Tes agregasi trombosit atau tes fungsi trombosit
adalah suatu proses yang menyebabkan trombosit saling melekat satu sama lain.
Pemeriksaan agregasi trombosit berfungsi untuk mengevaluasi faal trombosit,
terutama pada pasien dengan jumlah trombosit yang normal tetapi disertai dengan
perdarahan atau pasien dengan trombosit normal dengan kecenderungan mengalami
trombosis. Cara untuk mengetahui manfaat aspirin dalam pasien-pasien dengan
stroke iskemik adalah dengan tes agregasi trombosit. Terdapat berbagai tes
dalam mengevaluasi inhibisi fungsi trombosit yang diinduksi oleh aspirin dan
metodologinya yang berbeda meliputi classical platelet aggregometry, whole
blood agregometry, light scattering methods, The VerifyNow Assay, Platelet
Function Analyzer (PFA-100) pengukuran indirek tromboksan A2 meliputi serum
tromboksan B2 TXB2 dan 11-dehidro-TXB2 dari urine.
Salah satu tes yang dipakai dalam penelitian
ini adalah classical platelet aggregometry, mengevaluasi perubahan pancaran
cahaya akibat agregasi timbul pada plasma yang kaya akan trombosit
(platelet-rich plasma/PRP) yang timbul akibat stimulasi oleh agonis trombosit.
Meskipun tes ini telah digunakan selama lebih dari 40 tahun namun dapat
memprediksi hasil akhir klinik pada pasien yang resisten aspirin, standarisasi
yang rendah dan memerlukan manipulasi oleh tenaga laboratorium terlatih dalam
penggunaannya.
Obat-obatan yang dapat mempengaruhi agregasi
trombosit meliputi obat golongan anti inflamasi non steroid, aspirin,
amitriptilin, chlorpromazine, chloroquine, cyprohepatadine, dextran, beta
bloker, furosemide, heparin, sefalosporin, kortikosteroid, promethazine,
ibuprofen, imipramine, clofibrate, antidepresan trisiklik dan berbagai suplemen
diet seperti ginko biloba, panax ginseng.
Nilai rujukan yang dipakai di RSCM dengan
PACKS-4 dengan ADP 1.0 μM, ADP 2.5-5 μM, ADP 5.0 μM dan ADP 10.0 μM
masing-masing adalah 3,4-31%, 22,4-100,8%, 54-108% secara berturut-turut. Riadi
Wirawan yang meneliti nilai rujukan pemeriksaan agregasi trombosit dengan adenosin
difosfat pada orang Indonesia dewasa normal di Jakarta dengan memakai alat
Chrono-Log 490 menggunakan ADP 1,2,5 dan 10 μM berturut-turut 3-15%, 11-36%,
25-68% dan 49-84%, sedangkan nilai rujukan yang dipakai dalam penelitian ini
dengan alat platelet aggregation Aggram Helena di Laboratorium Hemostasis dan
Trombosis Medan menggunakan ADP 1, 5 dan 10 μM berturut-turut 10-20%, 30-60%
dan 30-65%.
Tags
Patologi