Beberapa
faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:
Ukuran partikel
Ukuran partikel
erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan
keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan
perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang
dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar
ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang sama)
.Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel
untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan
dengan memperkecil ukuran partikel.
Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu
cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental
suatu cairan kecepatan alirannya makin
turun (kecil). Kecepatan
aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang
terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan
turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat
bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok
dan dituang.
Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam
suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar , maka partikel tersebut akan
susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara
partikel tersebut. Benturan
itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu
makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan
partikel dalam waktu yang singkat.
Sifat/muatan partikel
Dalam suatu
suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang
sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi
antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita
tidak dapat mempe-ngaruhinya.
Stabilitas
fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi dimana partikel tidak mengalami
agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan
pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling
melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya membentuk
compacted cake dan peristiwa ini disebut caking.
Kalau
dilihat dari faktor-faktor tersebut diatas, faktor konsentrasi dan sifat dari
partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang
tertulis dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat diubah
atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas.
Ukuran
partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser,
colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan
dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut.
Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan
pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
Bahan pensuspensi
atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Bahan pensuspensi dari alam
Bahan
pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut
atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago
atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut
bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat
dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi bakteri.
Hal ini dapat dibuktikan
dengan suatu percobaan:
- Simpan 2 botol yang berisi mucilago sejenis.
- Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian keduanya disimpan ditempat yang sama.
- Setelah beberapa hari diamati ternyata botol yang ditambah dengan asam dan dipanaskan mengalami penurunan viskositas yang lebih cepat dibanding dengan botol tanpa pemanasan.
Termasuk
golongan gom adalah:
Acasia ( pulvis gummi arabici)
Didapat
sebagai eksudat tanaman akasia sp, dapat larut dalam air, tidak larut dalam
alkohol, bersifat asam. Viskositas optimum dari mucilagonya antara pH 5 – 9.
Dengan penambahan suatu zat yang menyebabkan pH tersebut menjadi diluar 5 – 9
akan menyebabkan penurunan viskositas yang nyata.
Mucilago
gom arab dengan kadar 35 % kekentalannya kira-kira sama dengan gliserin. Gom
ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspensi harus ditambahkan zat
pengawet ( preservative).
Chondrus
Diperoleh
dari tanaman chondrus crispus atau gigartina mamilosa, dapat larut dalam air,
tidak larut dalam alkihol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut
caragen, yang banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat
dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri, jadi perlu penambahan bahan
pengawet untuk suspensi tersebut.
Tragacanth
Merupakan
eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth sangat lambat mengalami
hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan, Mucilago
tragacanth lebih kental dari mucilago dari gom arab. Mucilago tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi
saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
Algin
Diperoleh
dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk
garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah
mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan
pengawet. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent umumnya 1-2 %.
Golongan bukan
gom
Suspending
agent dari alam bukan gom adalah tanah liat.Tanah liat yang sering dipergunakan
untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite,
hectorite dan veegum. Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan
penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi.
Karena
peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik. Sifat ketiga tanah liat
tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut kedalam
suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan
suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas dan
fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan
tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.
Bahan pensuspensi sintetis
Derivat selulosa
Termasuk
dalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil
selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. Dibelakang dari nama tersebut biasanya
terdapat angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan
menambah viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya. Semakin
besar angkanya berarti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak
diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun , sehingga banyak dipakai dalam
produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan
sebagai laksansia dan bahan penghancur/disintregator dalam pembuatan tablet.
Golongan organik polimer
Yang
paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol 934 (nama dagang suatu
pabrik) .Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air,tidak
beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya.Sehingga bahan
tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memper-oleh
viskositas yang baik diperlukan kadar 1 %. Carbophol sangat peka terhadap
panas dan elektrolit. Hal tersebut akan
mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.
Tags
Gizi dan Nutrisi