Penyakit jantung kongenital sering ditemukan
pada penderita sindrom Down dengan prevelensi 40-50%. Walau bagaimanapun kasus
lebih sering ditemukan pada penderita yang dirawat di RS (62%) dan penyebab kematian
yang paling sering adalah aneuploidy dalam dua tahun pertama kehidupan.
Antara penyakit jantung kongenital yang
ditemukan Atrioventricular Septal Defects (AVD) atau dikenal juga sebagai Endocardial
Cushion Defect (43%), Ventricular Septal Defect (32%), Secundum Atrial Septal
Defect (ASD) (10%), Tetralogy of Fallot (6%), dan Isolated Patent Ductus
Arteriosus (4%). Lesi yang paling sering ditemukan adalah Patent Ductus
Arteriosus (16%) dan Pulmonic Stenosis (9%).
Kira-kira 70% dari endocardial cushion
defects adalah terkait dengan sindrom Down. Dari keseluruhan penderita yang
dirawat, kira–kira 30% mempunyai beberapa defek sekaligus pada jantung mereka (Baliff
JP, 2003).
Atrioventricular septal
defects (AVD)
Atrioventricular septal defects (AVD) adalah
kondisi dimana terjadinya kelainan anatomis akibat perkembangan endocardial
cushions yang tidak sempurna sewaktu tahap embrio. Kelainan yang sering di
hubungkan dengan AVD adalah patent ductus arteriosus, coarctation of the aorta,
atrial septal defects, absent atrial septum, dan anomalous pulmonary venous
return. Kelainan pada katup mitral juga sering terjadi.
Penderita AVD selalunya berada dalam kondisi
asimtomatik pada dekade pertama kehidupan, dan masalah akan mula timbul pada decade
kedua dan ketiga kehidupan. Pasien akan mula mengalami pengurangan pulmonary
venous return, yang akhirnya akan menjadi left-to-right shunt pada atrium dan
ventrikel. Akhirnya nanti akan terjadi gagal jantung kongestif yang ditandai
dengan antara lain takipnu dan penurunan berat badan (William 2002).
AVD juga boleh melibatkan septum atrial,
septum ventrikel, dan pada salah satu, atau kedua dua katup atrioventikuler.
Pada penderita dengan penyakit ini, jaringan jantung pada bagian superior dan
inferior tidak menutup dengan sempurna. Akibatnya, terjadi komunikasi
intratrial melalui septum atrial. Kondisi ini kita kenal sebagai defek ostium
primum. Akan terjadi letak katup atrioventikuler yang abnormal, yaitu lebih
rendah dari letak katup aorta. Perfusi jaringan endokardial yang tidak sempurna
juga mangakibatkan lemahnya struktur pada leaflet katup mitral.
Pada penderita sering terjadi predominant
left-to-right shunting. Apabila penderita mengalami kelainan yang parsial,
shunting ini sering terjadi melalui ostium primum pada septum. Kalau penderita
mendapat defek yang komplit, maka dapat terjadi defek pada septum ventrikel dan
juga insufisiensi valvular. Kemudian akan terjadi volume overloading pada
ventrikel kiri dan kanan yang akhirnya diikuti dengan gagal jantung pada awal
usia. Sekiranya terjadi overload pulmonari, dapat terjadi penyakit vaskuler
pulmonari yang diikuti dengan gagal jantung kongestif (Kallen B.,1996).
Ventricular Septal defect
(VSD)
Ventricular Septal Defect kondisi ini adalah
spesifik merujuk kepada kondisi dimana adanya lubang yang menghubungkan dua
ventrikel. Kondisi ini boleh terjadi sebagai anomali primer, dengan atau tanpa
defek kardiak yang lain. Kondisi ini dapat terjadi akibat kelainan seperti Tetralogy
of Fallot (TOF), complete atrioventricular (AV) canal defects, transposition of
great arteries,dan corrected transpositions (Freeman SB, 1998).
Secundum Atrial Septal
Defect (ASD)
Pada penderita secundum atrial septal defect,
didapatkan lubang atau jalur yang menyebabkan darah mengalir dari atrium kanan
ke atrium kiri, atau sebaliknya, melalui septum interatrial. Apabila tejadinya
defek pada septum ini, darah arterial dan darah venous akan bercampur, yang
bisa atau tidak menimbulkan sebarang gejala klinis. Percampuran darah ini juga
disebut sebagai ‘shunt’. Secara medis, right-to-left-shunt adalah lebih berbahaya
(Freeman SB, 1998).
Tetralogy of Fallot (TOF)
Tetralogy of Fallot merupakan jenis penyakit
jantung kongenital pada anak yang sering ditemukan. Pada kondisi ini, terjadi
campuran darah yang kaya oksigen dengan darah yang kurang oksigen. Terdapat
empat abnormalitas yang sering terkait dengan Tetralogy of fallot. Pertama adalah
hipertrofi ventrikel kanan. Terjadinya pengecilan atau tahanan pada katup
pulmonari atau otot katup, yang menyebabkan katup terbuka kearah luar dari
ventrikel kanan. Ini akan menimbulkan restriksi pada aliran darah akan memaksa
ventrikel untuk bekerja lebih kuat yang akhirnya akan menimbulkan hipertrofi
pada ventrikel.
Kedua adalah ventricular septal defect. Pada
kondisi ini, adanya lubang pada dinding yang memisahkan dua ventrikel, akan
menyebabkan darah yang kaya oksigen dan darah yang kurang oksigen bercampur. Akibatnya
akan berkurang jumlah oksigen yang dihantar ke seluruh tubuh dan menimbulkan
gejala klinis berupa sianosis.
Ketiga adalah posisi aorta yang abnormal.
Keempat adalah pulmonary valve stenosis. Jika stenosis yang terjadi ringan,
sianosis yang minimal terjadi karena darah masih lagi bisa sampai ke paru.
Tetapi jika stenosisnya sedang atau berat, darah yang sampai ke paru adalah
lebih sedikit maka sianosis akan menjadi lebih berat (Amit K, 2008).
Isolated Patent Ductus
Arteriosus (PDA)
Pada kondisi Patent ductus arteriosus (PDA)
ductus arteriosus si anak gagal menutup dengan sempurna setelah si anak lahir.
Akibatnya terjadi bising jantung. Simptom yang terjadi antara lain adalah nafas
yang pendek dan aritmia jantung. Apabila dibiarkan dapat terjadi gagal jantung kongestif.
Semakin besar PDA, semaki buruk status kesehatan penderita (Amik K, 2008).
Tags
Darah dan Jantung