Terdapat beberapa strategi coping stress yang
bisa dilakukan oleh seseorang yang mengalami stress. Menurut Arthur Stone dan
Jhon Neale (dalam Benjamin, dkk, 1987) terdapat 8 (delapan) kategori strategi
coping stress, yaitu:
Direct action (tindakan
langsung)
Individu memikirkan dan mencari pemecahan
permasalahannya dan kemudian melakukan sesuatu atau bertindak untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Acceptance (penerimaan)
Individu mampu menerima kenyataan bahwa
keadaan stres tersebut telah terjadi dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk
menghindari masalah tersebut.
Destruction (pengacauan
masalah)
Individu melibatkan diri pada aktivitas lain
dan memaksakan diri untuk memecahkan masalah lain.
Situation redefenition
(mendefenisikan ulang situasi)
Mendefenisikan situasi dengan memikirkan
masalah dengan cara yang berbeda agar situasi stres tersebut menjadi dapat
diterima.
Catharsis (katarsis)
Mencari pelepasan emosi sebagai alat untuk
mengurangi ketegangan dari stres.
Relaxation techniques
(teknik relaksasi)
Merupakan cara untuk mengurangi tekanan yang
dialami individu.
Social support (dukungan
sosial)
Mencari dukungan sosial, misalnya dari teman,
orang yang dicintai, psikolog atau dari lingkungan masyarakat sekitar untuk
mengurangi stres.
Religious strategy (strategi
keagamaan)
Mencari ketenangan spiritual yang diperoleh
dari teman, orang tua atau pemuka agama. Strategi ini dapat ditempuh dengan
perilaku seperti berdoa. Berdoa diyakini dapat membuat individu mampu
menghadapi berbagai situasi yang penuh tekanan.
Menurut
Taylor (dalam Smet, 1994) ada 8 (delapan) jenis strategi coping stress, yaitu:
- Konfrontasi, yaitu sikap agresif untuk mengubah situasi
- Mencari dukungan sosial, yaitu suatu sikap untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan informasi dari orang lain.
- Merencanakan pemecahan masalah
- Kontrol diri, adalah sikap untuk mengatur perasaan
- Membuat jarak, adalah sikap untuk melepaskan diri dari situasi stress
- Penilaian kembali secara positif (possitive appraisal), yaitu suatu upaya untuk menemukan arti yang positif dari permasalahan yang dihadapi.
- Menerima tanggung jawab dalam masalah peran
- Melarikan diri/ menghindar (escape/avoidance), yaitu dengan cara makan, minum, merokok, dan memakai obat-obatan.
Strategi penanganan stres juga dapat
digolongkan menjadi mendekat (approach) atau menjauh (avoidance). Strategi
mendekat (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab
stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara
menghadapinya secara langsung. Strategi menghindar (avoidance strategies)
meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres
dan usaha yang muncul dalam tingkah laku untuk menarik diri atau menghindar
dari penyebab stres (Santrock, 1998).
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu pun
metode coping stress yang dapat digunakan untuk semua situasi stres. Tidak ada
strategi coping stress yang paling berhasil. Strategi coping stress yang paling
efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis stres dan situasi (Smet,
1994). Keberhasilan coping stress lebih bergantung pada penggabungan strategi
coping stress yang sesuai dengan ciri-ciri masing-masing kejadian yang
mengancam, daripada mereka mencoba menemukan satu strategi coping stress yang
paling berhasil.