Schunk
dan Zimmerman (dalam Woolfolk, 2004) mengemukakan model perkembangan
self-regulated learning. Berkembangnya kompetensi self-regulated learning dimulai
dari pengaruh sumber sosial yang berkaitan dengan kemampuan akademik dan
kemudian berkembang secara bertahap dimana awalnya dipengaruhi oleh lingkungan
dan akhirnya dipengaruhi oleh diri
sendiri.
Level pengamatan (observasional)
Peserta
didik yang baru awalnya memperoleh hampir seluruh strategi- strategi belajar
dari proses pengajaran, modeling, pengerjaan tugas, dan dorongan dari
lingkungan sosial. Pada level pengamatan ini, sebagian peserta didik dapat
menyerap ciri-ciri utama strategi belajar dengan mengamati model, walaupun
hampir seluruh peserta didik membutuhkan latihan untuk menguasai kemampuan self-regulated
learning.
Level persamaan (emultive)
Pada
level ini peserta didik menunjukkan performansi yang hampir sama dengan kondisi
umum dari model. Peserta didik tidak secara langsung meniru model, namun
berusaha menyamai gaya atau pola-pola umum saja. Oleh karena itu, mungkin saja
menyamai tipe pertanyaan model tapi tidak meniru kata-kata yang digunakan oleh
model.
Level kontrol diri (self controlled)
Peserta
didik sudah menggunakan dengan sendiri strategi-strategi belajar ketika
mengerjakan tugas. Strategi-strategi yang digunakan sudah terinternalisasi,
namun masih dipengaruhi oleh gambaran standar performansi yang ditujukan oleh
model dan sudah menggunakan proses self reward.
Level pengaturan diri
Merupakan
level terakhir dimana peserta didik mulai menggunakan strategi-strategi yang
disesuaikan dengan situasi dan termotivasi oleh tujuan serta self efficacy
untuk berprestasi. Peserta didik memilih kapan menggunakan strategi-strategi
khusus dan mengadaptasinya untuk kondisi yang berbeda, dengan sedikit petunjuk
dari model atau tidak ada.