Pengertian strategi pembelajaran aktif adalah
metode pembelajaran dimana siswa diajak serta aktif dalam proses belajar
mengajar. Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Di
dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering digunakan
secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita (1995) istilah
strategi secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan strategi
pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang digunakan guru
untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya.
Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hisyam
Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007) adalah suatu pembelajaran
yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik
belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Di
sisi lain, Silberman (2006) menyatakan lingkungan fisik dalam kelas dapat
mendukung atau menghambat kegiatan belajar aktif. Sehingga dari pernyataan
tersebut perlengkapan kelas perlu disusun ulang untuk menciptakan formasi
tertentu yang sesuai dengan kondisi belajar siswa. Namun begitu di tidak ada satu susunan atau tata letak
yang mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang tersedia. Sepuluh kemungkinan
susunan tata letak meja dan kursi yang disarankan sebagai berikut: bentuk U,
gaya tim, meja konferensi, lingkaran, kelompok pada kelompok, ruang kerja,
pengelompokan berpencar, formasi tanda pangkat, ruang kelas tradisional,
auditorium. Sejalan dengan pendapat tersebut, Syamsu Mappa dan Anisa Basleman
(1994) menyatakan penggunaan meja, kursi dan papan tulis berroda lebih memungkinkan
berlangsungnya proses interaksi belajar dan membelajarkan yang bergairah.
Aktifitas siswa belajar di kelas terwujud
bila terjadi interaksi antar warga kelas.
Boakes dalam Mar’at (1984) menyatakan bahwa di dalam interaksi ada
aktifitas yang bersifat resiprokal (timbal balik) dan berdasarkan atas
kebutuhan bersama, ada aktifitas daripada pengungkapan perasaan, dan ada
hubungan untuk tukar-menukar pengetahuan yang didasarkan take and give, yang
semuanya dinyatakan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan.
Lebih lanjut, Syamsu Mappa dan Anisa Basleman
(1994) menyatakan hubungan timbal balik antar warga kelas yang harmonis dapat
merangsang terwujudnya masyarakat kelas yang gemar belajar. Dengan demikian,
upaya mengaktifkan siswa belajar dapat dilakukan dengan mengupayakan timbulnya
interaksi yang harmonis antar warga di dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi
bila setiap warga kelas melihat dan merasakan bahwa kegiatan belajar tersebut
sebagai sarana memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran, berdasarkan teori kebutuhan Maslow, Silberman (2006) menyatakan
kebutuhan akan rasa aman harus dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya kebutuhan
untuk mencapai sesuatu, mengambil resiko, dan menggali hal-hal baru.
Dari
pembahasan di atas, tip – tip dibawah ini dapat digunakan guru untuk mengarah
pada strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar:
- Selalu berpenampilan menarik dan penuh wibawa. Kesan pertama siswa saat bertemu gurunya adalah fisik dari guru tersebut. dengan penampilan yang menarik dan penuh wibawa akan membuat kesan yang positif dari siswa, sehingga dengan mudah guru akan dapat membawa siswa kedalam suasana belajar yang guru inginkan.
- Manfaatkan pertemuan pertama dengan siswa untuk perkenalan antar warga kelas, tunjukkan cara-cara belajar matematika yang baik, buatlah kesepakatan (kontrak) terkait norma-norma yang harus dipatuhi oleh warga kelas.
- Buatlah formasi tata letak meja, kursi, pajangan dinding, dan perabot kelas yang lain sesuai dengan kesepakatan warga kelas dan kebutuhan.
- Siapkan semua peralatan yang akan digunakan di dalam ruang kelas sebelum memulai pembelajaran.
- Mulailah proses belajar mengajar dengan materi yang ringan tetapi menantang yang dapat merangsang siswa turut aktif berfikir. Kemudian masuk pada materi yang akan kita ajarkan dengan senantiasa melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Misalkan senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang kita ajarkan agar siswa lebih mudah memahami materi yang kita berikan.
- Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu serta dengan salam yang menghangatkan, yaitu salam penuh kasih dan hormat.
- Gunakan bahasa yang santun, hormat, dan dengan nada bicara yang lembut.
- Memahami dan menghormati berbagai perbedaan yang ada.
- Menghormati kerahasiaan setiap siswa
- Tidak merendahkan dan mencemooh siswa
- Memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk bicara dan jangan mengintrupsi pembicaraan siswa
- Bila seorang siswa mengemukakan pendapat, jadilah pendengar yang baik dan selanjutnya berikan kesempatan kepada siswa lain untuk memahaminya dan memberikan komentarnya.
- Memahami dan menghormati pendapat setiap siswa, bila perlu melancarkan kritik: gunakan bahasa yang mengayomi, dan bila kritik bersifat pribadi seyogyanya dilakukan di ruang khusus.
- Sekali waktu, berilah kesempatan kepada siswa untuk memberikan saran atau kritik guna perbaikan proses pembelajaran.
- Sediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa di luar kelas.
Tags
Psikologi Pendidikan