Sumber modal kerja dapat diperoleh dari
beberapa sumber. Sumber modal kerja ini sangat penting untuk kelangsungan dan
kebutuhan operasional sebuah perusahaan. Menurut Munawir (2004), “Sumber modal
kerja suatu perusahaan dapat berasal dari:
Hasil operasi perusahaan
Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net
income yang nampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan
depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang
berasal dari hasil operasi perusahaan. Jadi jumlah modal kerja berasal dari
hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan
rugi laba perusahaan tersebut. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha
perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan
maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan bersangkutan.
Keuntungan dari penjualan
surat-surat berharga (investasi jangka pendek)
Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk
jangka pendek (marketable securities atau efek) adalah salah satu elemen aktiva
lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi
perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya
perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah
menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini
merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila dalam
penjualan tersebut terjadi kerugian maka akan menyebabkan berkurangnya modal
kerja.
Apabila surat berharga atau investasi jangka
pendek itu dijual dengan harga jual yang sama dengan harga perolehannnya (tanpa
laba maupun rugi), maka penjualan (modal kerja tidak bertambah maupun
berkurang). Di dalam menganalisa sumbersumber modal kerja maka sumber yang
berasal dari keuntungan penjualan suratsurat berharga harus dipisahkan dengan
modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan.
Penjualan aktiva tidak
lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja
adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak
lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari
aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja
sebesar hasil penjualan tersebut. Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap
atau aktiva tidak lancar lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti
aktiva yang bersangkutan, akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian
besarnya sehinnga meebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal
kerja yang berlebih-lebihan).
Penjualan saham dan obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja yang
dibutuhkan, perusahaaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta
kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, di samping itu
perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka penjang
lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi
bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan
utang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) di
samping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan
aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
Di samping keempat sumber tersebut di atas
masih ada lagi sumber lain yang dapat diperoleh oleh perusahaan untuk menambah aktiva
lancarnya (walaupun dengan bertambahnya aktiva lancar itu tidak mengakibatkan
bertambahnya modal kerja) misalnya dari pinjaman / kredit dari bank dan
pinjaman-pinjaman jangka pendek lainnya serta utang dagang yang diperoleh dari
para penjual (supplier) di sini bertambahnya aktiva lancar diimbangi dengan
bertambahnya utang lancar, sehingga modal kerja (dalam arti net working
capital) tidak berubah.
Dari
uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat disimpulkan bahwa modal
kerja akan bertambah apabila :
1. Adanya
kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran
modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
2. Adanya
pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya
aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses
depresiasi.
3. Penambahan
utang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek atau utang jangka
panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa modal
kerja akan bertambah apabila aktiva lancar bertambah yang diimbangi dengan
perubahan dalam sektor atau pos (non current account).
Tags
Industri dan Jasa