Karakteristik aktualisasi diri memiliki
ciri-ciri khas. Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri dengan optimal
akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Menurut
Maslow pada tahun 1970 (Kozier dan Erb, 1998), ada beberapa karakteristik yang
menunjukkan sseorang mencapai aktualisasi diri.
Karakteristik aktualisasi diri antara lain
sebagai berikut:
Mampu melihat realitas
secara lebih efisien
Karakteristik atau kapasitas ini akan membuat
seseorang untuk mampu mengenali kebohongan, kecurangan, dan kepalsuan yang dilakukan
orang lain, serta mampu menganalisis secara kritis, logis, dan mendalam
terhadap segala fenomena alam dan kehidupan. Karakter tersebut tidak
menimbulkan sikap yang emosional, melainkan lebih objektif. Dia akan
mendengarkan apa yang seharusnya didengarkan, bukan mendengar apa yang
diinginkan, dan ditakuti oleh orang lain. Ketajaman pengamatan terhadap
realitas kehidupan akan menghasilkan pola pikir yang cemerlang menerawang jauh
ke depan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan sesaat.
Penerimaan terhadap diri
sendiri dan orang lain apa adanya
Orang yang telah mengaktualisasikan dirinya akan
melihat orang lain seperti melihat dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan
dan kelebihan. Sifat ini akan menghasilkan sikap toleransi yang tinggi terhadap
orang lain serta kesabaran yang tinggi dalam menerima diri sendiri dan orang
lain. Dia akan membuka diri terhadap kritikan, saran, ataupun nasehat dari
orang lain terhadap dirinya.
Spontanitas, kesederhaan dan
kewajaran
Orang yang mengaktualisasikan diri dengan
benar ditandai dengan segala tindakan, perilaku, dan gagasannya dilakukan
secara spontan, wajar, dan tidak dibuat-buat. Dengan demikian, apa yang ia lakukan
tidak pura-pura. Sifat ini akan melahirkan sikap lapang dada terhadap apa yang
menjadi kebiasaan masyarakatnya asak tidak bertentangan dengan prinsipnya yang
paling utama, meskipun dalam hati ia menertawakannya. Namun apabila
lingkungan/kebiasaan di masyarakat sudah bertentangan dengan prinsip yang ia
yakini, maka ia tidak segan-segan untuk mengemukakannya dengan asertif.
Kebiasaanmasyarakat tersebut antara lain seperti adat-istiadat yang amoral, kebohongan,
dan kehidupan sosial yang tidak manusiawi.
Terpusat pada persoalan
Orang yang mengaktualisasikan diri seluruh
pikiran, perilaku, dan gagasannya bukan didasarkan untuk kebaikan dirinya saja,
namun didasarkan atas apa kebaikan dan kepentingan yang dibutuhkan oleh umat
manusia. Dengan demikian, segala pikiran, perilaku, dan gagasannya terpusat
pada persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, bukan persoalan yang bersifat
egois.
Membutuhkan kesendirian
Pada umumnya orang yang sudah mencapai
aktualisasi diri cenderung memisahkan diri. Sikap ini didasarkan atas
persepsinya mengenai sesuatu yang ia anggap benar, tetapi tidak bersifat egois.
Ia tidak bergantung pada pada pikiran orang lain. Sifat yang demikian,
membuatnya tenang dan logis dalam menghadapi masalah. Ia senantiasa menjaga
martabat dan harga dirinya, meskipun ia berada di lingkungan yang kurang
terhormat. Sifat memisahkan diri ini terwujud dalam otonomi pengambilan keputusan.
Keputusan yang diambilnya tidak dipengaruhi oleh orang lain. Dia akan
bertanggung jawab terhadap segala keputusan/kebijakan yang diambil.
Otonomi (kemandirian
terhadap kebudayaan dan lingkungan)
Orang yang sudah mencapai aktualisasi diri,
tidak menggantungkan diri pada lingkungannya. Ia dapat melakukan apa saja dan
dimana saja tanpa dipengaruhi oleh lingkungan (situasi dan kondisi) yang
mengelilinginya. Kemandirian ini menunjukkan ketahanannya terhadap segala
persoalan yang mengguncang, tanpa putus asa apalagi sampai bunuh diri.
Kebutuhan terhadap orang lain tidak bersifat ketergantungan, sehingga
pertumbuhan dan perkembangan dirinya lebih optimal.
Kesegaran dan apresiasi yang
berkelanjutan
Ini merupakan manifestasi dari rasa syukur
atas segala potensi yang dimiliki pada orang yang mampu mengakualisasikan
dirinya. Ia akan diselimuti perasaan senang, kagum, dan tidak bosan terhadap segala
apa yang dia miliki. Walaupun hal ia miliki tersebut merupakan hal yang biasa
saja. Implikasinya adalah ia mampu mengapresiasikan segala apa yang
dimilikinya. Kegagalan seseorang dalam mengapresiasikan segala yang dimilikinya
dapat menyebabkan ia menjadi manusia yang serakah dan berperilaku melanggar hak
asasi orang lain.
Kesadaran sosial
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri,
jiwanya diliputi oleh perasaan empati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu
orang lain. Perasaan tersebut ada walaupun orang lain berperilaku jahat terhadap
dirinya. Dorongan ini akan memunculkan kesadaran sosial di mana ia memiliki
rasa untuk bermasyarakat dan menolong orang lain.
Hubungan interpersonal
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri
mempunyai kecenderungan untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Ia
dapat menjalin hubungan yang akrab dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Hubungan
interpersonal ini tidak didasari oleh tendensi pribadi ynag sesaat, namun
dilandasi oleh perasaan cinta, kasih sayang, dan kesabaran meskipun orang
tersebut mungkin tidak cocok dengan perilaku masyarakat di sekelilingnya.
Demokratis
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri
memiliki sifat demokratis. Sifat ini dimanifestasikan denga perilaku yang tidak
membedakan orang lain berdasarkan penggolongan, etis, agama, suku, ras, status
sosial ekonomi, partai dan lain-lain. Sifat demokratis ini lahir karena pada
orang yang mengaktualisasikan diri tidak mempunyai perasaan risih bergaul dengan
orang lain. Juga karena sikapnya yang rendah hati, sehingga ia senantiasa
menghormati orang lain tanpa terkecuali.
Rasa humor yang bermakna dan
etis
Rasa humor orang yang mengaktualisasikan diri
berbeda dengan humor kebanyakan orang. Ia tidak akan tertawa terhadap humor
yang menghina, merendahkan bahkan menjelekkan orang lain. Humor orang yang
mengaktualisasikan diri bukan saja menimbulkan tertawa, tetapi sarat dengan
makna dan nilai pendidikan. Humornya benar-benar menggambarkan hakikat
manusiawi yang menghormati dan menjunjumg tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Kreativitas
Sikap kreatif merupakan karakteristik lain
yang dimiliki oleh orang yang mengaktualisasikan diri. Kreativitas ini
diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang spontan, asli,
tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.
Independensi
Ia mampu mempertahankan pendirian dan
keputusan-keputusan yang ia ambil. Tidak goyah atau terpengaruh oleh berbagai guncangan
ataupun kepentingan.
Pengalaman puncak (peak
experiance)
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan
memiliki perasaan yang menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batas atau sekat
antara dirinya dengan alam semesta. Artinya, orang yang mampu mengaktualisasikan
diri terbebas dari sekat-sekat berupa suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan,
dan sekat-sekat lainnya. Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur,
ikhlas, bersahaja, tulus hati , dan terbuka.
Karakter-karakter ini merupakan cerminan
orang yang berada pada pencapaian kehidupan yang prima (peak experience). Konsekuensinya
ia akan merasakan bersyukur pada Tuhan, orang tua, orang lain, alam, dan segala
sesuatu yang menyebabkan keberuntungan tersebut.