Komponen
modal kerja terdiri dari bebepa bagian. Menurut Tampubolon (2005) komponen
modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan. Komponen modeal kerja
menurut Tampubolon, terdiri dari:
Aktiva lancar
Kas
(kas dan setara kas) dan surat berharga
Dalam
pemilihan besaran alat likuid antara kas (kas dan setara kas) dan surat berharga,
manajer keuangan akan menghadapi masalah, seperti yang berkaitan dengan manajer
operasional. Penyediaan alat likuid kas yang ”idle” seharusnya dapat
ditempatkan dalam surat berharga yang dapat memberikan hasil.
Piutang
Piutang
ini terjadi karena Korporasi menjual barang secara kredit, sehingga sangat
berkaitan dengan manajemen kredit yang diberikan oleh Korporasi.
Persediaan
barang
Dalam
persediaan barang biasanya terdapat perbedaan menyangkut perkiraan-perkiraan atau
pos-pos, yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan. Pada perusahaan dagang
mungkin hanya terdapat perkiraan persediaan (persediaan barang dagangan),
sedangkan pada perusahaan produksi (yang melakukan pembuatan barang),
persediaannya akan terdiri dari bahan mentah, barang setengah jadi dan barang
jadi. Perusahaan produksi melakukan investasi dalam persediaan barang ini yang
menyangkut opportunity cost dari modal yang tertanam dalam persediaan, biaya
penyimpanan, dan risiko kerusakan barang. Sedangkan manfaat persediaan adalah
untuk memenuhi permintaan, khususnya di dalam jumlah besar dan tak terduga.
Hutang lancar
- Utang dagang Merupakan utang kepada perusahaan lain karena pembelian barang. Utang dagang ini merupakan kebalikan dari piutang. Di dalam investasi untuk aktiva lancar, suatu korporasi dapat membiayainya dengan kredit jangka pendek. Salah satu caranya adalah melalui kredit bank. Manajemen sumber dana jangka pendek merupakan konsepsi tentang modal kerja, dalam kaitannya dengan penilaian korporasi.
- Beberapa komponen penting lainnya yang merupakan hutang jangka pendek (hutang lancar) seperti kewajiban akrual, wesel bayar (hutang wesel) dan lainnya.
Tags
Industri dan Jasa