Pengertian dating violence menurut Straus
dalam jurnalnya Prevalence of Violence Against Dating Partners by Male and
Female University Students Worldwide (2004), adalah sebagai interaksi yang
‘saling’ (dyadic), termasuk didalamnya adalah mengadakan pertemuan untuk berinteraksi
dan melakukan aktivitas bersama dengan keinginan secara eksplisit dan implisit
untuk meneruskan hubungan setelah terdapat kesepakatan tentang status hubungan
mereka saat ini.
Collins
(dalam Marcus, 2007) mengatakan bahwa terdapat 5 hal yang dapat menjelaskan
sebuah hubungan sebagai dating. Kelima hal tersebut adalah:
- Involvement – apakah remaja tersebut pacaran, usia dimana dia memulai pacaran, dan konsistensi serta frekuensi pacaran
- Partner-selection – siapa yang mereka pilih menjadi pacar mereka (apakah usianya lebih tua, sama atau dari suku dan sosioekonomi status yang berbeda atau sama)
- Content – apa yang dilakukan mereka bersama-sama, keberagaman dari aktivitas yang dilakukan bersama, situasi yang dihindari ketika mereka bersama
- Quality – hal dimana hubungan tersebut menghasilkan suatu pengalaman yang menguntungkan, seperti intimacy, affection, nurturance, antagonism, and high conflict and controlling behaviors
- Cognitive and emotional processes – apakah terdapat partner yang memberikan respon emosional yang merusak, persepsi, harapan, schema, dan atribusi atas diri sendiri yang lebih didasarkan pada emosi.
Definisi violence menurut VandenBos (dalam
Marcus, 2007) merupakan ekspresi kemarahan dengan tujuan untuk melukai atau
merusak seseorang atau properti mereka secara fisik, emosi, maupun seksual. Dating
violence adalah tindakan atau ancaman untuk melakukan kekerasan, yang dilakukan
salah seorang anggota dalam hubungan dating ke anggota lainnya (Sugarman &
Hotaling dalam Krahe, 2001). Selain itu, menurut The National Clearinghouse on
Family Violence and Dating Violence (2006), dating violence adalah serangan
seksual, fisik, maupun emosional yang dilakukan kepada pasangan, sewaktu
berpacaran. The American Psychological Association (dalam Warkentin, 2008)
menyebutkan bahwa dating violence adalah kekerasan psikologis dan fisik yang
dilakukan oleh salah satu pihak dalam hubungan pacaran, yang mana perilaku ini
ditujukan untuk memperoleh kontrol, kekuasaan dan kekuatan atas pasangannya.
Peneliti di The University of Michigan Sexual
Assault Prevention and Awareness Center Burandt, Wickliffe, Scott, Handeyside,
Nimeh & Cope (dalam Murray, 2007) mendefiniskan dating violence sebagai
tindakan yang disengaja (intentional), yang dilakukan dengan menggunakan taktik
melukai dan paksaan fisik untuk memperoleh dan mempertahankan kekuatan (power)
dan kontrol (control) terhadap pasangan dating-nya. Lebih lanjut dikatakan
bahwa perilaku ini tidak dilakukan atas paksaan orang lain, sang pelaku lah
yang memutuskan untuk melakukan perilaku ini atau tidak, perilaku ini ditujukan
agar sang korban tetap bergantung atau terikat dengan pasangannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa dating violence adalah ancaman atau tindakan untuk melakukan kekerasan
kepada salah satu pihak dalam hubungan berpacaran, yang mana kekerasan ini
ditujukan untuk memperoleh kontrol, kekuasaan dan kekuatan atas pasangannya,
perilaku ini bisa dalam bentuk kekerasan emosional, fisik dan seksual.
Tags
Perkembangan Remaja