Pengetian kecemasan akademik adalah cara
tubuh memberitahu bahwa ada sesuatu dalam lingkungan yang membutuhkan
perhatian. Pada dasarnya serangkaian perubahan biokimia di otak dan tubuh,
seperti peningkatan adrenalin (menyebabkan jantung berdetak lebih cepat) dan
penurunan dalam dopamin (zat kimia yang ada diotak untuk membantu menahan rasa
sakit).
Perubahan ini dihasilkan dari keadaan
meningkatnya perhatian pada sumber kecemasan. Tingkat kecemasan yang tinggi
menyebabkan tubuh mempersiapkan untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman
yang dirasakan - biasanya disebut sebagai "fight or flight." (center
for learning & teaching, 2005).
Menurut Cornell University (2007), kecemasan
akademik adalah hasil dari proses biokimia dalam tubuh dan otak yang
meningkatkan dan membutuhkan perhatian. Perubahan terjadi dalam respon terhadap
situasi akademik, seperti menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di
kelas atau ketika ujian. Ketika kecemasan meningkat, tubuh akan memberikan
reaksi atau respon untuk menolak atau memperjuangkannya.
Menurut Otten (1991), Kecemasan akademik
adalah masalah yang penting yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika
kecemasan yang dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara
negatif karena siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut
mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas,
hal ini disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada
siswa. Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap
siswa karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas.
Tetapi
ada beberapa daftar pertanyaan yang dapat diisi yang dapat menunjukkan
kecemasan akademik, yang sesuai dengan situasi:
- Terus berkonsentrasi selama belajar terhadap konsekuensi yang buruk dari pemahaman yang tidak maksimal.
- Percaya bahwa hampir semua teman sekelas punya pengetahuan yang lebih, rentan terhadap kesalahan, atau lebih siap untuk sekolah.
- Pikirkan tes sebelumnya atau situasi belajar untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menjawab tes.
- Kecewa dengan diri sendiri setelah ujian karena telah membuat kesalahan
- Pikiran panik, khawatir dan frustrasi berulang kali yang mengganggu berkonsentrasi.
- Tekankan pada diri tentang pentingnya mendapatkan nilai bagus pada tes atau tugas.
- Kesuksesan masa lalu akan meningkatkan kepercayaan diri.
- Belajar dengan melakukan tugas yang berbeda.
- Hadir lebih awal bagaimana siswa selama tes.
- Tidak peduli berapa banyak waktu yang dicurahkan dan tidak pernah merasa cukup siap
- Khawatir bahwa selama ujian akan kehilangan kontrol emosi
- Terlibat dalam banyak jam-menonton selama ujian
- Pengalaman tentang tangan gemetar atau kelemahan fisik selama tes
- Gagal untuk menanyakan pertanyaan pada teman-teman atau instruktor karena takut memalukan diri sendiri dari informasi yang penting
- Berulang kali ujian, waktu yang lebih untuk tugas
- Pastikan jawaban PR atau tes.
- Menjawab pertanyaan tes dengan cepat sehingga salah menafsirkan arah atau gagal untuk pemberitahuan informasi penting
- Reaksi Pengalaman fisik seperti berkeringat, otot kaku, atau sakit perut sehingga dapat menghambat efektivitas dalam belajar
- Belajar untuk cermat, seperti mencoba mengingat hampir segala hal atau menggarisbawahi hampir setiap kalimat yang penting yang ada dibuku
- Bingung saat ujian sehingga lupa informasi yang telah kita ketahui sebelumnya
Tags
Psikologi Pendidikan