tanggung jawab.
Oleh
sebab itu setiap individu dalam menajemen perusahaan harus diberi tanggung
jawab untuk tugas dan fungsi tertentu.
Alasan diberikan tanggung jawab adalah
karena:
- Tanggung jawab harus ditetapkan secara jelas untuk menggambarkan lingkungan masalah dan mengarahkan perhatian kepada hal tersebut, dan
- Apabila karyawan telah memahami secara jelas ruang lingkup tanggung jawabnya, maka mereka akan terdorong bekerja lebih keras untuk pengendalian tanggung jawab tersebut.
Tags
Ekonomi