Pengertian pijat adalah sentuhan komunikasi
yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi sudah dikenal sejak berabad-abad
yang lalu, pada berbagai bangsa dan kebudayaan, dengan berbagai bentuk terapi
dan tujuan. Pijat bayi merupakan pengungkapan rasa kasih sayang antara orang
tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang berdampak sangat luar biasa (Maharani,
2009). Sentuhan dan pelukan adalah salah satu kebutuhan dasar bayi
(Purnamasari, 2005).
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan
lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat
stimulasi (Soetjiningsih,1995).
Sentuhan ibu juga akan direspon oleh bayi
sebagai bentuk perlindungan, perhatian, dan ungkapan cinta. Semakin padat
frekuensi sentuhan, semakin dekat hubungan batin yang terjalin. Oleh sebab itu,
pemijatan sebaiknya dilakukan oleh ayah kakek atau nenek agar bayi tidak semakin
tinggi ketergantungannya hanya terhadap ibu (Subakti & Anggraini, 2008).
Masalahnya, sampai saat ini masih ada orang
tua yang menganggap pijat bukanlah sebuah bentuk terapi ilmiah sekaligus
alamiah bagi bayi. Sebagian ibu berpendapat pijat hanya perlu dilakukan ketika sikecil
mengalami sakit flu dan masuk angin. Namun fakta sejarah menyebutkan bahwa
pijat merupakan metode terapi sentuh tertua di Indonesia. Para ahli kesehatan
menemukan pijatan dengan teknik yang tepat kepada anak dan balita, bisa
dilakukan saat mereka dalam kondisi kesehatan yang baik (Maharani, 2009).
Namun, pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh
kembang bayi dengan resiko tinggi, misalnya berat lahir kurang dari 2000 gram
atau bayi prematur. Lebih dari itu, pijat bayi juga dapat mengurangi kambuhnya penyakit
kronis seperti asma dan juga dapat membantu bayi mengusir gejala kembung atau
kolik (Maharani, 2009).
Menurut
Subakti & Anggraini (2008) ada beberapa perbedaan antara pijat bayi
tradisional dan modern sebagai berikut:
- Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang katanya turun-temurun. Sedangkan, pijat modern justru dilakukan oleh ibunya sendiri, ayah, nenek, atau kakek yang merupakan orang terdekat dengan si kecil.
- Pijat tradisional menggunakan ramuan-ramuan pemijatan yang kadang tidak terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe, bawang,atau dedaunan yang dihancurkan. Ramuan ini mengandung minyak astiri yang dapat menyebabkan rasa gatal, panas, atau perih pada kulit bayi. Berbeda dengan pijat modern yang hanya menggunakan baby oil (minyak bayi), minyak zaitun murni, atau lotion (losion) yang dianjurkan oleh dokter.
- Pijat tradisional hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan kadang disertai dengan jamu. Sedangkan, pijat modern adalah terapi sehat tanpa jamu atau obat apapun.
- Karena ditujukan untuk mengatasi penyakit, pijat tradisional sering dipaksakan. Akibatnya, bayi menangis keras dan meronta-ronta. Setelah dipijat, bayi tidur lelap karena kelelahan menangis, bukan karena tenang. Sedangkan pijat modern justru ibu yang menunggu kesiapan bayi. Hal ini akan membuat bayi senang. Setelah itu, menjadi santai dan tidur karena puas dan nyaman.
Tags
Perkembangan Bayi