Manfaat manajemen strategis sangat besar bagi
sebuah organisasi. Pelaksanaan manajemen strategis mendatatangkan manfaat yang
tidak sedikit bagi organisasi.
Pearce
dan Robinson (1997) dalam Yoshida (2006) menyimpulkan manfaat manajemen
strategis yang diberikan ketika organisasi menjalankan manajemen strategis,
yaitu:
- Manajemen strategis digunakan sebagai cara untuk mengantisipasi peluang dan ancaman dari perubahan lingkungan pada masa mendatang.
- Manajemen strategis memberikan gambaran pada anggota organisasi di masa mendatang
- Manajemen strategis memonitor apa yang terjadi dalam organisasi sehingga apabila organisasi tersebut menghadapi masalah, dapat dengan segera diketahui akar permasalahannya yang akan memudahkan untuk mencari solusinya.
Selain itu banyak manfaat lain yang
perusahaan dapatkan ketika manajemen strategis dilaksanakan dalam suatu
organisasi, manajemen strategis membuat organisasi lebih proaktif daripada
reaktif dalam membentuk masa depannya, manajemen strategis membuat organisasi
dapat mulai mempengaruhi (bukan hanya menanggapi) berbagai kegiatan dengan
demikian perusahaan dapat mengendalikan nasibnya sendiri.
Secara historis manfaat utama dari manajemen
strategis adalah membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih
baik melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasional untuk
menentukan pilihan strategi. Tetapi perumusan strategi-strategi tersebut harus
diimplementasikan secara efektif.
Untuk itulah, agar dapat berhasil, rencana
yang menyatu, luas dan terintegrasi merupakan masalah operasional dan oleh
karena itu, sebuah rencana strategis harus diintegrasikan dengan masalah
operasional.
Perbedaan
antara Manajemen Operasional dengan Perencanaan Strategis
No
|
Manajemen
Operasional
|
Perencanaan
Strategis
|
1
|
Menangani sasaran yang didapat dari tujuan
yang ditetapkan
|
Mengidentifikasi dan mengevaluasi
tujuan dan strategi baru
|
2
|
Sasaran biasanya disahkan
berdasarkan pengalaman yang luas
pada masa lalu
|
Tujuan dan strategi yang baru dapat
diperdebatkan secara panjang lebar;
pengalaman di dalam organisasi atau
perusahaan lainnya mungkin minim
sekali
|
3
|
Sasaran diperkecil menjadi
subsasaran
untuk unit fungsional
|
Tujuan biasanya dinilai terutama
untuk kepentingan perusahaan
|
4
|
Para manajer cenderung untuk
diidentifikasi dengan fungsi atau
pekerjaan dan lebih banyak menangani
sasarannya
|
Para manajer membutuhkan
pandangan yang berorientasi pada
lingkungan
|
5
|
Para manajer mendapatkan bukti
pekerjaan mereka mencapai tujuan
relatif dengan segera
|
Bukti jasa dari tujuan atau strategi
baru biasanya baru didapatkan
setelah beberapa tahun
|
6
|
Rancangan, baik yang resmi maupun
sosial, dikaitkan pasa sasaran
operasi
|
Rancangan paling-paling dikaitkan dengan rencana secara longgar
|
7
|
”Peraturan
permainan” telah dipahami
benar-benar.
Orang yang berpengalaman merasa berwenang dan
yakin
|
Lapangan
usaha baru harus
dipertimbangkan.
Pengalaman yang
lalu
mungkin tidak memberikan
kewenangan
dalam suatu ”permainan
baru”
|
8
|
Hasil
segera nampak, kongkrit dan
tidak
asing
|
Isyu
dan masalahnya abstrak dan
dapat
tertunda (sampai titik jauh) dan
mungkin
pula asing.
|
Sumber:
Robert Mainer., “The Impact of Strategic
Planning on Executive Behavior”, Boston Consulting
Group,
1968, hal. 4-5.
Tags
Industri dan Jasa