Pengertian obat herbal adalah obat-obat yang
dibuat dari bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun
tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal
dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003).
Sebanyak 150,000 daripada 250,000 spesis tumbuhan yang diketahui di dunia
adalah berasal dari kawasan tropika. Di Malaysia sahaja, kira-kira 1,230 jenis
spesies tumbuhan telah lama digunakan di dalam rawatan tradisional (Dharmaraj,
1998). Kaum Melayu misalnya sering menggunakan akar susun kelapa (Tabernaemontana
divaricata), akar melur (Jasminum sambac), bunga raya (hibisus rosa sinensis)
dan ubi memban (marantha arundinacea) untuk rawatan kanser (Dharmaraj, 1998).
Dalam pengobatan tradisional ini, memang
masih kurang data-data laboratorium tentang khasiat serta manfaat
tanaman-tanaman tersebut. Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter moderan
menganggap pengobatan alternatif ini kurang ilmiah karena tidak didukung dengan
data klinis yang valid. Para ahli pengobatan tradisional ini pada dasarnya
melihat kesehatan sebagai satu pendekatan holistik di mana jika adanya berlaku
gangguan pada salah satu organ tubuh maka ini akan menyebabkan
ketidakseimbangan pada organ tubuh yang lainnya. Tujuan utama pengobatan ini
dilakukan lebih kepada penyembuhan dengan menyeimbangkan kondisi organ-organ
ini dan bukan hanya untuk menghilangkan gejala sahaja (Mursito, 2002).
Keuntungan Penggunaan Obatan
Herbal
Keuntungan utama dalam menggunakan obatan
herbal ini adalah biayanya yang murah (Moh, 1998). Ini karena mudahnya dapat bahan
baku ini termasuklah bisa ditanam sendiri di halaman rumah sebagai bekalan.
Kebanyakan tumbuhan ini mudah membesar dan tidak memerlukan kos penjagaan yang
tinggi jika ditanam sendiri. Selain itu, efek samping yang ditimbulkannya
relatif kecil sehingga lebih aman digunakan daripada obat-obatan modern yang
banyak efek sampingnya. Malah di kalangan masyarakat, obat herbal ini dianggap
tidak memiliki efek samping walaupun sebenarnya dalam setiap tumbuhan ini
memiliki bahan kimia cuma dalam dosis yang relatif kecil sehingga tidak
memberikan efek yang besar pada penggunanya (Mangan, 2003).
Simplisia
Obat herbal ini biasanya disediakan dalam
bentuk ekstrak bahan baku dari tanaman herbal yang ada atau nama lainnya adalah
simplisia. Bahan bakunya bisa terdiri dari sebagian dari tumbuhan tersebut
seperti bagian batang, daun, akar, kulit, serta buah, maupun seluruh bagian
tumbuhan tersebut. Simplisia ini juga bisa diolah dalam bentuk segar ataupun
kering. Untuk simplisia bentuk segar, ini harus segera digunakan selagi dalam
keadaan baik dan juga dikhawatirkan akan tumbuh jamur atau mikroba lainnya.
Jika untuk penggunaan yang lama, biasanya akan digunakan simplisia bentuk
kering supaya dapat mempertahankan kandungan metabolit-metabolit yang penting
dalam mengobati pasien.
Kandungan metabolit ini terbagi dua yaitu
metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit sekunder inilah yang
memainkan peranan dalam bidang pengobatan. Beberapa contoh senyawa metabolit
yang ada dalam obat herbal ini adalah senyawa golongan alkaloida, glukosida,
politenol, flavonoida, antosian, seskuiterpen dan saponin. Jumlah metabolit
sekunder dalam satu simplisia amat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor lingkungan, umur tanaman sewaktu dipanen, waktu panen serta kegiatan
pasca panen. Waktu panen sangat berhubungan dengan pembentukan metabolit
sekunder, di mana yang terbaik adalah pada saat penghasilan metabolit sekunder
pada kadar maksimum. Sebagai contoh, tanaman poko (mentha piperita) akan
menghasilkan mentol tertinggi dalam daun mudanya saat tanaman itu berbunga.
Tags
Gizi dan Nutrisi