Keterampilan
berbicara adalah tingkah laku manusia yang paling berarti. Anak-anak belajar
berbicara dari manusia sekitarnya, anggota keluarga, teman sepermainan, teman
satu sekolah dan guru. Jenis berbicara dapat dilhat dari beberapa hal antara
lain: ada diskusi, ada percakapan, ada pidato, menghibur, ada ceramah, ada
bertelepon, dan sebagainya.
Menurut
Djago Tarigan (1997/1998) berdasarkan titik pandang orang mengklasifikasikan
berbicara antar lain:
Situasi
Aktivitas
berbicara terjadi atau berlangsung dalam suasana, situasi, dan lingkungan
tertentu. Suasana dan lingkungan
bersifat resmi atau formal atau bisa bersifat informal atau tak resmi.
Setiap situasi yang ada dibutuhkan keterampilan berbicara tertentu. Misal anak
berbicara dengan teman bermainya berbeda dengan anak berbicara dengan gurunya.
Kegiatan berbicara tak resmi biasanya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat
Dari uraian diatas itu berarti situasi dalam berbicara merupakan suasuna dalam
berbicara yang berlangsung, dapat bersifat informal, resmi, formal, dan tak
resmi. Keterampilan berbicara yang bersifat informal antara lain: tukar
pendapat, menyampaikan berita, bertelepon, dan memberi petunjuk. Sedangkan
keterampilan berbicara formal antara lain: ceramah, interview, prosedur
parlementer, bercerita.
Tujuan
Jenis keterampilan berdasarkan tujuan adalah untuk
menghibur, menginformasikan, menstimulasi, menyakinkan atau menggerakkan. Dalam
berbicara untuk menghibur biasanya dilakukan dalam suasana santai, rileks, dan
kocak, namun tetap ada pesan dalam pembicaraan tersebut. Berbeda dengan
berbicara menginformasikan bersuasana serius, tertib, dan hening pesan lebih
diutamakan. Berbicara untuk menstimulasi terasa kaku pembicara berkedudukan
lebih tinggi dari pada pendengar. Berbicara menyakinkan suasananya bersifat
serius, mencekam, dalam hal ini keterampilan harus bisa merubah pendengar dari yang
tidak setuju menjadi setuju 1 pendapat semua. Berbicara menggerakkan memerlukan
keterampilan untuk membangkitkan semangat.
Metode Penyampaian
Keterampilan
berbicara menggunakan metode penyampaian untuk mencapai tujuan diantaranya:
keterampilan berbicara mendadak, pada anak usia dini biasanya saat anak
bercerita pengalamannya di depan kelas tanpa ada persiapan karena selesai libur
semester. Keterampilan berbicara berdasarkan catatan kecil jika guru meminta
anak membacakan arti dari sebuah doa, sedangkan keterampilan berdasarkan
hafalan saat anak membacakan deklamasi atau puisi.
Jumlah Penyimak
Keterampilan
menyimak dalam keterampilan berbicara saling berhubungan karena melibatkan
koordinasi dua pihak yaitu pembicara dan pendengar. Keterampialn berbicara
merundingkan atau mendiskusikan sesuatu. Jenis keterampilan ini biasanya
dilakukan saat guru dan murid membicarakan sesuatu dalam pokok bahasan yang
dipandu oleh guru, sedangkan teman-teman yang lain menyimak bahasan tersebut.
Peristiwa Khusus
Keterampilan
berbicara dalam jenis berbicara pada peristiwa khusus yang hanya sekali terjadi
pada masing-masing individu anak. Misalnya keterampilan berbicara pada
peristiwa khusus saat anak maju memperkenalkan namanya sendiri dan anggota
keluarga yang lain, saat ulang tahun anak juga memberi sambutan ucapan
terimakasih karena teman-temanya sudah datang.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan keterampilan berbicara berdasarkan jenisnya ada
bermacam-macam. Saat keterampilan berbicara dimiliki anak dapat ditempatkan
sesuai dengan jenisnya. Namun ini juga perlu stimulasi oleh orang tua dan guru
disekolah untuk mengembangkan keterampilan tersebut.