Keterampilan literasi informasi merupakan
modal besar bagi seseorang. Literasi sangat diperlukan agar dapat hidup sukses
dan berhasil dalam era masyarakat informasi dan dalam penerapan kurikulum
berbasis kompetensi di dunia pendidikan. Dengan memiliki literasi informasi
maka seseorang akan terus berusaha belajar untuk memperoleh informasi dan menciptakan
pengetahuan-pengetahuan baru. Untuk itu ada beberapa langkah-langkah dalam
memperoleh kemampuan tersebut.
Menurut
Gunawan (2008) ada 7 (tujuh) langkah dalam memperoleh kemampuan literasi
informasi. Tujuh langkah keterampilan tersebut adalah:
Merumuskan masalah
Langkah
awal dalam perumusan masalah adalah mengidentifikasi masalah. Langkah-langkah
dalam perumusan masalah adalah:
- Melakukan analisis situasi. Analisis situasi adalah mencari informasi yang dapat diperoleh melalui perpustakaan, toko buku, internet dan pusat-pusat informasi lainnya.
- Brainstroming. Brainstroming adalah teknik yang digunakan dalam mengembangkan dan menciptakan ide-ide baru untuk penyelesaian suatu masalah.
- Mengajukan pertanyaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong berpikir secara kritis.
- Memvisualisasikan pemikiran (mind mapping). Kegiatan memvisualisasikan pemikiran dilakukan dengan penggambaran hubungan diantara konsep-konsep.
Mengidentifikasi sumber
informasi
Sumber-sumber informasi terdiri dari sumber
informasi tercetak (buku, jurnal, majalah, laporan penelitian) dan sumber
elektronik (melalui internet yaitu jurnal elektronik, buku elektronik, dan
informasi-informasi elektronik lainnya).
Ada
beberapa kriteria penilaian sumber informasi
- Relevansi. Relevansi adalah menilai sejauh mana informasi yang dikandung sesuai dengan topik yang dibahas dan dapat dilihat dari kedalaman dan sumber referensi yang jelas.
- Kredibilitas. Kredibilitas adalah menentukan sejauh mana sumber informasi dapat dipercaya. Kredibilitas dapat dilihat dari: - Kredibilitas pencipta dan penanggung jawab Dilihat dari sejauh mana suatu lembaga dan pencipta menghasilkan karya dan bagaimana latar belakang dari penanggung jawab dan pencipta bisa dilihat dari biografi penanggung jawab. - Proses pembuatan Proses pembuatan dapat dilihat dari proses penelaan. Suatu karya akan semakin berkualitas apabila melewati suatu proses penelaan dari para ilmuwan. - Pemanfaatan Pemanfaatan sumber informasi dapat dilihat dari seberapa sering orang menggunakan sumber informasi tersebut atau dengan kata lain tingkat pemanfaatannya.
- Kemuktahiran. Kemutakhiran sumber informasi dapat dilihat dari tahun terbit, keterangan kapan revisi terakhir kali, keterangan kapan revisi secara berkala dan daftar pustaka. Sedangkan kalau melalui sumber internet, kemutakhiran dapat dilihat kapan situs tersebut dibuat dan kapan terakhir kali di up date.
Mengakses informasi
Langkah
langkah dalam mengakses informasi adalah:
- Mengetahui kebutuhan informasi.
- Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan seperti di perpustakaan OPAC, Katalog, WEBPAC dan di internet seperti search engine, meta search engine.
- Menyusun strategi penelusuran misalnya dengan operator boolean.
Menggunakan informasi
Sumber informasi yang ditawarkan di era
globalisasi informasi sangat banyak tetapi belum semua informasi tersebut
sesuai dengan kebutuhan informasi.
Sehingga
perlu melakukan seleksi terhadap informasi dengan kriteria sebagai berikut:
- Relevan. Informasi dikatakan relevan jika sesuai dengan masalah yang dibahas.
- Akurat. Informasi yang akurat adalah informasi yang tidak menyesatkan. Sehingga untuk membutikannya perlu diperiksa terlebih dahulu.
- Objektif. Suatu karya dikatakan objektif apabila berdasarkan fakta dan fenomena yang dapat diamati.
- Kemutakhiran. Kemutakhiran informasi dapat dilihat dari waktu pengumpulan informasi, waktu publikasi, waktu pemberian hak cipta atau paten, dan waktu publikasi sumber-sumber yang mendukung bila berbentuk tulisan.
- Kelengkapan dan kedalaman suatu karya. Kelengkapan dan kedalaman suatu karya dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan pencipta informasi menguasai bidang tersebut.
Menciptakan karya
Penciptaan
suatu karya harus berdasarkan persyaratan COCTUC yaitu:
- Clarifity (kejelasan). Suatu karya ditulis harus berdasarkan langkah-langkah, tidak berbelit-belit/langsung ke topik permasalahan, disusun secara logis dan menggunakan sudut pandang yang konsisten.
- Organization (organisasi). Pengorganisasian suatu karya dilakukan dengan cara penyusunan ide-ide yang akan dibahas dalam karya tersebut.
- Pertalian suatu karya dapat dilihat dari hubungan yang jelas antara ide-ide maupun gagasan-gagasan yang dibahas dalam topik tersebut.
- Transision (transisi). Transisi diperlukan agar suatu informasi mudah dimengerti. Transisi disebut juga dengan penghubung. Transisi dibuat antara kalimat-kalimat, paragraf ke paragraf dan ide ke ide. Transisi juga bisa dilakukan dengan menggunakan kata ganti.
- Utility (kesatuan). Suatu karya yang baik adalah apabila memiliki satu kesatuan misalnya kalimat demi kalimat dan paragraf demi paragraf.
- Conciseness (kepadatan). Kepadatan suatu karya dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunan kata-kata atau frase-frase berlebihan dan berbelit-belit. Plagiarisme merupakan hal yang harus dihindari dalam menciptakan suatu karya. Hal ini dilakukan dengan mencantumkan sumber informasi yang diambil setiap kali digunakan.
Mengevaluasi
Kegiatan mengevaluasi suatu karya dapat
dilakukan dengan membaca karya yang akan dievaluasi. Kita harus membaca secara
teliti agar dapat melihat kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul baik pada
bagian pendahuluan, isi dan penutup.
Menarik pelajaran
Pelajaran dapat diperoleh berdasarkan
kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan dan pengalaman baik pengalaman sendiri
maupun orang lain. Pelajaran ini juga dilakukan dengan membuat sebuah catatan
mengenai apa saja yang telah dilakukan dan dipelajari.
Hal
yang sama juga dijabarkan oleh Campbell dalam Jesus (2008) bahwa ada beberapa
langkah-langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi yaitu:
Merumuskan
kebutuhan informasi
Merumuskan kebutuhan informasi merupakan
tahap awal dalam melakukan penelusuran informasi. Kegunaan dari indentifikasi
informasi adalah seseorang akan mengetahui apa kegunaan informasi yang dicari
misalnya untuk pendidikan, kesehatan dan hubungan dengan masyarakat.
Mengalokasikan
dan mengevaluasi kualitas informasi
Mengalokasikan informasi dapat dilakukan
dengan cara manual atau pun membuatnya ke dalam database agar suatu saat
diperlukan bisa ditemu kembali. Kualitas dari informasi dapat dilihat dari
penggunaan informasi tersebut dan kredibilitas dari informasi tersebut. Apabila
kriteria informasi dipenuhi oleh suatu informasi maka kualitasnya semakin baik.
Menyimpan
dan menemu kembalikan informasi
Seseorang harus mampu menyimpan informasi
yang sudah diperoleh agar suatu saat informasi tersebut mudah ditemukan kembali
ketika akan digunakan. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
manual maupun elektronik. Sistem manual dapat dilakukan dengan menggunakan
rak-rak perpustakaan sedangkan sistem elektronik dapat dilakukan dengan
menggunakan komputer.
Menggunakan
informasi secara efektif dan efisien
Kemampuan ini digunakan agar seseorang mampu
menggunakan informasi yang diperoleh secara efektif dan efisien.
Mengkomunikasikan
pengetahuan
Kemampuan ini bertujuan untuk memampukan
seseorang dalam menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkan atau
mengkomunikasikan kepada orang lain yang membutuhkan informasi tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat
dikatakan bahwa untuk memperoleh literasi informasi seseorang harus menguasai
dan mempelajari langkah-langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi.
Apabila langkah-langkah literasi informasi tersebut dikuasai maka kemampuan
literasinya akan semakin meningkat.
Tags
Komunikasi