Terdapat beberapa cara untuk pengendalian
kecoa. Jenis-jenis kecoa yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat dan tempat
hidupnya pada umumnya berada di dalam lingkungan manusia dan khususnya di dalam
lingkungan kapal antara lain: German cockroach (Blatella germanica), American
cockroach (Periplaneta americana), Oriental cockroach (Blatta orientalis) Brown-banded
cockroach (Supella longipalpa), Australian cockroach (Periplaneta fuliginosa)
dan Brown cockroach (Periplanetabrunnea) (Aryatie, 2005).
Menurut Depkes RI (2002), kecoa merupakan
serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, alat angkut,
gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat hidupnya
dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat
makanan, hidupnya berkelompok, dapat terbang aktif pada malam hari seperti di
dapur, tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor. Umumnya
menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering
bersembunyi di celah-celah. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka
biasa hidup di tempat kotor dan dalam keadaan tertentu mengeluarkan cairan yang
berbau tidak sedap. Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan
penyakit.
Peranan
tersebut antara lain:
- Sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.
- Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
- Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan pada kelopak mata.
Menurut Aryatie (2005), penularan penyakit
dapat terjadi melalui bakteri atau kuman penyakit yang terdapat pada sampah
atau sisa makanan, dimana kuman tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh
lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, selanjutnya kuman
penyakit tersebut mengkontaminasi makanan. Vektor yang paling sering dijumpai
di atas kapal adalah kecoa. Pada umumnya kecoa merupakan binatang malam. Pada
siang hari mereka bersembunyi di dalam lubang atau celah-celah tersembunyi.
Kecoa yang menjadi permasalahan dalam
kesehatan manusia adalah kecoa yang sering berkembangbiak dan hidup di sekitar
makhluk hidup yang sudah mati. Aktivitas kecoa kebanyakan berkeliaran di dalam
ruangan melewati dinding, pipa-pipa atau tempat sanitasi. Kecoa dapat
mengeluarkan zat yang baunya tidak sedap sehingga kita dapat mendeteksi tempat
hidupnya. Jika dilihat dari kebiasaan dan tempat hidupnya, sangat mungkin kecoa
dapat menularkan penyakit pada manusia. Kuman penyakit yang menempel pada
tubuhnya yang dibawa dari tempat-tempat yang kotor akan tertinggal atau
menempel di tempat yang dia hinggapi.
Cara
pengendalian kecoa menurut Depkes RI (2002), ditujukan terhadap kapsul telur
dan kecoa:
- Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan cara: Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding, celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan membakar/dihancurkan.
- Pemberantasan kecoa Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia. Secara fisik atau mekanis dengan: (a) Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan, (b) Menyiram tempat perindukkan dengan air panas, (c) Menutup celah-celah dinding. Secara Kimiawi: (a) Menggunakan bahan kimia (insektisida) dengan formulasi spray (pengasapan), dust (bubuk), aerosol (semprotan) atau bait (umpan).
Selanjutnya kebersihan merupakan kunci utama
dalam pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan dengan cara-cara seperti
sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dengan baik dan intervensi kimiawi
(insektisida, repellent, attractan).
Strategi
pengendalian kecoa ada 4 cara (Depkes RI, 2002):
Pencegahan
Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan
secara teliti barang-barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas
kapal, serta menutup semua celah-celah, lobang atau tempat-tempat tersembunyi
yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur, kamar mandi, pintu dan
jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.
Sanitasi
Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan
makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain, membersihkan remah-remah atau
sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah
dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi persembunyian
kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor, furniture, dan tempat
tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus ditutup, dengan
cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran air (drainase), bak cuci
piring dan washtafel. Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat dilakukan juga dengan
membersihkan lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain, tidak menggantung
atau segera mencuci pakaian kotor dan kain lap kotor.
Trapping
Perangkap kecoa yang sudah dijual secara
komersil dapat membantu untuk menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat
monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang efektif adalah pada sudut-sudut
ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di dalam lemari, di dalam
basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air.
Pengendalian dengan
insektisida
Insektisida yang banyak digunakan untuk
pengendalian kecoa antara lain: Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane,
golongan organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel.
Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan apabila ketiga cara di atas
telah dipraktekkan namun tidak berhasil.
Disamping itu bisa juga diindikasikan bahwa
pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga cara tersebut di atas
(pencegahan, sanitasi, trapping) dilakukan dengan cara yang salah atau tidak
pernah melakukan sama sekali. Celah-celah atau lobanglobang dinding, lantai dan
lain-lain merupakan tempat persembunyian yang baik. Lobang-lobang yang demikian
hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida seperti Natrium Fluoride
(beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum dan Rotenone, Chlordane 2,5 %, efeknya
baik dan tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat
persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan
apabila infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif
adalah dengan fumigasi.