Konsep balanced scorecard adalah sebuah
konsep dengan menggunakan skor kartu untuk mengukur kinerja. Dalam era yang
baru ini sistem informasi organisasi yang hanya terbatas pada tolak ukur
finansial tidak lagi memadai untuk memobilisasi dan mengeksploitasi sumber daya
yang sebagian besar merupakan aset tak berwujud. Dengan demikian untuk meningkatkan
mutu informasi dalam proses perumusan dan implementasi strategi, diperlukan
sistem informasi multidimensional yang meliputi baik sistem informasi finansial
maupun non-finansial.
Untuk mengatasi kebutuhan akan sebuah sistem
informasi yang multidimensional tersebut, Robert S. Kaplan dan David P. Norton
memperkenalkan sebuah instrument pengukuran yang komprehensif yang belakangan
ini terkenal dengan sebutan balanced scorecard.
Menurut Kaplan dan Norton sendiri (1996), balanced scorecard merupakan: “… a set of
measures thar gives top managers a fast but comprehensive view of the business..includes
financial measures that tell the results of action already taken…complements
the financial measures with operational measures on customer satisfaction,
internal process, and the organization’s innovation and improvement activities
– operational measures that are the drivers of future financial performance”.
Sementara menurut Mulyadi (2001), balanced
scorecard terdiri dari dua kata yaitu kartu skor (scorecard) dan berimbang
(balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat hasil
kinerja. Sedangkan kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja
diukur dari dua aspek secara berimbang yaitu aspek keuangan dan non-keuangan,
jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
Empat Langkah Penggunaan
Balanced Scorecard
Untuk
menerapkan balanced scorecard dalam suatu organisasi, Norton dan Kaplan (1996)
menjelaskan bahwa organisasi harus:
- Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
- Mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan dan ukuran strategis
- Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
- Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Keempat
tahap tersebut disebut juga sebagai kerangka kerja manajemen strategis.
Tags
Industri dan Jasa