Proses sosialisasi politik merupakan proses
yang rumit. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana memperkenalkan sistem
politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta
reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Melalui sosialisasi politik,
individu-individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara bertanggung
jawab dalam kehidupan politik. Dalam hal ini sosialisasi politik merupakan
suatu proses pedagogis (proses pendidikan), atau suatu proses pembudayaan
insan-insan politik. Proses ini melibatkan orang-orang baik dari generasi tua
maupun generasi muda. Proses ini dimulai sejak dini, ketika seorang anak masih
kecil, dimana keluarga berperan sebagai pelaku utama dalam sosialisasi. Selain
keluarga, sekolah (pendidikan), kelompok sebaya, kelompok agama, dan media
massa berperan sebagai agen atau pelaku sosialisasi politik (Rafael Raga Maram,
2007).
Sosialisasi politik dapat berujud transmisi
dan pengajaran yang langsung maupun tak langsung. Sosialisasi langsung kalau
melibatkan komunikasi informasi, nilai-nilai dan perasaan-perasaan mengenai
politik secara eksplisit. Mata pelajaran kewarganegaraan di sekolah-sekolah
lanjutan adalah sebuah contoh dari sosialisasi politik langsung (Mohtar
mas’oed, 1995).
Sedangkan sosialisasi politik tak langsung
terutama sangat kuat berlangsung dimasa kanak-kanak dengan berkembangnya sikap
penurut atau sikap pembangkang terhadap orang tua, guru dan teman, yaitu
sikap-sikap yang cenderung mempengaruhi sikapnya di masa dewasa terhadap
pemimpin-pemimpin politiknya dan terhadap sesama warga negara (Mohtar mas,oed, 1995).
Menurut Ijwara ( 1995 ) tipe sosialiasasi
politik yang dimaksud adalah bagaimana cara atau mekanisme sosialisasi politik
berlangsung. Oleh karena itu, tipe sosialisasi politik dapat disebut pula
dengan mekanisme sosialisasi politik. Ada dua tipe sosialisasi politik yaitu
langsung dan tidak langsung (Ijwara, 1995).
Sosialisasi politik langsung
Sosialisasi politik langsung berlangsung
dalam satu tahap saja, yaitu bahwa hal-hal yang diorientasikan dan
ditranmisikan adalah hal-hal yang bersifat politik saja. Sosialisasi politik
langsung dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut:
Peniruan
Perilaku (imitasi)
Proses menyerap atau mendapatkan orientasi
politik dengan cara meniru orang lain. Yang ditiru bukan hanya pandangan
politik, tetapi juga sikapsikap politik, keyakinan politik, harapan mengenal
politik, tingkah laku politik, serta ketrampilan dalam berpolitik.
Sosialisasi
Antisipatori
Sosialiasai politik dengan cara belajar
bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik yang diidealkan.
Pendidikan
Politik
Sosialisasi politik melalui pendidikan
politik adalah upaya yang secara sadar dan sengaja serta direncanakan untuk
menyampaikan, menanamkan, dan memberikan pelajaran kepada anak untuk memiliki orientasi
politik tertentu. Pendidikan politik bisa dilakukan di Sekolah, organisasi,
partai politik, media massa, diskusi politik, serta forum-forum politik.
Pengalaman
Politik
Pengalaman politik adalah belajar langsung
dalam kegiatan-kegiatan apolitik atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya publik.
Terlibat langsung dalam kegiatan partai politik.
Sosialisasi politik tidak
langsung
Sosialisasi politik tidak langsung adalah
warga negara pada mulanya berorientasi pada hal-hal yang bukan politik (non
politik), namun kemudian mempengaruhinya untuk memiliki orientasi politik.
Terdapat dua tahap dalam sosialisasi politik tidak langsung yaitu tahap pertama
berorientasi pada non politik, tahap kedua digunakan untuk orientasi pada
politik.
Sosialiasai politik secara tidak langsung ini
dapat dilakukan melalui tiga cara:
- Pengalihan hubungan antar individu (Interpersonal). Hubungan antar individu yang pada mulanya tidak berkaitan dengan politik, namun nantinya akan berpengaruh ketika berhubungan atau berorientasi dengan kehidupan politik. Contohnya, hubungan mahasiswa dengan dosen, nantinya akan membentuk siswa manakala ia bertemu dengan walikota/bupati.
- Magang. Magang merupakan bentuk aktivitas sebagai sarana belajar. Magang di tempat-tempat tertentu atau orientasi non-politik, nantinya akan mempengaruhi seseorang ketika berhubungan dengan politik. Contohnya, mahasiswa ikut organisasi kemahasiswaan, dalam organisasi tersebut mereka belajar mengenal rapat, melakukan voting, dan membuat keputusan. kegitan ini akan sangat membantu manakala mahasiswa nanti benar-benar terjun ke dalam dunia politik praktis.
- Generalisasi. Kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini selama ini yang sebenarnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan politik dapat mempengaruhi seseorang untuk berorientasi pada obyek politik tertentu. Contohnya, seseorang yang memiliki kepercayaan bahwa semua orang pada dasarnya baik, maka kepercayaan ini akan menjadikan ia berprasangka baik terhadap semua pejabat negara. Sebaliknya, jika seseorang berpendapat bahwa semua orang pada dasarnya buruk, ia akan hati-hati manakala bertemu dengan pejabat. Jadi kepercayaan atau nilai-nilai yang diyakini digeneralisasikan kepada kehidupan politik.
Tags
Psikologi Politik
nice info gan,,,,
BalasHapusthanks
:)