Pola tidur anak berbeda dengan pola tidur
orang dewasa. Tidur merupakan kebutuhan utama dalam semua level perkembangan. Tidur
merupakan suatu proses aktif yang memiliki variasi siklis normal dalam
kesadaran mengenai keadaan sekitar. Berbeda dengan keadaan terjaga, orang yang
sedang tidur tidak secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap memiliki
pengalaman kesadaran dalam batin, misalnya mimpi. Selain itu, orang yang tidur
dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal, misalnya bunyi alarm. Tidur
merupakan aktivitas susunan saraf pusat yang berperan sebagai lonceng biologik
(Mardjono, 2009).
Karakter
dan pola tidur anak mengalami suatu transisi normal dari masa bayi sampai masa
dewasa, yang dipengaruhi tidak saja oleh faktor kematangan saraf, tetapi juga
oleh temparamen anak dan lingkungan pengasuhan. Siklus tidur terdiri atas 2
keadaan berbeda:
- Tidur aktif (REM) yang ditandai oleh rapid eye movement ( gerakan mata cepat), gerakan motorik, vokalisasi, mimpi, dan mudah terbangun.
- Tidur tenang dalam atau non REM. Ada 4 tahap, yaitu:
Tahap
1 : tahap paling pangkal dari tidur, tahap berakhir dalam beberapa menit,
pengurangan aktivitas fisiologis, mudah terbangun dan jika terbangun merasa
seperti melamun.
Tahap
2 : merupakan proses tidur bersuara, kemajuan relaksasi, untuk terbangun masih
relatif mudah, tahap berakhir 10-20 menit.
Tahap
3 : tahap awal dari tidur yang dalam, tidur sulit dibangunkan dan jarang
bergerak, otot-otot dalam keadaan relaksasi penuh, tanda-tanda vital menurun
tapi tetap teratur, tahap berakhir dalam 15-30 menit.
Tahap
4 : merupakan tahap tidur terdalam , sangat sulit membangunkan orang yang
sedang tidur pada tahap ini , tanda-tanda vital menurun, tahap berakhir kurang
lebih 15-30 menit.
Pola tidur rutin pada orang normal dimulai
dengan periode sebelum tidur yaitu periode mengantuk. Periode ini berkembang
selama kurang lebih 10-30 menit. Ketika seseorang tertidur, biasanya akan
melewati 4-6 siklus tidur penuh. Tiap siklus terdiri dari 1 periode tidur REM
(Rapid Aye Movement) dan 4 tahap tidur NREM. 50% waktu tidur bayi berada dalam
keadaan REM, dengan interval NREM selama 50 sampai 60 menit diantara fase
aktif. Sedangkan pada anak dan orang dewasa, hanya 20% dari waktu tidurnya
terdiri atas tidur REM yang diselingi oleh interval 90 sampai 100 menit tidur
tenang atau NREM (Rudolph, 2006). Apabila seseorang mengalami periode REM yang
kurang, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi
hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya, nafsu makan bertambah dan
nafsu birahinya juga akan lebih besar. Sedangkan jika NREM yang kurang, keadaan
fisik menjadi kurang gesit. Dengan adanya tidur, maka manusia dapat memelihara
kesegarannya, kebutuhan, dan metabolisme seluruh tubuhnya sepanjang masa
(Mardjono, 2009).
Tags
Tidur
info yang bagus mas,,,,
BalasHapussemangat terus share artikel2 menarik lainnya mas....